Travelling Indonesia – Hotel Mexolie atau Mexolie Hotel di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, ternyata merupakan salah satu hotel yang memiliki nilai sejarah tinggi di Indonesia. Lokasinya pun sangat strategis, yakni dekat dengan Stasiun Kereta Api Kebumen.
Di sebut paling bersejarah, karena kawasan hotel Bintang 3 ini pernah berdiri pabrik minyak kelapa terbesar di seantero Nusantara dan juga tempat berdirinya pusat kerajaan di Jawa Tengah bagian selatan.
Hal itu disampaikan salah seorang sejarawan Kabupaten Kebumen, Ravie Ananda. Hotel Mexolie awalnya merupakan sebuah kerajaan besar yang menjadi pusat kawasan Jawa Tengah bagian selatan yang bernama Kerajaan Panjer Nagari.
Baca:
- Menjelajahi Pesona Air Terjun Grojogan Sewu di Karanganyar
- Tari Geol Manis, Jadi Simbol Keramahan Masyarakat Indonesia
- Gohyong, Kuliner Hasil Akulturasi Tionghoa Betawi yang Digemari
‘’Hotel Mexolie awalnya merupakan sebuah kerajaan besar yang menjadi pusat kawasan Jawa Tengah bagian selatan yang bernama Kerajaan Panjer Nagari. Jadi nilai sejarahnya tinggi, kalau di Kebumen ini satu satunya Hotel Bersejarah,’’ ujarnya.
Dijelaksan, Kebumen dulu lebih dikenal dengan nama Panjer: Nama Parjer Nagari dikenal pada masa Klasik hingga diubah menjadi Kebumen pasca Perang Jawa Perang Diponegoro pada 1832.
Ibu Kota Parjer dipimpin oleh Kuwu Panjer (kuwu = yang mulia. Penyebaran Islam di Panjer berawal di tempat ini dengan diutusnya Harya Baribin adik Brawi- jaye V oleh Gajahmada dari Majapahit.
Pada masa perang Mangkubumi (1747), Pangeran Mangkubumi berdiam di Ibukota Panjer dan didukung 30 ribu prajurit Panjer serta 3 ribu pasukan Berkuda. Dengan kekuatan yang besar itu, terjadilah Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 dimana Pangeran Mangkubumi mendapatkan wilayah kekuasaan yang kemudian ia jadikan sebagai Keraton Ngayogyakarta dan pangeran Mangkubumi mendapatkan gelar Hamengku Buwana I.
Perang Diponegoro/ perang Jawa yang terjadi pada 1825-1830. Pangeran Diponegoro yang terdesak berhasil meloloskan diri ke Ibukota Panjer pada 1828. Belanda menyerang ibukota Panjer pada 1 juni 1828.
Diponegoro berhasil menyingkir ke Panjer utara hingga berhasil dipancing keluar dari panjer menuju Menoreh pada 17 Februari 1830. Ibu Kota Panjer kemu- dian dibumihanguskan dan dipindah ke Utara pada 1832 dan nama Panjer diubah menjadi Kebumen.
Pada 1851 bekas Ibu Kota Panjer dibuat menjadi Pabrik Minyak Kelapa dengan nama NV. Oliefabieken Insulinde hingga 1923 berubah nama menjadi NV. Mexolie. Pada masa awal kemerdekaan Pabrik ini dipakai sebagai Markas Batalion III dan kemudian di kuasai kembali oleh Belanda pada 19 Desember 1948.
Sejak nasionalisasi 1958 nama pabrik diubah menjadi nabatiyasa hingga 1980 dikelola oleh Bappit Pusat. Kemudian mulai 1980 dikelola oleh Perusda Jateng dengan nama pabrik diubah menjadi Sari Nabati hingga bangkrut pada 1985.
Mulai 2012 bekas area Sari Nabati dimanfaatkan untuk dibangun Hotel yang dikenal dengan nama Mexolie Hotel. Kemudian pada 2017 Hotel ini resmi beroperasi.
Tak hanya itu, salah satu rumah yang kini menjadi Lobi Mexolie dahulu adalah merupakan rumah Margono sewaktu bertugas di Kebumen. Ia juga menjadi ketua Budi Utomo Cabang Kebumen dan pendiri Sekolah Kartini depan SMP N 1,yang sekarang jadi komplek puri mas dan rumah sebelah barat hotel gajahmada (sekarang jadi family).
Profesor Sumitro Djojohadikusumo lahir di rumah yang jadi lobi Mexolie sekarang pada 1917. Di mana proses kelahirannya ditangani oleh dr Muhiman dan dr. Oosterhuis. Ia dokter pertama belanda yg bertugas di zending panjurung hospital (Kemudian Berubah jadi RSUD Kebumen).
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.