Travelling Indonesia – Tari seblang berasal dari Banyuwangi, lebih tepatnya kesenian ini merupakan tarian tradisional dari suku Osing. Tari ini biasanya dapat disaksikan di dua desa yang ada di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, yaitu Desa Olehsari dan Bakungan.
Tari seblang adalah tarian yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Seorang ahli mengatakan bahwa penari seblang pertama adalah Semi, seorang pelopor tari gandrung. Menurut sejarah, Semi memenuhi janjinya kepada sang Ibu untuk menjadi penari seblang.
Dalam pagelarannya, tari seblang diiringi dengan musik yang meliputi satu kempul atau gong, dua buah saron, dan satu buah kendang, warga Olehsari biasanya menambahkan biola sebagai instrumen pengiring tarian.
Sang pawang atau Gambuh bertugas untuk memulai tarian ini. Sebelum menari, sang penari ditutupi matanya terlebih dahulu sembari memegang tampah (nampan bambu). Pawang membacakan doa-doa terlebih dahulu dan mengasapi penari dengan asap dupa.
Setelah itu penari akan masuk ke fase kesurupan atau kejiman, tampah jatuh dan pertunjukkan dimulai. Oleh karena penari dalam posisi kesurupan, penari mengikuti arahan dari pawang sembari mengikuti alunan musik pengiring.
Karena tari seblang berfungsi sebagai ritual untuk tolak bala dan bersih desa, penari akan melakukan tarian sambil mengelilingi seluruh desa. Setelah itu, penari akan melemparkan selendang ke penonton, dan penonton yang terkena selendang tersebut harus ikut menari bersama Seblang.
Makna Tari Seblang
Makna tari seblang sendiri adalah kemakmuran serta keharmonisan. Meskipun tarian ini memiliki nuansa mistis yang kuat, tarian seblang merupakan tradisi yang dipercaya membawa kebaikan oleh masyarakat Osing di Banyuwangi.
Dalam sebuah catatan, pada saat tarian ini tidak diselenggarakan, Banyuwangi mengalami wabah dan gagal panen yang besar. Namun, ketika tradisi ini kembali dilakukan, kondisi masyarakat di Banyuwangi kembali makmur dan sehat seperti sedia kala.
Makna lainnya adalah bahwa manusia saling membutuhkan dan hidup berdampingan. Tarian ini membawa pesan supaya manusia menjaga keharmonisan antara sesama. Jika ketegangan dan konflik berlangsung terus menerus, maka malapetaka dapat muncul ke dalam hidup manusia.
Pola Lantai Tari Seblang
Pola lantai yang dipakai dalam Tari Seblang berpola lingkaran. Penari (seblang) akan berdiri mengelilingi penabuh gamelan. Penari akan berputar setiap dua sampai tiga kali dalam satu gending. Makna dari pola lantai ini adalah keutuhan serta keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Berikut adalah properti yang dipakai dalam pagelaran tari ini:
1. Sampur
Sampur adalah sebuah kain panjang atau lebih kita kenal sebagai selendang. Sampur biasanya berwarna cerah seperti kuning, oranye, atau merah. Sampur ini berfungsi untuk melengkapi gerakan tari dan mengajak penonton untuk menari bersama (Ngibing).
2. Angkin
Angkin atau juga dikenal sebagai kemben adalah busana yang dipakai oleh penari. Angkin berfungsi sebagai penutup mulai dari bagian dada hingga perut. Penari biasanya mengencangkan Angkin dengan sebuah sabuk atau bahkan mengikatnya menggunakan Sampur.
3. Sewek
Sewek adalah busana yang berfungsi sebagai bawahan penari perempuan. Sewek juga sering dikenal dengan nama jarit. Biasanya, sewek yang digunakan memiliki motif gajah oling yang melambangkan manusia yang mengingat Sang Maha Esa.
4. Omprok
Properti tari selanjutnya adalah omprok. Omprok terbuat dari anyaman pelepah pisang dan berbentuk mahkota yang kemudian akan dipakai oleh penari seblang. Pada bagian atas omprok, terdapat hiasan dari bunga-bunga segar seperti bunga kamboja dan bunga sepatu.
5. Kembang Dermo
Kembang dermo adalah properti tari yang berjumlah 500 buah dan kemudian dijual kepada penonton tarian seblang. Biasanya para penonton akan berebutan untuk membeli bunga ini karena dipercaya dapat membawa keberuntungan, rezeki yang lancar serta jodoh.
Aneka Gerakan Tari Seblang:
1. Sapon
Sapon adalah gerakan penari ketika masuk dalam tahap kesurupan. Penari akan melakukan gerak yang terlihat seperti sedang menyapu. Gerakan ini dilakukan dengan mengangkat kaki kiri ke samping atas, sedangkan tangan kiri di lutut kaki kiri. Tangan kanan diangkat ke atas dengan membentuk sudut tertentu. Gerakan ini dilakukan bergantian dari kanan ke kiri, dan sebaliknya.
2. Celeng Mogok
Celeng mogok adalah sebuah gerakan yang menggambarkan babi hutan atau celeng yang bermalas-malasan. Gerakan ini bermula dengan memajukan kaki secara berganti layaknya seorang yang sedang melangkah. Tubuh agak diturunkan dan condong ke depan. Ketika kaki kiri melangkah maju, tangan kanan akan bergerak ke atas. Ketika kaki kanan melangkah maju, tangan kiri berganti bergerak ke atas.
3. Ndaplang
Ndaplang adalah gerakan yang dilakukan ketika lagu condro dewi dimainkan sebagai tanda akhir dalam tarian. Ndaplang memperlihatkan sampur yang berada di pinggang penari. Posisi badan penari akan agak condong ke depan dan diturunkan. Lalu, kedua tangan penari akan mengibaskan sampur ke belakang. Gerakan ini bermakna bahwa manusia memiliki sisi baik dan buruk.
4. Egol
Gerakan egol dilakukan dengan membuat gerakan ukel lingkaran yang digibas ke luar. Gerakan ini biasanya melibatkan penari lain karena penari harus memegang pundak penari lain dan tangan kanan melakukan gerakan egol.
5. Seblangan
Gerakan seblangan gerakan inti dari tarian ini. Penari menjepit sampur menggunakan kedua tangan lalu melambaikan tangan ke samping. Penari akan mengayunkan kedua tangan ke depan dan ke belakang bergantian dan posisi kepala melakukan deleg dhuwur.
6. Deleg Dhuwur
Deleg dhuwur adalah gerakan kepala yang dilakukan dalam tari seblang. Penari akan menggerakkan bagian leher atas dan kepala bergerak ke kiri dan ke kanan. Gerakan ini dikombinasikan dengan gerak seblangan.
7. Loro Tinjak
Pada gerakan ini penari memajukan kaki sebanyak dua kali secara bergantian kaki kanan dan kaki kiri. Loro tinjak adalah gerakan kaki pada tarian ini. Penari akan memajukan kaki sebanyak dua kali secara bergantian. Sambil melakukan gerakan kaki, biasanya penari akan menyibakkan sampur ke belakang atau menari bersama pasangannya sambil mencondongkan tubuh ke depan.
8. Langkah Nyiji
Pada kangkah nyiji, penari melangkah dengan satu kaki dengan memainkan sampurnya. Gerakan ini dilakukan sambil seblak sampur dan terbagi dalam dua langkah yaitu langkah nyiji kerep dan langak nyiji areng.
9. Seblak Sampur
Gerakan ini menggunakan sampur sebagai alat tarian. Penari menyibakkan sampur dengan tangan. Tangan penari akan menyibakkan sampur ke belakang secara bersamaan atau juga secara bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri.
10. Lembehan Sampur
Penari akan menurunkan tubuh sedikit ketika melakukan gerakan lembehan sampur. Tangan kanan penari memegang sampur di samping badan dan tangan kiri akan memegang sampur di depan badan penari. Gerakan ini dilakukan bergantian.
Jika Anda tertarik untuk menonton secara langsung tradisi suku Osing ini, kalian dapat mengunjungi Desa Olehsari dan Bakungan di Banyuwangi.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.