Travelling Indonesia – Secara administratif, Danau Singkarak berada di dua daerah, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dari kelima danau yang ada di Provinsi Sumatra Barat, Singkarak, merupakan danau yang terbesar.
Danau Singkarak berada di jalan raya lintas Sumatra, tepatnya di jalur Solok-Bukittinggi. Siapa saja yang melalui jalan raya tersebut dapat menikmati keindahan danau berlatar Gunung Merapi dan Gunung Singgalang ini. Pemandangan alam di danau ini sungguh memukau.
Selain jalan raya, di sisi danau juga terdapat rel tua yang melintas di antara jalan raya dan perbukitan. Rel tersebut dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai sarana pengangkutan batu bara dari Sawahlunto ke Pelabuhan Emma Haven atau Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.
Baca:
- Makna Di Balik Kain Bermotif Kerawang Gayo
- Beragam Kuliner Indonesia Terpopuler di Mancanegara
- Berikut Tarif Baru Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Danau Singkarak merupakan danau tektonik dengan luas sekitar 107,8 kilometer persegi. Danau ini merupakan danau terluas kedua di Pulau Sumatra setelah Danau Toba. Permukaan danau berada di ketinggian 363 meter di atas permukaan laut. Kedalaman danau mencapai 268 meter.
Danau ini merupakan bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang termasuk di antara segmen dari Sesar Sumatra.
Cekungan dari danau ini terbentuk dari sebuah amblesan yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan Sesar Sumatera. Cekungan besar ini terbendung oleh material vulkanik dari letusan gunung api sekitarnya. Akibat pembendungan material vulkanik ini, terbentuklah Danau Maninjau di satu bagian Cekungan Singkarak-Solok.
Namun berbeda dengan Danau Maninjau yang terbentuk akibat letusan gunung api, Danau Singkarak terbentuk karena proses tektonik. Karena tergolong dalam kategori danau tektonik, ukuran danau ini masih dapat berubah mengikuti pergeseran lempeng bumi.
Menurut hasil penelitian para ahli, panjang danau pada awalnya hanya tiga kilometer (km), kemudian bertambah menjadi delapan km, 13 km, dan terakhir sekitar 23 km. Diperkirakan, panjang danau ini masih bisa bertambah.
Berdasarkan catatan sejarah, keindahan Danau Singkarak pertama kali dipublikasikan kepada dunia tahun 1905 lewat sebuah buku karya Ernst Haeckel, seorang naturalis (peneliti) asal Jerman.
Ernst Haeckel tak hanya meneliti ekosistem danau dan sekitarnya, ia bahkan terkagum-kagum dengan keindahan danau ini. Untuk meluapkan kekagumannya, Haeckel pun membuat ‘replika’ keindahan danau ini dalam sebuah lukisan di bukunya.
Saat ini, danau ini semakin dikenal, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Terutama setelah diadakannya perhelatan Balap Sepeda Tour de Singkarak yang dilaksanakan setiap tahun sejak 2009.
Ada beberapa spot di ketinggian yang bisa digunakan sebagai tempat untuk menikmati keindahan danau yang dikelilingi Bukit Barisan ini.
Spot tersebut antara lain Puncak Thailand, Puncak Aua Sarumpun atau Layang-Layang, Puncak Payo atau Putaran Angin, Puncak Gobah Aripan, Puncak Cinangkiak, Puncak Akasia, Puncak Makau-makau, Puncak Gagoan, dan Puncak Ahmad Sadin.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.