Travelling Indonesia – Tragedi laut kembali mengguncang perairan Indonesia. Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali, Rabu (2/7/25) malam, setelah mengalami kebocoran serius di ruang mesin.
Kapal nahas ini sedang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, saat sinyal darurat pertama kali diterima pada pukul 22.17 WIB. Komunikasi dengan kapal terputus sekitar pukul 23.25 WIB, menandakan kapal telah sepenuhnya tenggelam.
Kondisi darurat kembali dikonfirmasi oleh Dermaga LCM Gilimanuk sekitar pukul 00.16 WITA saat KMP Tunu Pratama Jaya kembali mengirimkan sinyal bantuan melalui Channel 17. Namun hanya tiga menit kemudian, kapal mengalami blackout total dan kehilangan kendali, dan memperparah situasi di tengah arus laut yang deras.
Baca:
- Kemenpar Dukung Festival Seni Budaya Krisna-Saba di Bali
- Momentum Liburan Sekolah, Ancol Targetkan 680 Ribu Pengunjung
- Car Free Night Dikaji, Gubernur Pastikan Tak Ganggu Aktivitas Hotel
Begitu laporan diterima, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) langsung menggerakkan unit penyelamat dari Pos SAR Banyuwangi. Dengan menggunakan Rigid Inflatable Boat, tim SAR meluncur ke titik koordinat terakhir kapal dilaporkan terlihat.
Tak hanya dari Banyuwangi, tim penyelamat dari Pos SAR Jembrana, Bali, juga diterjunkan untuk memperkuat pencarian dari sisi timur Selat Bali. Operasi lintas wilayah ini menunjukkan koordinasi cepat antara instansi di dua provinsi yang dipisahkan selat sempit namun padat lalu lintas tersebut.
Hingga Kamis pagi, berdasarkan data awal dari manifes kapal, terdapat 65 orang di atas KMP Tunu Pratama Jaya, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru. Selain membawa penumpang, kapal ini juga mengangkut 22 unit kendaraan bermotor, di antaranya 14 truk tronton, sejumlah mobil pribadi, dan sepeda motor.

Namun, seperti lazimnya dalam tragedi laut, data manifes kerap tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Petugas SAR masih terus mencocokkan data manifes dengan hasil evakuasi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban tewas atau hilang.
Tim SAR menghadapi tantangan besar dalam operasi penyelamatan. Selain cuaca malam yang berkabut dan minim pencahayaan, arus laut di Selat Bali dikenal kuat dan berubah-ubah dengan cepat. Kecepatan angin dan tinggi gelombang menjadi variabel penting yang menentukan efektivitas pencarian.
Pihak Kepolisian Air dan Otoritas Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Ketapang telah memulai penyelidikan awal untuk mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal. Beberapa kru telah dimintai keterangan, dan logbook pelayaran telah diamankan.
Sementara itu, posko pengaduan dan informasi dibuka di dua lokasi: Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk. Keluarga penumpang yang belum mendapatkan kabar mendatangi posko dengan penuh kecemasan.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.