Travelling Indonesia – Salah satu pernak-pernik tradisi unik yang dapat ditemukan dalam penyelenggaraan Erau adalah penggunaan tambak karang.
Tambak karang adalah lukisan atau gambar berwarna-warni yang berfungsi sebagai alas dari area pelaksanaan suatu ritual sakral tertentu dalam Erau.
Gambar atau lukisan ini terbuat dari beras yang diberi berbagai macam warna. Beras-beras ini disusun sedemikian rupa sehingga membentuk motif khusus yang masing-masing memiliki makna dan fungsi yang spesifik.
Baca:
- Sup Parende Khas Buton, Lezat dan Bergizi
- Astindo Travel Fair 2023 Berlangsung Serentak di 4 Kota
- Kampung Lolai, Negeri di Atas Awan Milik Toraja Utara
Tambak karang dapat ditemukan di sejumlah ritual sakral yang berlangsung dalam Festival Erau atau sebuah tradisi budaya Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun dengan pusat kegiatan di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Salah satu di antaranya adalah ritual mendirikan tiang ayu yang menjadi penanda dimulainya Erau.
Dalam ritual ini, tambak karang yang digunakan bermotif empat naga dan seluang emas berwarna warni sebagai alas dari kasur kuning yang menjadi tempat bersemayamnya Sangkoh Piatu.
Pada bagian moncong dari setiap naga, diletakkan dua buah pisang yang menyimbolkan taring.
Di antara kedua pisang, diletakkan sebutir telur ayam kampung putih yang melambangkan kemala (batu pusaka).
Pada ritual beluluh, tambak karang digunakan sebagai alas dari balai yang terbuat dari bambu dengan jumlah tiang yang beragam, tergantung status orang yang didudukkan di atasnya.
Setelah upacara beluluh selesai, beras warna-warni dari tambak karang ini dikumpulkan dan dibawa ke kerumunan masyarakat yang memadati pelataran depan Keraton. Beras ini akan diperebutkan oleh warga karena dianggap membawa berkah atau peruntungan bagi mereka.
Pada malam ketujuh Festival Erau, saat dilangsungkannya ritual menyisik lembu suana, digunakan tambak karang bermotif lembu suana. Tambak karang ini dibuat dengan menggunakan beras dengan 37 jenis warna.
Saat ritual berlangsung, kerabat Kesultanan dan para tamu akan melemparkan uang ke arah gambar lembu suana sambil menghaturkan keinginan/niat. Uang yang terserak di atas lukisan ini akan diserahkan kepada para dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) yang mengabdikan diri untuk menjalankan ritual-ritual Keraton Kutai.
Secara garis besar, ada beberapa jenis motif tambak karang, yaitu lembu suana, karang genta, karang dungkul, karang indra geni, karang terate, karang daulan, dan karang paoh.
Menurut Awang Imaluddin, salah satu penanggungjawab ritual sakral di lingkungan Keraton Kutai, sejak dahulu motif tambak karang dibuat oleh seorang petugas khusus di kalangan abdi keraton, karena memerlukan keterampilan tinggi dalam pembuatannya.
Keterampilan dan tugas ini diwariskan turun temurun kepada anak-cucunya. Meski demikian, kini pembuatan tambak karang dilakukan dengan bantuan pola atau cetakan, karena kualitas keterampilan dari para pembuat tambak karang telah berubah seiring zaman.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.