Travelling Indonesia – Tradisi Lebaran Idul Fitri juga dimeriahkan di Pulau Lombok dengan tradisi khasnya yakni Lebaran Ketupat yang berlangsung turun-temurun dari ratusan tahun lalu.
Selain sebagai kegiatan untuk merayakan hari raya Idul Fitri, acara tersebut juga memiliki misi dalam mempertahankan tradisi leluhur dan nenek moyang.
Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut, mulai dari nilai budaya, agama, hingga pesta kerakyatan.
Baca:
- Sejumlah Event Menarik Sepanjang April 2025
- Menjelajahi Panorama Matahari Terbenam di Pulau Dewata
- Ketupat Kandangan, Harmoni Ketupat dan Ikan Gabus khas Banjar
Jika dilihat dari aspek agama, masyarakat atau warga Sasak melaksanakan Perayaan Lebaran Ketupat dengan melakukan kegiatan-kegiatan ritual Keagamaan.
Seperti berziarah ke makam para wali atau ulama terkenal yang telah berjasa membawa dan menyebarkan agama Islam ke Pulau Lombok.
Contohnya di Kota Mataram, masyarakat biasanya datang merayakan Tradisi Lebaran Ketupat ke dua tempat bersejarah, yaitu Makam Bintaro dan Makam Loang Baloq di Tanjung Karang.
Makam Loang Baloq berlokasi tepat di sebelah Pantai Tanjung Karang Mapak akan penuh oleh peziarah sejak pukul 07.00 pagi.
Selain memanjatkan doa, mereka juga berebutan untuk mencuci muka dan kepala dengan air di atas makam yang dianggap keramat tersebut.
Hal serupa juga terjadi di Makam Bintaro, para peziarah tidak hanya memanjatkan doa kepada sang Khalik, tetapi juga melakukan berbagai macam ritual keagamaan dan atraksi simbolik perayaan Tradisi Lebaran Ketupat.
Diantaranya adalah mencukur rambut bayi yang biasa disebut ngurisan. Tradisi ini diyakini akan menjadikan anak tersebut jadi anak yang saleh dan sukses di masa depan.

Perayaan Lebaran Ketupat juga disebut menjadi haul bagi mereka yang telah mencapai kesuksesan atau rezeki yang lebih dalam hidupnya.
Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, masyarakat datang dengan membawa makanan berupa ketupat, pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, paku, urap-urap, dan pelecing kangkung yang kemudian dimakan beramai-ramai di area atau halaman makam.
Setelah selesai berziarah ke Makam, para pengunjung akan berpindah ke jalur pantai, dari Pantai Bintaro hingga ke Pantai Tanjung Karang.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan menyusuri tepi pantai sambil membawa hidangan ketupat yang diramu dan dibumbui dengan bahan-bahan segar ala Pulau Lombok yang menjadikan tradisi Lebaran Ketupat ini menjadi unik.
Ketupat yang disajikan terbuat dari beras yang dimasukkan dalam janur kelapa yang sudah dibentuk segi empat. Bentuknya yang persegi bermakna menyatukan empat unsur yang ada dalam diri manusia.
Ditambah lagi dengan berbagai pertunjukan musik tradisional yang diselenggarakan oleh Pemerintah dalam rangka melestarikan budaya dan Tradisi.
Lebaran Ketupat merupakan warisan budaya luhur yang harus dijaga kelestariannya.
Tujuan diadakannya tradisi ini adalah untuk meminta keselamatan agar kehidupan mereka 1 tahun ke depan terhindar dari marabahaya.
Tradisi ini sebagai bentuk solidaritas dan cara untuk mengungkapkan kegembiraan maupun wujud syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.