• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Travel

Slow Travel, Jadi Tren Liburan Masa Kini

Austin Devon by Austin Devon
March 6, 2023
in Travel
Slow Travel, Jadi Tren Liburan Masa Kini

Ilustrasi travelling. (Pexels/Sake)

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Tren wisata berubah seiring waktu, terutama setelah peristiwa pandemi Covid-19. Mungkin dahulu mengunjungi berbagai destinasi dalam satu waktu menjadi pilihan, tetapi kini banyak yang melakukan perjalanan wisata dengan lebih santai untuk mengeksplorasi satu atau beberapa tempat saja.

Disebut slow tourism atau slow travel, tren ini terinspirasi oleh gerakan slow food yang berkembang sebagai protes atas pembukaan restoran cepat saji di Roma, tepat di sebelah Spanish Steps, pada 1986. Mengutip Booking.com, slow food dirancang untuk mempromosikan makanan lokal, tradisional, dan diperluas ke cara makanan disajikan hingga bagaimana makanan itu diproduksi.

Ketika dunia menjadi semakin terhubung dan penerbangan menjadi lebih pendek, beberapa pelancong mulai mengadaptasi gerakan itu dengan menciptakan perjalanan yang lambat.

Baca:

  • Kemolekan Kampung Adat Prailiu di Sumba Timur
  • Sayur Besan Khas Betawi, Sajian Spesial Acara Pernikahan
  • Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Dickinson dan Lumsdon (2010) mendefinisikan slow tourism sebagai bepergian ke tujuan lebih lambat melalui darat, tinggal lebih lama, dan lebih sedikit perjalanan. Slow tourism menggabungkan perjalanan ke suatu tujuan sebagai sebuah pengalaman dan begitu sampai, wisatawan meluangkan waktu untuk menjelajahi sejarah dan budaya lokal, serta mendukung lingkungan.

Sementara itu, ahli geografi ekonomi Rafael Matos-Wasem, menyebut hakikat slow tourism atau slow traveladalah meluangkan waktu dan melekat pada tempat di tempat tujuan. Gerakan ini diyakini berdampak positif terhadap lingkungan sosial dan ekonomi di destinasi tujuan.

Setidaknya ada beberapa jenis slow travel. Di antaranya yakni backpacking, perjalanan darat, ikut bisnis perjalanan, menjadi relawan pariwisata, mengunjungi teman atau kerabat, mendaki, dan bersepeda.

Manfaat Slow Travel

Sementara itu, ada sejumlah manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika melakukan slow travel atau slow tourism. Mulai dari menikmati perjalanan dengan petualangan seru hingga menghemat uang, berikut lima manfaat slow tourism yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Nikmati Perjalanan & Petualangan

Inti dari slow travel adalah menikmati perjalanan dan mengeksplorasi destinasi wisata yang dituju. Akan lebih seru ketika pelancong mencari permata tersembunyi dengan berjalan menelusuri lokasi di sekitar, mencoba masakan tradisional, mengunjungi pasar lokal, mempelajari keterampilan baru, hingga melihat bentuk seni asli di daerah tersebut.

Mengobrol dengan warga setempat bisa membantu kamu menemukan hidden gem untuk berpetualang lebih seru dan menyenangkan. Lupakan perencanaan atau peta yang ketat. Alih-alih mencoba menjejalkan sebanyak mungkin pengalaman ke dalam liburan, selektiflah dan manfaatkan pengalaman yang kamu pilih.

2. Terhubung Dengan Penduduk Setempat

Ketika kamu melakukan slow travel, penting untuk berbincang dengan dengan penduduk setempat yang kamu temui. Selain menjadi cara terbaik untuk menemukan kekayaan lokal dan pengalaman autentik, kamu juga bisa  menemukan perspektif baru, tradisi, dan bahkan mungkin pelajaran hidup.

Berbincang dengan penduduk setempat dapat membuat ikatan. Pertemanan atau persaudaraan akan terjalin. Kamu jadi punya tujuan dan selalu diterima ketika ingin kembali ke destinasi wisata itu. “Merasa menjadi bagian dari kehidupan komunitas lokal dapat menciptakan rasa sejahtera yang luar biasa,” ujar Sally Gandon, seorang konsultan di Acorn Tourism Consulting, dikutip dari Newsweek, Jumat (3/3).

3. Berkontribusi pada Perekonomian Lokal

Slow travel biasanya mengeksplorasi lokasi wisata terpencil dan kurang dikenal, padahal memiliki pesona yang indah. Dengan berlibur ke sana, kamu berkontribusi membantu penduduk dan perekonomian lokal.

“Slow travel baik untuk orang-orang yang menyewakan akomodasi di kota-kota lokal. Itu menciptakan lapangan kerja dan berkelanjutan,” kata David Ward-Perkins, konsultan senior di TEAM Tourism Consulting.

4. Menghemat Uang

Manfaat paling nyata dari slow travel yakni kamu bisa menghemat uang. Ketika kamu hanya tinggal di suatu tempat dalam satu waktu, kamu tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk transportasi. Cukup dengan berjalan kaki untuk menjelajahi destinasi atau menggunakan transportasi lokal yang biayanya murah.

Jika bisa dekat dengan penduduk setempat, kamu bahkan tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa tempat penginapan atau membayar paket sarapan di restoran yang biasanya mahal. Mereka akan menyediakan gratis untuk kamu karena karakter penduduk desa yang ramah.

5. Mengurangi Jejak Karbon

Kamu bisa berkontribusi terhadap lingkungan dengan melakukan slow travel. Oleh karena tren ini mengutamakan perjalanan darat, kamu bisa berkontribusi mengurangi emisi dari penggunaan pesawat. Tidak dapat disangkal bahwa perjalanan udara berdampak negatif pada planet ini.

Air Transport Action Group mencatat perjalanan pesawat bertanggung jawab atas 2,1 persen emisi karbon yang disebabkan oleh manusia. Sementara itu, menurut penelitian, kapal pesiar adalah pencemar utama dan berbahaya bagi satwa liar. “Potensi bencana lingkungan dari perubahan iklim telah meningkatkan tren slow travel,” sebut Ward-Perkins.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.

Tags: Peta Wisata IndonesiaSlow TourismSlow TravelTravelling Indonesia
Previous Post

Komunitas Sepakbola Seejontor FC Rayakan Ulang Tahun Pertama

Next Post

Bukit Doa Kelong, Wisata Religi di Tomohon

Related Posts

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali
Travel

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali

July 3, 2025
Rute Baru AirAsia Adelaide-Bali Perkuat Akses Wisman Australia ke Indonesia
Travel

Rute Baru AirAsia Adelaide-Bali Perkuat Akses Wisman Australia ke Indonesia

June 30, 2025
Kemenpar Promosikan Destinasi Bali dan Jakarta ke Pasar India
Travel

Kemenpar Promosikan Destinasi Bali dan Jakarta ke Pasar India

June 19, 2025
Pungutan Pajak Wisatawan Mancanegara ke Bali Segera Diberlakukan
Travel

Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Kembali Normal!

June 19, 2025
Kolaborasi Pelaku Jasa Wisata di Banyuwangi Travel Mart 2025
Travel

Kolaborasi Pelaku Jasa Wisata di Banyuwangi Travel Mart 2025

June 12, 2025
Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Kemenpar Berikan Himbauan
Travel

Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Kemenpar Berikan Himbauan

May 13, 2025
Next Post
Bukit Doa Kelong, Wisata Religi di Tomohon

Bukit Doa Kelong, Wisata Religi di Tomohon

Popular

  • Arsitektur Atraktif Garrya Bianti Yogyakarta

    Arsitektur Atraktif Garrya Bianti Yogyakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Permainan Egrang Bambu, Dolanan Tradisional Anak Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengungkap Keunikan Senjata Tradisional Asal Manado dan Filosofinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreasi Unik Kipas khas Bali dari Kayu Cendana dan Keistimewaannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Estetis Ukiran Gebyok, Sejarah Lahirnya Kreativitas Budaya Jawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Pantai Nirwana, Serpihan Surga di Tanah Buton

Pantai Nirwana, Serpihan Surga di Tanah Buton

August 19, 2025
Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

August 19, 2025
BSD Secret Zoo, Edukasi Satwa Terbaru Karya Sinar Mas Land

BSD Secret Zoo, Edukasi Satwa Terbaru Karya Sinar Mas Land

August 15, 2025
Menelusuri Alam Hijau Megamendung di Kencana Valley

Menelusuri Alam Hijau Megamendung di Kencana Valley

August 12, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022