Travelling Indonesia – Tari Tortor, apa yang ada di benak kalian ketika membaca tarian tersebut? Betul, ini adalah seni tari tradisional dari Batak Toba, Sumatra Utara yang mencakup Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan.
Dari sekian banyak dan beragamnya seni tari yang ada di Indonesia, tari Batak Toba ini cukup menarik untuk diulas secara mendalam. Tarian perayaan yang telah ada ratusan tahun lamanya tersebut mengalami perkembangan dari berbagai aspek seiring perkembangan zaman.
Dikutip dari buku Pemikiran Tentang Batak: Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatra Utara (2011) karya diedit oleh Bungaran Antonius Simanjuntak, Tortor Batak Toba sebagai tarian tradisional yang telah membudaya. Di mana mempunyai tempat dan kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat adat.
Asal-usul Tari Tortor
Kata Tortor berasal dari suara hentakan kaki para penari yang bergerak di atas lantai papan rumah adat Batak. Tarian ini diiringi dengan alat musik gondang yang juga memiliki irama menghentak.
Awalnya tari tradisional ini berfungsi sebagai tari untuk upacara kematian, panen, penyembahan, hingga pesta para pemuda. Kala itu tari Tortor memiliki berbagai proses ritual yang harus dilalui.
Ritual tersebut meliputi 3 bagian. Yang pertama adalah takut dan taat kepada Tuhan yang disimbolkan dengan musik persembahan kepada Yang Maha Esa dan hal ini harus ada pada rangkaian ritual yang dilakukan.
Kemudian ritual yang kedua adalah pesan untuk leluhur dan juga orang-orang yang dihormati tetapi masih hidup, dan yang terakhir adalah pesan yang ditujukan untuk semua hadirin dalam rangkaian upacara. Setelah rangkaian tersebut selesai dilaksanakan, maka akan dilanjutkan prosesi sesuai dengan tema upacara tersebut.
Tari tradisional Tortor memiliki makna yaitu sebagai media komunikasi di mana penari dan partisipan upacara memiliki interaksi melalui gerakan-gerakan yang disajikan. Sehingga durasi dalam menarikan tarian ini bervariasi dari tiga menit sampai sepuluh menit.
Hal tersebut berdasarkan lamanya permintaan satu rombongan yang bermaksud menyampaikan sesuatu ke rombongan yang lain. Jika sesuatu yang dimaksud sudah tersampaikan, maka tarian bisa dihentikan.
Gerak Tari
Gerak yang dilakukan sangat sederhana, bahkan sebagian besar penonton ketika melihat pementasan untuk pertama kali bisa mempraktekkan gerakannya. Gerakan penari terbatas pada gerakan tangan yang melambai naik turun secara bersamaan disertai gerak hentakan kaki yang berulang sampai iringan musik berhenti dimainkan.
Meskipun tergolong gerakan yang sederhana, tetapi gerakan tersebut tidak terasa membosankan karena penari melakukan gerakan sesuai dengan iringan musik.
Pola Lantai
Tari Tortor memiliki pola lantai yang sangat sederhana, namun tidak banyak melakukannya. Penari hanya melakukan pola lantai hentakan kaki di tempat.
Iringan Musik
Tabuhan alat musik tradisional dari Sumatra Utara menjadi iringan musik tari yang berasal dari Batak ini. Alat musik tersebut bernama Margondang atau gendangnya suku Batak Toba.
Seperangkat Margondang biasanya terdiri atas 6 sampai 9 buah gendang yang telah disusun, terdiri dari tagading, terompet, sarune, kalem hesek, suling, ogung, doal, oloan, panggora, dan odap gordang.
Seperangkat alat musik tersebut dimainkan sesuai irama yang telah ditentukan sehingga menghasilkan musik yang merdu dan sesuai.
Properti Penari
Penggunaan properti pada penari tidak memiliki aturan yang pakem dan hal tersebut berubah-ubah sesuai dengan tari yang disajikan. Jika tujuan tari adalah untuk ritual keagamaan, maka ada properti wajib yang harus ada dan digunakan yaitu patung batu.
Patung tersebut akan bergerak ketika tarian mulai dimainkan dan akan mengikuti ritme musik yang dimainkan karena patung sudah terisi dengan roh para leluhur. Sedangkan jika tarian disajikan sebagai sarana hiburan, maka tidak ada kewajiban bagi penari untuk menggunakan properti.
Busana Wajib Penari
Penari mengenakan Ulos sebagai busana pada setiap pementasan. Ulos adalah salah satu kain khas suku Batak yang memiliki warna dominan hitam, merah, dan putih. Kain tersebut dihiasi oleh beragam jenis kain tenun dari benang perak atau emas.
Tarian ini tidak membutuhkan pola dan kelengkapan panggung yang biasanya dibutuhkan oleh tarian lainnya. Hal ini jelas berbeda karena fungsinya yang menjadi tari komunikasi, pergaulan, dan hiburan membuatnya tidak memerlukan set dan kelengkapannya.
3 Kreasi Tari Tortor
Ada 3 kreasi tari Tortor yang paling populer sejah ini, antara lain Sipitu Cawan, Pangurason, dan Panasulan.
1. Tortor Sipitu Cawan
Tarian yang digunakan saat pengukuhan raja. Asal mula tarian ini berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di telaga puncak Gunung Pusuk Buhit. Saat kejadian itu terjadi bersamaan dengan Piso Sipitu Sasarung atau biasa dikenal oleh masyarakat dengan pisau tujuh sarung yang hadir ke telaga.
2. Tortor Pangurason
Merupakan tarian yang dipentaskan saat ada pesta besar. Peraturan yang diterapkan adalah sebelum memulai pementasan, tempat yang digunakan harus dibersihkan dengan jeruk purut terlebih dahulu agar terhindar dari mara bahaya.
3. Tortor Panasulan
Tortor Panasulan digunakan untuk mendapatkan petunjuk bagi desa yang sedang mengalami musibah sehingga mereka berharap untuk mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Keunikan Tari Tortor
Setiap tarian memiliki keunikannya masing-masing, berikut keunikan yang dimiliki tari tradisional dari Batak Toba ini:
Sebagai Media Komunikasi
Gerakan yang dilakukan oleh penari menghasilkan interaksi dengan partisipan atau penonton sehingga bisa menjadikan tarian ini sebagai media komunikasi. Hal ini menjadi unik karena bukan hanya tarian yang digunakan sebagai tari seremonial saja.
Diiringi Musik Gondang
Musik gondang merupakan irama yang dihasilkan oleh alat musik gondang yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Antara musik gondang dan tari Tortor merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dentuman yang dihasilkan oleh alat musik ini menjadikan gerakan-gerakannya semakin kuat.
Pada saat pementasan, musik pengiring dimainkan terlebih dahulu sebelum penari mulai melakukan gerakan. Di setiap satu permintaan tari selesai, maka akan ada selingan tabuhan gondang tertentu selama beberapa saat. Hal tersebut bertujuan sebagai bentuk keberkahan dari alat musik pengiring pada apapun permintaan yang diinginkan oleh tuan rumah.
Pantangan Bagi Penari
Keunikan yang dimiliki tari Tortor selanjutnya adalah penari memiliki pantangan yang harus dihindari. Salah satunya adalah tangan penari dilarang melewati batas, yaitu setinggi bahu ke atas. Apabila penari melanggar pantangan tersebut, maka diyakini bahwa penari telah menantang siapapun dalam hal ilmu perdukunan, adu pencak silat, dan juga adu tenaga batin. Lebih dari itu, penari akan mendapatkan suatu kesialan dalam hidupnya.
Pada zaman sekarang, tarian ini telah mendapat pengaruh kebudayaan Hindu-Budha dan bukan hanya berfungsi sebagai bentuk upacara saja tetapi juga dipentaskan sebagai hiburan bagi masyarakat Batak. Disisi lain, busana penari sudah banyak dimodifikasi sehingga menjadi lebih menarik.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram https://instagram.com/travellingindonesiacom?igshid=YmMyMTA2M2Y, Facebook https://www.facebook.com/groups/392631742735837/?ref=share, dan Twitter https://twitter.com/travell_in?t=lhFS4MS7pr5q0UBGCiZSdA&s=09.