Travelling Indonesia – Gado-gado adalah makanan khas Jakarta berisi sayur-sayuran yang direbus, irisan telur, tahu, tempe, kentang serta ditaburi bawang goreng dan kerupuk. Sayur-sayuran ditambahkan dengan bumbu kacang atau saus dari kacang tanah yang telah dihaluskan kemudian diaduk merata. Hidangan ini sangat nikmat menjadi teman menyantap nasi atau disajikan bersama potongan lontong.
Sayur-sayuran yang sering digunakan dapat bervariasi, walau sayuran yang biasa digunakan adalah: sayuran hijau yang diiris kecil-kecil seperti kol, kacang panjang taoge, jagung dan pare. Biasanya ada tambahan sayuran tanpa direbus seperti selada dan timun.
Sepintas tampilannya memiliki kemiripan dengan beberapa makanan khas daerah lain, seperti lotek (Jawa Barat) atau pecel (Jawa Timur). Bedanya, bumbu kacang dalam gado-gado tidak menggunakan kencur seperti halnya lotek dan pecel. Selain itu, tidak seperti pecel yang umumnya hanya sayuran, gado-gado menggunakan telur, tahu, tempe serta lontong.
Simpang Siur Penamaan Gado-gado
Awalnya tidak ada yang tahu persis asal muasal sajian unik ini, namun sebagian besar referensi bebas cenderung mengasosiasikan gado-gado sebagai hidangan asli Betawi. Asal usul nama pun tampaknya senasib dengan asal muasalnya.
Dahulu, asal kata gado-gado tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia maupun kosa kata bahasa Betawi. Meski demikian, keberadaan makanan ini justru menginspirasi perkembangan bahasa, antara lain dengan munculnya istilah ‘pernikahan gado-gado’ yang berarti kawin campur atau ‘bahasa gado-gado’ yang berarti bahasa campur aduk.
Adapun penamaan gado-gado juga unik. Hal ini terkait dengan istilah ‘digado’ dalam bahasa Jawa yang merujuk pada praktik makan tanpa menggunakan nasi. “Seperti ada istilah ketika Anda makan, nasinya sudah habis, ayamnya masih sisa, maka ayamnya ‘digado’,
Sejarah Gado-gado
Berdasarkan wikipedia.org kehadiran gado-gado bermula pada abad ke-17 atau medio 1628-1629 saat kesultanan Mataram yang dipimpin Sultan Agung melakukan penyerbuan di Batavia.
Mirisnya, pasukan kehabisan pasokan bahan makanan terutama beras, selain itu lumbung-lumbung beras di sekitar Batavia telah dibakar oleh VOC, sehingga membuat perajurit warok dari Ponorogo yang tergabung dalam pasukan perang membuat sambal bumbu pecel dari kacang. Lantas disiramkan ke berbagai sayuran mentah yang ada di sekitar persawahan untuk bertahan hidup.
Alhasil, tindakan makan lauk tanpa menggunakan tambahan nasi atau sejenisnya disebut ‘gado’ bila mengacu kepada bahasa Jawa, ‘gado’ berarti makan hanya lauk saja atau makan lauk tanpa nasi.
Kini, gado-gado sangat mudah ditemukan di berbagai penjuru Jakarta. Rasa gurih dari bumbu kacangnya cukup merakyat, sehingga disukai oleh berbagai jenis serta lapisan masyarakat.
Gado-gado Mendunia
Wajar saja jika kemudian hidangan ini menyebar ke banyak daerah di Indonesia. Bahkan saking populernya, banyak orang asing mengenalnya sebagai salah satu ‘carte du jour’ atau daftar kuliner yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Indonesia.
Konon, ada yang bilang bahwa gado-gado merupakan modifikasi dari bentuk pecel dari Jawa yang bercampur dengan budaya Eropa. Namun, faktanya dari dulu kuliner ini merupakan makanan favorit orang Belanda.
Tak heran jika banyak ditemukan gado-gado yang sudah diubah namanya dengan menggunakan bahasa Inggris menjadi vegetables salad with peanuts sauce.
Sekilas gado-gado memang mirip dengan hidangan asal luar negeri, yaitu salad. Campuran dari berbagai jenis sayuran dalam satu piring. Bedanya, salad biasanya menggunakan olive oil atau mayonaise sebagai tambahan rasa, sedangkan makanan ini menggunakan bumbu kacang yang sangat kaya rasa.
Meski demikian, setiap penikmat gado-gado biasanya punya referensi sendiri mengenai lokasi favorit, baik dari segi cita rasa maupun suasananya. Termasuk Presiden Indonesia pertama, Soekarno pun memiliki tempat favorit tersendiri untuk memesan gado-gado.
Sebenarnya, untuk sekedar menikmati gado-gado, banyak warung pinggir jalan dan penjaja keliling dengan gerobak yang mudah ditemui di jalan-jalan Ibu Kota.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.