Travelling Indonesia – Menjadi sebuah kota dengan peradaban Islam yang cukup maju membuat Aceh atau Banda Aceh menyimpan daya tarik tersendiri yang menyebabkan banyak orang menaruh minat untuk mengunjungi kota berjuluk Serambi Makkah.
Apabila ingin berwisata dengan sensasi berbeda, jangan sampai melewatkan Banda Aceh. Selain bisa menjelajahi sejumlah situs-situs bernuansa Islami yang bersejarah, Tanah Rencong menyimpan pesona alam yang memanjakan mata.
Bukan hanya menghadirkan keindahan alam yang memesona, Tanah Rencong juga menyimpan beragam makanan khas yang terkenal kelezatannya. Tak hanya mie Aceh, negeri Serambi Makkah memiliki segudang kuliner istimewa.
Kuah Pliek U
Kuah Pliek U ini merupakan makanan khas Aceh yang berasal dari Aceh Barat. Kuah Pliek U juga termasuk dalam makanan yang cukup terkenal. U sendiri dalam bahasa Aceh bermakna kelapa.
Kuah Pliek U memiliki bahan dasar ampas kelapa tua yang telah diperas. Kelapa parut kemudian difermentasi selama 3 hari lalu dijemur di bawah terik matahari berhari-hari hingga kering. Karena sudah berhari-hari terjemur, pliek ini dapat bertahan hingga bertahun-tahun.
Pada umumnya, masakan ini dilengkapkan dengan daun dan buah melinjo, kacang panjang, kacang tanah, daun pepaya, daun singkong, kecombrang; kadang kala disajikan dengan chu (sejenis siput yang hidup di sungai). Selain itu untuk menguatkan rasa, asam sunti (belimbing wuluh yang dikeringkan setelah dikukus bersama garam) ditambahkan pula sebagai bumbu khasnya.
Keumamah
Nama kuliner satu ini masih asing terdengar di telinga. Keumamah adalah salah satu kuliner tradisional masyarakat Aceh yang dibuat dari bahan baku ikan, yaitu tongkol dan cakalang. Keumamah terkenal juga dengan nama ikan kayu karena keras seperti kayu.
Ikan ini diawetkan dengan beberapa proses pembuatan. Mulai dari pembersihan ikan, perebusan, pengeringan dan penyimpanan. Karena itu keumamah bisa disimpan hingga bertahun-tahun dengan syarat harus tetap dalam keadaan kering atau tidak lembap.
Umumnya masyarakat Aceh mengolah Keumamah dengan cara menumis kering basah. Bahan ikan kayu tadi diiris tipis-tipis kemudian direndam air panas beberapa menit sebelum dimasak dengan bumbu yang dicampur rempah.
Bumbu dasar keumamah adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit, ketumbar, jahe, batang serai, dan air secukupnya. Bahan lainnya adalah asam sunti, belimbing wuluh yang sudah dikeringkan kemudian diasinkan. Keumamah bisa juga dicampurkan dengan kentang untuk variasi isinya.
Timphan
Timphan merupakan kue yang sudah terkenal dengan rasa manis ini memang sangat pas digunakan sebagai buah tangan ketika berkunjung ke Aceh. Untuk rasanya, kue khas Aceh ini memiliki rasa legit.
Kue ini dibuat dengan menggunakan bahan utama berupa olahan tepung ketan yang sudah diisi dengan nangka, pisang raja, selai, ubi dan labu.
Isian tersebut kemudian dibalut dengan menggunakan tepung serta dibungkus dengan daun pisang muda. Yang membuat menarik, timphan ini menyimpan aroma yang sangat menggugah selera.
Meuseuat
Meuseuat adalah jenis makanan tradisional dari Aceh yang cukup terkenal karena tampilannya. Meuseukat sejenis dodol dengan tekstur yang lembut dan rasanya manis. Rasa manis ini didapat dari buah nanas yang digunakan sebagai bahan sehingga kue ini disebut juga dodol nanas.
Terbuat dari campuran tepung terigu, air, gula, mentega, nanas, dan air jeruk, pengolahan dodol satu ini butuh waktu lama dan ketekunan. Caranya, nanas dan jeruk akan disaring terlebih dahulu agar halus dan tidak berserat dalam adonan. Lalu, adonan tepung terigu dan mentega ditambahkan ke dalam air gula.
Warna meuseukat mengandung filosofi mendalam. Melambangkan kejernihan hati masyarakat Aceh yang sangat memuliakan tamu, baik dalam berperilaku maupun saat menyajikan makanan.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.