Travelling Indonesia – Taman Wisata Alam Gua Kristal merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Kupang. Secara administratif terletak di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Untuk mencapai ke objek wisata ini dari Kota Kupang memerlukan waktu sekitar 15-30 menit dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua, roda empat atau roda enam.
Pengunjung ke lokasi ini melalui jalan ke Bolok menuju Kawasan Industri Bolok. Ketika sampai di Bolok ada papan penunjuk arah menuju Ditpolairud Polda NTT dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah Kupang.
Pengunjung masuk ke arah tersebut sekitar 150 meter sudah terlihat ada papan Taman Wisata Alam Gua Kristal.
Jika pengunjung membawa kendaraan maka bisa diparkir di sekitar pekarangan warga atau di tepi jalan karena kendaraan tidak bisa dibawa sampai ke gua tersebut.
Pengunjung harus berjalan kaki sekitar 100 meter melintas lahan masyarakat untuk mencapai gua ini.
Pengunjung akan menyusuri jalan kecil yang dipenuhi batu-batu karang. Gua ini dikelilingi pagar dari batu dan kawat berduri.
Ada pintu yang dibuat seadanya oleh pemilik lahan agar setiap pengunjung bisa antre saat masuk.
Di pintu ini ada petugas yang akan menagih tiket masuk. Ada pengunjung yang membayar saat hendak pulang.
Tarif masuk ke Gua Kristal, untuk per orang dewasa maupun anak-anak Rp5.000.
Ada batu karang yang mengelilingi atas mulut gua. Suasana di musim kemarau terlihat tandus di sekeliling gua ini.
Terlihat ada tulisan Well Come to Goa Kristal. Terdapat beberapa pohon seperti kedondong dan taduk.
Pengunjung ada yang membawa makanan siap saji, ada juga yang membawa ayam hidup untuk diolah di lokasi ini.
Untuk masuk ke gua harus didampingi penjaga gua, karena membutuhkan penerangan dan juga harus ekstra hati-hati.
Pasalnya, untuk masuk ke gua hingga menemukan air, harus melewati jalan menurun di atas batu yang agak licin dan cukup terjal.
Jika ragu untuk turun ke dalam gua dengan alas kaki, maka pengunjung disarankan membuka alas kaki.
Penjaga objek wisata Gua Kristal Otsmi Neno pada kesempatan ini mendampingi para pengunjung, turun ke gua lebih dahulu kemudian menyalakan senter agar pengunjung bisa melihat jelas jalur jalan masuk ke gua.
Untuk menjangkau gua ini memang perlu ekstra hati-hati karena harus menuruni bebatuan yang licin sekitar 20-25 meter.
Airnya yang berwarna biru ini sangat bersih dan cukup dingin. Tak ada lumpur dan sampah apa pun di dalam goa.
Airnya yang jernih ini dan akan menampilkan kristal saat terkena sorotan cahaya lampu senter atau penerangan. Fenomena inilah yang kemudian warga menamainya Gua Kristal.
Di dalam gua ini terdapat batu-batu stalaktik (batuan yang runcing, berlubang dan lancip serta ujungnya mengarah ke bawah).
Saat berada di dalam gua, senter juga terus dinyalakan agar pengunjung bisa menikmati suasana di dalam gua, terutama bagi pengunjung yang berenang.
Setiap pengunjung yang masuk ke gua sudah pasti akan meminta penjaga gua supaya menyalakan senter di atas permukaan air. Ketika cahaya senter mengena air, maka akan menghasilkan kristal. Itulah salah satu keunikan yang terdapat di gua ini.
Tentang arus kunjungan, Otsmi mengatakan, selama masa Pandemi Covid-19 pengunjung ke gua itu tidak begitu banyak. Namun, belakangan ini cukup lumayan.
Sedangkan hari kunjungan, ia mengakui tidak menentu, kadang pengunjung padat saat hari libur dan juga bisa di hari kerja.
“Pengunjung bervariasi, jadi bisa saja ramai di hari kerja dan juga bisa saat hari libur libur seperti Sabtu dan Minggu. Bahkan bisa juga sepi di hari libur,” kata Otsmi.
Menurut Otsmi, gua itu mulai terkenal dan viral saat adanya shuting Si Bolang/Si Bocah Petualang. Kemudian semakin viral ketika ada shuting ‘my trip my adventure’.
Ditanyai apa yang dilakukan pengunjung di dalam gua, ia mengatakan, kebanyakan datang untuk berfoto kemudian mandi.
“Airnya biru dan jernih sehingga pengunjung suka foto di dalam. Saat foto kita nyalakan senter di dalam air dan kelihatan kilauan air dalam gua seperti kristal. Senter yang kami gunakan adalah senter diving,” ujarnya.
Sedangkan soal kebersihan di lingkungan sekitar maupun di dalam gua, ia mengatakan, mereka sebagai penjaga selalu membersihkan sampah yang ada, selain itu mereka juga mengimbau agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.
Dia juga mengatakan, gua itu memiliki terowongan yang panjangnya sekitar 250 meter sampai ke laut. Bahkan, pernah ada pengunjung yang melakukan diving dari gua itu dan keluar di laut.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.