Travelling Indonesia – Menikmati indahnya panorama dan kekayaan alam Kepulauan Raja Ampat memang tidak ada habisnya. Rasa syukur atas anugerah yang dihadirkan Tuhan sepertinya tidak cukup diungkapkan lewat kata-kata saja.
Alam yang sangat indah, masyarakat yang ramah dan bersahabat, serta berbagai tradisi dan kesenian yang begitu mempesona seakan memanjakan kita untuk terus berada di Raja Ampat .
Salah satu wilayah yang cukup terkenal sebagai wisata unggulan di Raja Ampat adalah desa Arborek, sebuah desa kecil yang sangat asri dan sarat akan nilai budaya. Hasil kesenian yang sangat terkenal dari desa ini adalah Anyaman Daun Pandan khas Arborek.
Baca:
- Pecak Belut, Kuliner Legendaris di Pemalang
- 5 Tips Beli Tiket Pesawat Menjelang Lebaran
- Vila Uluwatu Estate Tarifnya Setara Rp131 Juta
Bila kita berbicara tentang kesenian anyaman, mungkin kita langsung terbayang anyaman-anyaman umum yang biasa kita lihat seperti tikar, tas, atau caping. Memang di desa ini ada juga anyaman-anyaman seperti tas Noken, tempat pinang, atau tempat handphone.
Namun hasil anyaman yang paling terkenal adalah berupa topi, atau biasa disebut Kayafyof dalam bahasa setempat. Kepopuleran topi khas Arborek sudah tidak diragukan lagi, bahkan para wisatawan mancanegara pun banyak yang datang ke Desa pulau ini hanya untuk mencari dan melihat proses pembuatan kerajinan tradisional ini.
Kerajinan anyaman di Arborek memang baru berlangsung sekitar 12 tahun, namun hasil dari karya anak bangsa ini seperti produk yang sudah mengalami penyempurnaan puluhan tahun.
Anyaman unik berbahan dasar daun pandan hutan ini memang begitu menawan, karena selain kualitas anyamannya, produk ini juga mempunyai warna yang beragam. Walaupun daun pandan yang dipakai sebagai bahan dasar umumnya berwarna krem kehijauan, namun setelah melalui proses pewarnaan, warna daun pandan tersebut dapat menjadi beberapa macam.
Sebelum diwarnai, daun pandan harus dipilih dulu yang berkualitas, dihilangkan durinya, lalu direbus beberapa saat supaya lemas bersama beberapa bahan lain untuk mewarnai. Setelah itu, daun harus dijemur sampai kering, warnanya sedikit memudar dan daun pun siap untuk dianyam.
Pada masa lalu, pewarnaan masih menggunakan bahan-bahan alami. Namun, seiring berjalannya waktu, kini pewarnaan daun pandan lebih mudah karena umumnya warga Arborek sudah menggunakan pewarna buatan atau yang lebih kita kenal dengan sebutan wantek. Dengan wantek, maka warna yang dihasilkan pun lebih beragam dan lebih tajam.
Proses penganyaman yang dilakukan tidaklah sebentar, ketelitian dan kesabaran sangat dibutuhkan pada saat menganyam. Waktu pengerjaan ini sangat berkaitan dengan kualitas kerajinan yang dihasilkan, semakin tinggi tingkat kerumitan anyaman, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan. Nilai-nilai di balik proses pembuatannya inilah yang membuat anyaman indah ini menjadi begitu sangat berharga.
Anyaman Arborek merupakan salah satu sumber penghasilan penduduk Arborek yang tergolong sedikit, yaitu hanya sekitar 80 Kepala keluarga. Mereka menjual produk ini dengan harga yang tergolong mahal, sekitar Rp100.000 hingga Rp300.000 per produknya, tergantung jenis dan tingkat kesulitan membuatnya. Namun, sebenarnya mahalnya harga kerajinan ini tidak sebanding dengan orisinalitas dan nilai budaya yang dihasilkan.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.