Travelling Indonesia – Wayang golek merupakan salah satu kesenian lakon yang menjadi warisan budaya Indonesia. Wayang golek juga diartikan sebagai alat peraga menyerupai boneka berbahan dasar kayu yang senantiasa dipentaskan oleh dalang.
Soni Sadono, dalam jurnal Pewarisan Seni Wayang Golek di Jawa Barat, menyebutkan bahwa wayang golek merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang berasal dari wilayah Pasundan (Provinsi Jawa Barat).
Penamaan wayang golek karena wayangnya terbuat dari bahan kayu yang menyerupai bentuk manusia. Boneka yang terbuat dari kayu tersebutlah yang disebut dengan golek sehingga diberi nama wayang golek.
Selain dalang dan juga wayangnya itu sendiri, bagian yang tidak terpisahkan dari kesenian ini adalah nayaga yaitu grup atau orang yang memainkan gamelan, kendang, gong, rebab dan juru kawih serta juru alok.
Adapun jenis-jenis wayang golek ini terdiri dari tiga bentuk berbeda. Ada wayang golek cepak, wayang golek purwa serta yang terakhir adalah wayang golek modern.
Wayang Golek Cepak
Jenis wayang ini juga dikenal sebagai wayang golek papak. Wayang ini terkenal di Cirebon dengan ceritera babad dan legenda yang menggunakan bahasa Cirebon.
Wayang Golek Purwa
Jenis wayang ini membawakan cerita tentang Mahabharata dan Ramayana. Wayang Golek Purwa menggunakan bahasa Sunda sebagai pengantar dalam pertunjukannya.
Wayang Golek Modern
Jenis ini memiliki kesamaan dengan wayang golek purwa, yaitu menceritakan tentang Mahabharata dan Ramayana. Namun, yang membedakan adalah cara mementaskannya.
Dalam pementasan wayang golek modern menggunakan listrik untuk membuat trik-trik. Pembuatan trik-trik tersebut untuk menyesuaikan pertunjukan wayang golek dengan kehidupan modern.
Fungsi Wayang Golek
Kesenian wayang golek saat ini memang lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat dan memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Ketika di masyarakat ada perayaan, baik hajatan maupun pernikahan biasanya pagelaran wayang golek akan ditampikan sebagai sarana hiburan rakyat.
Wayang Golek memiliki beberapa fungsi selain fungsi utamanya, yaitu menghibur. Menurut Rosyadi dalam jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut beberapa fungsi dari wayang golek:
- Wayang Golek sebagai Seni Pertunjukan
Fungsi ini merupakan fungsi utama dari wayang golek. Seperti yang diketahui, pertunjukkan wayang golek diadakan untuk menghibur masyarakat dengan cerita di dalamnya. - Wayang Golek sebagai Media Edukasi
Pertunjukkan wayang juga berfungsi sebagai penyebaran informasi. Ini karena pertunjukan tersebut sarat pesan moral yang mengedukasi masyarakat. Wayang golek sebagai seni pertunjukkan rakyat juga penuh dengan kesederhanaan dengan pengunaan bahasa sehari-hari (merakyat). Pertunjukan ini juga lebih komunikatif sehingga mudah dimengerti oleh penonton.
- Wayang Golek sebagai Ritual
Salah satu fungsi wayang golek dalam masyarakat Jawa Barat, di antaranya adalah untuk ngaruat. Ngaruat adalah ritual untuk membersihkan segala sesuatu, baik orang, maupun lingkungan desa dari segala marabahaya. Orang yang harus diruat disebut dengan istilah sukerta. Orang-orang yang menurut tradisi Sunda harus diruwat (sukerta), antara lain:
- Nunggal (anak tunggal)
- Nanggung bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia)
- Suramba (empat orang putra)
- Surambi (empat orang putri)
- Pandawa (lima putra)
- Pandawi (lima putri)
- Talaga yanggal kausak (seorang putra dihapit putri)
- Wayang Golek sebagai Cendera mata
Seperti yang kita ketahui, wayang golek merupakan boneka yang dipakai untuk seni pertunjukkan. Namun, tidak menutup kemungkinan karya seni ini dapat dijadikan sebagai oleh-oleh. Sebagai barang cendera mata, pembuatan wayang golek pun tidak harus terlalu mematuhi pakem-pakem yang terdapat dalam dunia pewayangan. Namun, karakter dasar dari setiap wayang tetap dipertahankan. Kelebihannya adalah para pengrajin bisa lebih berimprovisasi, khususnya dalam pewarnaan.