Travelling Indonesia – Cara membuat noken asli Papua di setiap suku dan wilayah adat berbeda-beda. Secara tradisi, ada suku yang menganyam, ada juga yang menyulam dan merajutnya.
Bahan untuk membuat noken juga berbeda-beda. Ada yang menggunakan tali, kulit kayu, daun dari pohon yang ada di setiap sukunya masing-masing.
Seperti noken yang dihasilkan oleh Suku Kamoro di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Berdasarkan pengamatan Travelling Indonesia, suku ini memiliki budaya membuat noken yang berbeda dengan suku-suku lainnya di Papua. Begitu juga dengan bahan untuk membuat noken.
Suku Kamoro dikenal dengan tradisi menganyam noken. Tradisi menganyam noken Suku Kamoro terdapat diberbagai kampung yang ada di wilayah Mimika bagian timur hingga Mimika bagian barat. Tradisi menganyam noken Suku Kamoro telah ada sejak dahulu kala hingga saat ini.
Bahan untuk membuat noken asli Suku Kamoro tidak sembarang daun dan kulit kayu, tetapi dari bahan yang selama ini dipakai secara turun temurun oleh masyarakat Suku Kamoro.
Bahan pembuatan noken ini diambil dari hutan yang ada di sekitar lokasi masyarakat Suku Kamoro tinggal, tak jauh dari lokasi perkampungan warga. Bahkan, pohon pembuatan noken ini ditanam oleh masyarakat Suku Kamoro.
Daun tikar dan kulit pohon naru dibawa oleh mama-mama (ibu-ibu) dari hutan ataupun dari halaman rumah di sekitarnya. Lalu, daun tikar dan kulit kayu itu dijemur di bawah teriknya matahari.
Noken asli Kamoro ini dijual oleh dengan harga Rp100.000 hingga Rp150.000 per noken.
Mirisnya, keterampilan menganyam noken ini harus dilestarikan. Karena anak-anak zaman sekarang tidak mau belajar dan melihat langsung proses cara membuat noken asli Suku Kamoro.
Keterampilan menganyam noken asli Kamoro ini kebanyakan tidak diteruskan oleh mama-mama kepada anak-anaknya lantaran mereka sudah jarang, bahkan tidak pernah duduk di samping mama ketika menganyam noken.
Maklum, anak-anak sekarang sudah terpengaruh dengan digitalisasi seperti handphone, komputer dan lain sebagainya, sehingga sudah tidak terlihat minat mereka untuk meneruskan keterampilan dari orang tuanya dengan menganyam noken.
Noken asli Papua, termasuk noken asli Kamoro ini sudah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) PBB sejak 2012 sebagai warisan budaya dunia. Oleh karena itu, noken seharusnya terus dilestarikan di setiap suku-suku yang ada di Papua, termasuk noken asli Suku Kamoro yang dianyam menggunakan daun tikar dan kulit kayu Pohon Waru ini.
Tidak hanya itu, di setiap sekolah-sekolah perlu adanya muatan lokal (mulok) yang mengajarkan anak-anak tentang keterampilan menganyam noken asli Suku Kamoro. Dengan begitu, pelestarian menganyam noken asli Suku Kamoro akan tetap terjaga di wilayah Kabupaten Mimika.