Travelling Indonesia – Papeda, makanan khas Indonesia bagian timur ini masih menjadi buruan bagi pemburu kuliner. Maka dari itu Travelling Indonesia mencoba menjabarkan sejumlah fakta mengenai Papeda.
Papeda merupakan jenis olahan makanan yang berasal dari sagu khas tanah Indonesia timur tepatnya tanah Papua dan tanah Kepulauan Maluku.
Papeda merupakan makanan yang sangat terkenal dan kerap disajikan dengan ikan kuah kuning dan sayur melinjo muda atau juga bisa daun pepaya.
Papeda juga biasa disebut sebagai pengganti nasi, karena kuliner ini juga memiliki kandungan karbohidrat.
Tidak hanya itu, papeda pun juga memiliki nilai budaya buat bagi orang Papua dan Maluku.
Papeda merupakan makanan perekat persaudaraan dalam upacara adat bernama Watani Kame.
Papeda menjadi salah satu sajian dalam upacara Watani Kame, yang dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang.
Peran papeda digunakan untuk dibagikan kepada relasi yang paling banyak membantu pada upacara tersebut.
Sajian penyambut kelahiran dan penghilang rasa sakit khas Inanwatan, masyarakat Sorong Selatan, Papua Barat, mengenal papeda sebagai nama Dao.
Papeda biasanya disajikan dalam upacara kelahiran anak pertama, saat proses tato, perempuan-perempuan Inanwatan menahan rasa sakit dengan memakan papeda.
Papeda juga merupakan hidangan perayaan pubertas gadis suku Naulu dan Huaulu yang terletak di Pulau Seram, Maluku.
Papeda disebut juga dengan nama Sonar Monne yang berarti adalah panganan sakral yang dihadirkan pada ritual perayaan masa pubertas gadis Naulu dan Huaulu.
Selain itu, ada pantangan bagi pembuatnya. Sonar Monne tidak boleh dibuat oleh perempuan yang sedang mentruasi.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.