• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Destination

Lawang Sewu, Bangunan 1000 Pintu Bernuansa Horor

Beno Alfredo by Beno Alfredo
June 24, 2022
in Destination
Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang - Dok. Heritage KAI

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Lawang Sewu merupakan rangkaian kata yang berasal dari bahasa daerah yaitu Jawa, Lawang Sewu jika diterjemahkan memiliki arti 1000 pintu. Bangunan yang menjadi ikon ini adalah gedung bersejarah di Tanah Air yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah.

Gedung yang dahulu digunakan sebagai kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dinamakan Lawang Sewu karena gedung ini memiliki pintu yang sangat banyak, walau pada kenyataan jumlah pintu Lawang Sewu hanya sekitar kurang 430 pintu, tidak mencapai 1000.

Ada pintu ada pula jendela, jendela yang ada di Lawang Sewu ini tinggi dan lebar, mirip dengan pintu. Masyarakat yang berwisata ke Lawang Sewu kadang keliru dalam membedakan jendela dengan pintu.

Sejarah Lawang Sewu

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Lawang Sewu, sebuah bangunan kuno dan megah berlantai dua ini dibangun di atas lahan seluas 14.216 m2 pada 27 Februari 1904 dengan nama lain Het hoofdkantoor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij, atau dalam bahasa Indonesia artinya Kantor Pusat Perusahaan Kereta Api India Timur Belanda milik NIS.

Ikustrasi Lawang Sewu, Semarang

Pembangunan ini didasari perihal perluasan kantor perusahaan NIS. Pada 1864, jalur kereta api di Indonesia pertama kali dibangun untuk menghubungkan stasiun Semarang NIS dan Stasiun Tanggung. Karena semakin berkembang, pada 1873 diperpanjang untuk menghubungkan Semarang, Solo dan Yogyakarta.

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Tujuan awal dari pembangunan jalur kereta api ini adalah untuk mengangkut hasil perkebunan dan pertanian dari daerah kekuasaan keraton Solo dan Yogyakarta atau Voorstenlanden menuju ke pelabuhan Semarang. Dapat dilihat bahwa perkembangan dari perusahaan NIS ini pastinya juga menambah jumlah pegawai saat itu.

Mengingat gedungnya tidak cukup memadai dengan bertambahnya jumlah pekerja maka NIS memutuskan untuk membangun kantor administrasi baru di Semarang, yaitu Lawang Sewu.

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Perencanaan pembangunan gedung Lawang Sewu saat itu dipercayakan pembangunannya kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag yang berada di Amsterdam.

Namun, bangunan Lawang Sewu ini juga difungsikan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah, setelah Indonesia Merdeka. Juga dipakai dan digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKRAI).

Bangunan Lawang Sewu ini juga memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsungnya peristiwa pertempuran lima hari atau Palagan Limang Dina di Semarang pada 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945.

Gedung Lawang Sewu ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA, kepanjangan dari Angkatan Muda Kereta Api, melawan Kempetai dan Kidobutai asal Jepang.

Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Sebelum Indonesia merdeka, ketika Belanda menyerah tanpa syarat pada pihak Jepang, bangunan Lawang Sewu ini dikuasai oleh tentara Jepang, ruang bawah tanah yang sebelumnya digunakan oleh Belanda sebagai pendingin alami untuk bangunan dan terdapat genangan air bersih, digunakan oleh Jepang sebagai penjara bawah tanah. Dalam sebuah ruangan yang sempit itu, para tawanan perang dipaksa masuk ke dalam sel.

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Konon katanya ruangan bawah tanah yang tergenang oleh air itu bisa mencapai setinggi leher orang dewasa. Lantas, Lawang Sewu seketika berubah menjadi tempat yang menyeramkan kala itu.

Wisata Malam Lawang Sewu

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Sejarah Lawang Sewu yang bisa dikatakan kelam ini, membuat gedung tersebut dijadikan tempat untuk uji nyali. Alasannya, di Lawang Sewu sering terlihat penampakan makhluk halus, kejadian-kejadian misterius hingga momen kesurupan yang dialami pengunjung Lawang Sewu.

Dengan uraian kisah tersebut, banyak pengunjung memilih untuk berwisata malam di Lawang Sewu. Namun sekarang gedung Lawang Sewu sudah terang benderang dengan dihiasi lampu-lampu cantik berwarna kuning yang menambah kesan megah akan bangunan bersejarah ini.

Destinasi Favorit di Semarang

Ilustrasi Lawang Sewu, Semarang

Bangunan Lawang Sewu yang tua dan menyeramkan telah mendapat perhatian, sekaligus mengalami konservasi serta revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT KAI Persero. Lokasi Lawang Sewu yang mistis berubah jadi indah, dan Lawang Sewu wajib masuk daftar kunjungan saat Anda berpelesir ke Semarang.

Lawang Sewu kini tidak lagi sepi dan menyeramkan apalagi angker. Karena sudah banyak aktivitas di sana dan banyak dikunjungi masyarakat. Untuk para wisatawan juga bisa membeli suvenir yang banyak dijual bahkan ada juga restoran cepat saji di lokasi Lawang Sewu.

Sejarah Lawang Sewu sudah semakin jelas diketahui oleh khalayak luas, bukan hanya sekedar cerita-cerita mistisnya. Kini, gedung bersejarah peninggalan zaman Belanda sudah dijadikan cagar budaya dan dilindungi oleh pemerintah.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram https://instagram.com/travellingindonesiacom?igshid=YmMyMTA2M2Y, Facebook https://www.facebook.com/groups/392631742735837/?ref=share, dan Twitter https://twitter.com/travell_in?t=lhFS4MS7pr5q0UBGCiZSdA&s=09.

Tags: DestinasiJawa TengahLawang SewuPeta Wisata IndonesiaSemarangTravelling IndonesiaWisata
Previous Post

Pasar Seni Kuta, Pusat Cendera Mata khas Bali

Next Post

Musisi Top Tanah Air Ramaikan Festival Musik Swaraya 2022

Next Post
Swara Kebun Raya atau Swaraya 2022

Musisi Top Tanah Air Ramaikan Festival Musik Swaraya 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Raja Ampat

Raja Ampat, Pulau Surga di Ujung Papua

February 4, 2023
Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

December 29, 2022
Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

January 22, 2023
Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

January 11, 2023
Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

3
Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

2
Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

1
Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

1
Aston Inn Pandanaran Semarang Suguhkan Mie Celor Buat Pecinta Kuliner

Aston Inn Pandanaran Semarang Suguhkan Mie Celor Buat Pecinta Kuliner

February 6, 2023
Pulau Lakkang, Destinasi Wisata Air di Makassar

Pulau Lakkang, Destinasi Wisata Air di Makassar

February 6, 2023
Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023

Recent News

Aston Inn Pandanaran Semarang Suguhkan Mie Celor Buat Pecinta Kuliner

Aston Inn Pandanaran Semarang Suguhkan Mie Celor Buat Pecinta Kuliner

February 6, 2023
Pulau Lakkang, Destinasi Wisata Air di Makassar

Pulau Lakkang, Destinasi Wisata Air di Makassar

February 6, 2023
Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • About Us
  • Contact Us
  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Indonesian Tourism Information
  • Indonesian Tourism Website
  • Management
  • Travelling Indonesia

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022