• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Sejarah Cobek, Lesung, dan Lumpang di Indonesia

Beno Alfredo by Beno Alfredo
July 3, 2022
in Art & Culture
Ilustrasi Cobek

Ilustrasi Cobek - Dok. Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Alat penghalus tradisional yang umumnya dikenal di Indonesia ada tiga, yaitu cobek, lesung, dan lumpang.

Cobek dikenal sebagai wadah untuk membuat aneka sambal. Cobek juga berfungsi untuk menghancur-lumatkan rempah-rempah (baik rempah bumbu masakan maupun rempah jamu).

Sementara lesung dan lumpang lebih banyak digunakan untuk bahan-bahan yang keras dan dalam jumlah yang lebih banyak, seperti padi, kopi, dan gaplek (ketela yang dikeringkan).

Cobek memiliki nama lain yaitu layah atau lemper. Dalam bahasa Sunda dikenal dengan sebutan coét atau cowét, dan dalam bahasa Jawa disebut cowek atau coek.

Alat penghalus tradisional ini dilengkapi dengan alat penghancur yang disebut ulekan. Dalam bahasa Sunda, ulekan disebut mutu, sedangkan dalam bahasa Jawa disebut munthu, uleg-uleg atau ulegan.

Cobek terbuat dari macam-macam bahan di antaranya batu, semen, kayu keras, tanah liat, keramik, atau logam (kuningan atau baja antikarat). Biasanya bahan yang lazim digunakan adalah batu alam, batu kali, atau batu andesit (batu vulkanik gunung berapi). Bentuknya ada yang menyerupai mangkuk besar, ada pula yang berbentuk piring.

Sejarah Cobek

Apa itu cobek?

Alat semacam ini ternyata sudah digunakan oleh manusia sejak zaman batu (sekitar 35.000 tahun SM). Cobek merupakan salah satu alat tertua yang digunakan manusia sejak zaman Batu.

Di Yunani, ditemukan artefak dari sekitar kurun waktu 3.200 sampai 2.800 SM yang menunjukkan bahwa alat yang digunakan untuk mengekstraksi atau menumbuk zat pigmen pewarna diambil dari batu-batuan.

Di Amerika, penumbuk aneka bahan disebut guacamole, sementara di Spanyol disebut gazpacho. Dalam bahasa Inggris cobek disebut mortar, dan ulekan disebut pestle.

Berikut 5 jenis cobek yang dibedakan berdasarkan bahan baku pembuatannya:

1. Cobek Batu

Copyright: munthu.comKarena terbuat dari batu, alat penghalus tradisional ini biasanya berat. Ada bermacam-macam batu yang bisa dipakai sebagai bahan, yaitu batu kali, batu gunung, maupun batu candi. Ukurannya bervariasi, tetapi biasanya berdiameter sekitar 17-60 cm.

Bentuknya agak cekung dengan ulekan dari batu sebagai pasangannya. Jenis ini banyak disukai masyarakat karena bahan-bahan segera halus bila ditumbuk di wadah ini lantaran permukaan cobek yang kasar dan keras serta ulekannya yang kuat dan berat.

Cobek yang baru ada baiknya digunakan untuk menghaluskan garam. Dengan cara ini kita dapat mengetahui apakah cobek tersebut dari batu asli atau hanya lapisan. Dengan menghaluskan garam akan terkikis lapisan warnanya. Jika cobek batu asli maka warnanya tidak berubah.

Cara kedua, kucurkan air keran ke cobek untuk beberapa saat. Dengan cara ini, lapisan batu pada cobek yang kualitasnya kurang baik akan terlepas dan tidak akan tercampur dalam bumbu yang akan dihaluskan.

Salah satu daerah di Indonesia yang menjadi sentra perajin cobek dan ulekan batu adalah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, lokasinya dekat Candi Borobudur.

2. Cobek Kayu

IMG 20190120 WA0007

Cobek kayu jelas lebih ringan dari cobek batu. Ukuran diameternya mulai dari 12 cm, biasanya terbuat dari kayu jati, sonokeling, dan palem.

Jenis cobek ini dapat menghasilkan sambal yang sedap. Namun, ada kekurangannya juga. Jika sudah dipakai lama, kayu akan terkikis dan serpihannya bisa saja bercampur dengan sambal. Selain itu, bila terlalu lama terkena cairan, cobek kayu ini dapat lembap mengembang dan bahkan berjamur.

3. Cobek Semen

Alat Penghalus Tradisional: Cobek, Lesung, dan LumpangCobek jenis ini adalah cobek yang sebisa mungkin dihindari oleh banyak orang. Sebab, permukaannya sering kali ikut terkikis bersama bahan-bahan yang tengah dihancurkan. Oleh karena itu, para penjual menaruhnya berjajar dengan cobek batu guna memperoleh dampak yang samar-samar dalam pandangan para pembeli.

Para pembeli dapat berhati-hati dan mencoba memeriksanya dengan cara memberi sedikit air dan lihat apakah semen tersebut luntur atau tidak. Jika luntur, sudah jelas bahwa cobek itu terbuat dari semen.

4. Cobek Tanah Liat

GridArt 20220307 222814012 compress55Sejak dulu, kerajinan gerabah ini memang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Negara-negara lain juga mempunyai kerajinan dari tanah liat ini. Cobek yang terbuat dari bahan ini tentu lebih ringan dari batu, dan permukaannya tidak terkikis dan bercampur dengan bahan-bahan yang diulek.

Namun, jenis ini mudah pecah. Kualitasnya berbeda-beda, tergantung dari berapa lama dan seberapa panas tanah liat tersebut dibakar. Harganya mulai dari sekitar Rp10.000, dengan diameter mulai sekitar 14 cm.

Ulekan yang menjadi pasangan cobek tanah liat ini berbahan dari akar kelapa yang besar. Akar kelapa dikenal dengan seratnya yang besar-besar dan kasar. Sangat cocok untuk menggerus bahan-bahan sambal.

Umumnya, cobek jenis ini dipakai untuk mengolah sambal, bumbu-bumbu pecel, maupun penyetan.

5. Cobek Keramik

Susah Minum Obat? Jangan Asal Menggerus Obat!

Cobek yang terbuat dari keramik ini lazim digunakan oleh apoteker untuk melumat dan mencampur bahan obat-obatan dalam kegiatan farmasi.

Serupa Tapi Tak Sama

Selain cobek, alat penghalus tradisional di Indonesia adalah lesung dan lumpang. Kedua alat ini juga sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu.

Lesung

IMG 20200316 WA0015

Lesung dibuat untuk menumbuk padi agar kulit gabah atau sekam (dalam bahasa Jawa disebut merang) terlepas dari beras. Lesung adalah alat tradisional berbentuk cekung, terbuat dari kayu besar yang dibentuk seperti perahu berukuran kecil dengan panjang sekitar 2 meter, lebar 0,5 meter dan kedalaman sekitar 40 cm.

Gabah-gabah yang telah dijemur, ditaruh di dalam cekungan lesung lantas ditumbuk dengan alu atau antan (tongkat tebal yang terbuat dari kayu). Alu digunakan untuk menumbuk gabah maupun kopi pada lumpang. Bentuk alu seperti tabung dengan diameter sekitar 7 cm (tergantung besarnya lesung).

Lumpang

059935400 1433340557 BATU LUMPANG 1

Lumpang merupakan wadah yang berbentuk bejana dan terbuat dari kayu atau batu untuk menumbuk padi, kopi, maupun bahan olahan lainnya.

Pesatnya mekanisasi pertanian membuat lumpang tidak lagi banyak digunakan. Meski begitu, sesekali masih digunakan untuk menumbuk singkong kala seseorang hendak membuat getuk.

Dahulu, banyak sekali ditemui lumpang batu karena melimpahnya batu andesit yang merupakan bahan baku alat ini. Batu andesit yang juga merupakan bahan pembuatan candi, banyak sekali terdapat di sungai-sungai Pulau Jawa. Sementara masyarakat di pulau lain biasa menggunakan lesung kayu karena kayu lebih mudah didapatkan ketimbang batu andesit.

Dari beberapa penggalian purbakala, diperoleh kesimpulan bahwa lumpang batu telah ada sejak zaman prasejarah. Alat penghalus tradisional purba itu ditemukan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, serta Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Di kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumattra Selatan, ditemukan juga lumpang batu megalitik.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.

Tags: Art and CultureCobekLesungLumpangPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

Pasar Mobil Bekas Berkualitas Hadir di Balikpapan

Next Post

Mi Lethek Bantul, Ada Kontribusi Seekor Sapi

Related Posts

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman
Art & Culture

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman

April 18, 2025
Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah
Art & Culture

Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah

April 16, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

April 15, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

April 8, 2025
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok
Art & Culture

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok

April 7, 2025
Belajar Kearifan Lokal Polewali Mandar Melalui Kacaping
Art & Culture

Belajar Kearifan Lokal Polewali Mandar Melalui Kacaping

April 4, 2025
Next Post
Pabrik Mi Lethek, Bantul

Mi Lethek Bantul, Ada Kontribusi Seekor Sapi

Popular

  • Mengenal Kupat Tahu, Kuliner Tradisional Indonesia dan Sejarahnya

    Mengenal Kupat Tahu, Kuliner Tradisional Indonesia dan Sejarahnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bikin Nagih, Berikut 7 Kudapan Khas Bolaang Mongondow

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orkes Samrah, Kesenian Betawi yang Patut Dilestarikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polopalo, Alat Musik Tradisional Asal Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kampung Naga, Titah Menjaga Tradisi Leluhur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Maskapai Wings Air

Wings Air Buka Rute Penerbangan Baru di Sumbagsel

May 9, 2025
Blok M Jadi Wisata Terlengkap, Cocok Bagi Semua Kalangan

Blok M Jadi Wisata Terlengkap, Cocok Bagi Semua Kalangan

May 9, 2025
Solo Indonesia Culinary Festival Sajikan 500 Ragam Masakan

Solo Indonesia Culinary Festival Sajikan 500 Ragam Masakan

May 2, 2025
Pemkot Magelang Luncurkan Program Transportasi Wisata Gratis

Pemkot Magelang Luncurkan Program Transportasi Wisata Gratis

May 1, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022