Travelling Indonesia – Onde-onde! Jajanan khas Mojokerto ini memiliki rasa yang enak. Bentuknya bulat dan ditaburi dengan wijen, diisi dengan kacang hijau dan seiring dengan perkembangan zaman memiliki varian yang beraneka ragam. Mulai dari kacang hijau, matcha, cokelat, durian, nangka, keju hingga mozarella.
Di Indonesia sendiri, onde-onde sudah ada sejak zaman Majapahit. Kue ini sangar terkenal di Mojokerto yang dijuluki sebagai Kota Onde-onde. Di Mojokerto terdapat toko yang khusus menjual onde-onde yaitu Toko Bo Liem di Mojokerto, yang sudah berdiri sejak 1929.
Berdasarkan sejarah, onde-onde disebut berasal dari Cina. Salah satu bangsa yang memiliki pengaruh besar terhadap khazanah kuliner Indonesia. Banyak kuliner Indonesia yang merupakan adaptasi dan akulturasi dari tradisi dapur Tiongkok.
Sejarah Onde-onde
Meski onde-onde sudah ada sejak zaman Majapahit, nyatanya onde-onde bukan kue asli dari Indonesia. Onde-onde diketahui berasal dari Tiongkok yang dibuat pada masa kekuasaan Dinasti Zhou, yaitu sekitar 1045-256 SM.
Uniknya kue bertabur biji wijen ini ternyata memiliki banyak nama dan varian isi. Pada masa kekaisaran Dinasti Tang, seorang sastrawan bernama Wang Fanzhi sempat menuliskan bahwa onde-onde merupakan salah satu makanan istimewa di Istana Kekaisaran Chang’an dengan sebutan ludeui.
Sementara sebagian masyarakat di Tiongkok Utara mengenalnya dengan matuan. Di daerah lain berbeda lagi, ada yang menyebutnya ma yuan dan ada juga yang menamakannya jen dai.
Dalam sejarahnya onde-onde pertama kali dibawa oleh pedagang Tiongkok ke Indonesia pada 1300-1500 M. Dibawa oleh Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming.
Semua itu terjadi ketika Laksamana Cheng Ho mengunjungi Majapahit pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana. Wikramawardhana sendiri adalah raja kelima Majapahit yang memerintah berdampingan dengan istri sekaligus sepupunya, yaitu Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk.
Awalnya panganan ini hanya berisi gula merah dan rasanya manis. Namun di Indonesia sendiri onde-onde ini kemudian dimodifikasi dengan penambahan kacang hijau sehingga memiliki rasa yang sedikit gurih dan cocok dengan lidah pribumi.
Onde-onde sendiri dalam bahasa jawa disebut sebagai ondhé-ondhé. Jika biasanya onde-onde mempunyai bahan dasar campuran dari tepung beras dan tepung ketan, maka berbeda dengan yang ada di Mojokerto.
Onde-onde yang ada di Mojokerto berasal dari tepung terigu yang diberi pewarna seperti putih, merah, dan hijau.
Filosofi Onde-onde
Dahulu onde-onde dibuat untuk disajikan kepada tukang kayu dan tukang batu yang saat itu sedang membangun istana kekaisaran. Kudapan ini merupakan perlambang dari keselamatan dan kebersamaan.
Sedangkan saat perayaan Cap Go Meh di Indonesia, onde-onde melambangkan keberuntungan dan harapan kehidupan yang lebih baik.
Meski onde-onde dapat dijumpai di berbagai daerah di Jawa, namun onde-onde populer sebagai oleh-oleh khas Mojokerto. Bahkan di Mojokerto, selain menjadi oleh-oleh khas bagi pengunjung dan wisatawan, onde-onde juga biasa hadir dalam pelbagai jamuan pesta hajatan warga, seperti pernikahan, khitanan, dan selamatan. Sehingga di Mojokerto, banyak dijumpai toko yang menjual onde-onde.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.