Travelling Indonesia – Menutup 2025, Museum MACAN membuka ruangnya untuk sebuah pameran yang memadukan sains, alam, dan ketakjuban paling purba manusia: rasa ingin tahu. Bertajuk Olafur Eliasson: Your curious journey, pameran ini merangkum lebih dari tiga dekade eksplorasi seorang perupa Denmark-Islandia yang dikenal karena caranya “menghidupkan” fenomena alam di dalam ruang.
Sejak 1990-an, Eliasson menggali hubungan antara manusia dan lingkungannya, bukan lewat narasi, melainkan pengalaman sensorik. Cahaya, kabut, air, bayangan, dan geometri menjadi bahasanya. Di MACAN, bahasa itu disusun kembali dalam konfigurasi baru, termasuk sejumlah karya yang hanya hadir di Jakarta.
Karya-karya Eliasson kerap menyingkirkan posisi manusia sebagai pengamat tunggal. Fenomena alam—yang selama ini kita anggap sebagai objek pasif, tiba di sini dengan “kemauan”nya sendiri. Elemen-elemen seperti embusan kabut atau pantulan cahaya tak sekadar mempercantik ruang; mereka menginterupsi persepsi, memaksa kita merevisi cara melihat.
Baca:
- Sepotong Surga Tersembunyi Bernama Sudamala Resort Seraya
- Pesona Alam dari Destinasi Wisata Hidden Gems di Bali
- Banjir Masih Rendam Sejumlah Titik di DKI Jakarta
“Memelihara rasa ingin tahu berarti membuka diri untuk melihat yang tak terduga,” ujar Eliasson, menekankan bahwa karya seni baru menjadi utuh ketika pengunjung berinteraksi dengannya. Multiverses and futures (2017), salah satu karya kunci yang tampil di Jakarta, memperlihatkan gagasan itu lewat kaleidoskop yang memecah pandangan menjadi serpihan realitas yang saling bertubrukan.
Dalam pernyataannya, Eliasson menyebut bahwa karya-karya ini “telah menempuh perjalanan jauh untuk tiba di Jakarta”. Karya-karya itu memuat jejak proses kreatif, keputusan teknis, hingga tantangan fisik yang membentuknya.
Namun perjalanan para pengunjung tak kalah relevan. “Anda pun telah menempuh perjalanan untuk tiba di sini,” ujar Eliasson. Di MACAN, karya dan pengunjung berjumpa dengan membawa bagasi pengalaman masing-masing, membentuk relasi baru yang hanya mungkin terjadi di ruang dan waktu ini.

Museum MACAN menyebut pameran ini sebagai undangan untuk terlibat secara mendalam dengan cahaya, warna, dan elemen-elemen yang menyinggung ulang peran manusia dalam proses pembentukan dunia.
Kesadaran ekologis menjadi benang merahnya, melalui pengalaman yang mengaktifkan panca indera. Setiap pengunjung diajak berhenti sejenak, menarik napas, dan mengamati bagaimana alam berbicara lewat ritme dan sinyalnya.
“Upaya-upaya kecil dapat menimbulkan efek berantai,” ujar Direktur Museum MACAN, Venus Lau, menekankan bahwa pameran ini tak hanya berbicara tentang seni, tetapi juga tentang tanggung jawab kita sebagai bagian dari ekosistem luas yang saling terhubung.
Olafur Eliasson: Your curious journey dibuka untuk publik mulai 29 November 2025 hingga 12 April 2026. Sejumlah program publik mengiringi hari pembukaan, termasuk Young & Curious: Children & Family Tour yang dirancang sebagai pengalaman sensorik untuk anak-anak, serta sesi perbincangan langsung bersama sang perupa.
Pameran ini mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga kultur Denmark, menandai 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Denmark, dan turut melibatkan sederet mitra media dan institusi publik.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.












