Travelling Indonesia – Perbendaharaan ragam rupa Indonesia memang tak ada habisnya untuk dipelajari. Salah satunya, yakni karya seni rupa Indonesia yang melanglangbuana hingga ke mancanegara, batik namanya.
Kain batik sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Batik berasal dari bahasa jawa hamba dan titik. Yang berarti menulis dalam titik.
Menengok kembali sejarah batik di Tanah Air, dulunya batik hanya dibuat oleh keluarga kerajaan. Kegiatan membatik oleh putra putri keraton dipandang sebagai kegiatan penuh nilai kerohanian yang memerlukan pemusatan pikiran, kesabaran, dan kebersihan jiwa. Oleh karenanya, motifnya penuh dengan simbol dan corak-corak tertentu.
Meskipun terlihat sederhana, namun dalam setiap gores motif batik, terkandung makna filosofis yang mendalam. Diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia pada 2009, menegaskan kembali eksistensi batik di mata dunia.
Menginjak 2014 kembali mendapatkan sorotan membanggakan dari dunia atas prestasinya mengenai batik. Yakni dengan ditetapkannya Yogyakarta sebagai kota batik dunia. Untuk memperkaya pengetahuan Anda tentang batik Indonesia, Travelling Indonesia telah merangkum setiap makna dan filosofi batik Nusantara.
Motif Batik Parang
Inilah salah satu motif batik paling tua dengan filosofi dan makna yang sangat dalam yang berasal dari Solo. Motif batik parang mengandung nilai sekaligus petuah agar manusia tidak mudah menyerah terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan.
Pola garisnya yang saling berkesinambungan menggambarkan konsistensi manusia dalam memperbaiki diri dari waktu ke waktu, pantang menyerah untuk mencapai kesejahteraan, serta menggambarkan bagaimana manusia terus memperbaiki hubungan dengan Tuhan, alam, maupun sesamanya.
Motif Batik Buketan
Batik motif buketan merupakan motif batik asal Pekalongan, Jawa Tengah. Kata buketan sendiri diambil dari Bahasa Belanda “boeket” yang artinya rangkaian bunga.
Nama yang sangat cocok, mengingat motif batik ini memang didominasi oleh gambar tumbuhan yang bersulur disertai bunga dan burung. Gambar bunga pada motif ini merupakan perlambangan dari kebahagiaan, kecantikan, kemurnian, dan keceriaan. Sedangkan gambar burung bisa dimaknai sebagai simbol keanggunan dan wibawa seorang wanita.
Motif Batik Kawung
Salah satu motif batik yang paling terkenal dari Yogyakarta adalah motif kawung. Motif batik ini berbentuk bulatan-bulatan yang menyerupai buah kawung atau buah aren yang disusun secara geometris.
Dalam kebudayaan Jawa, motif kawung yang disusun geometris ini diartikan sebagai lambang terjadinya kehidupan manusia. Harapannya, agar manusia tidak melupakan asal-usulnya.
Selain itu, motif batik kawung juga dikenal sebagai lambang keperkasaan dan keadilan. Tak heran jika dulunya, batik kawung hanya boleh dikenakan oleh orang-orang tertentu saja, seperti pejabat kerajaan.
Motif Batik Ulamsari Mas
Selain Jawa, Bali juga memiliki motif batik khasnya sendiri. Salah satu motif batik dari Bali yang cukup dikenal luas adalah motif batik ulamsari mas.
Gambar yang terdapat pada batik ini adalah berupa udang dan ikan. Gambar udang dan ikan dalam batik ini menyimbolkan sumber daya alam bawah laut Bali yang kaya dan banyak dijadikan sumber mata pencaharian oleh masyarakatnya.
Sehingga, gambar udang dan ikan pada motif ulamsari mas ini dapat juga diartikan sebagai simbol kesejahteraan masyarakat Bali.
Motif Batik Truntum
Motif batik ini sering kita jumpai di pernikahan adat Jawa khususnya Solo atau Surakarta. Namanya adalah batik truntum. Truntum diambil dari bahasa Jawa “taruntum” yang berarti tumbuh kembali atau bersemi kembali. Asal-usul batik ini selalu dikaitkan dengan cerita Ratu Kencana.
Batik bergambar kuntum atau kembang di langit ini punya sejarah yang panjang. Diawali pada abad ke-18, Ratu Kencana merasa diabaikan oleh Sunan Pakubuwana III Surakarta Hadiningrat karena sunan memiliki selir baru di keraton. Sang ratu kemudian melampiaskan kecemburuannya pada goresan lukisan gambar bintang dan bunga tanjung pada sehelai kain.
Melihat sang ratu yang tengah membatik, hati sunan kembali tersentuh. Rasa kasih sayang dan cinta bersemi kembali di hati sang sunan. Dari sinilah awal sejarah batik truntum yang kita kenal sekarang. Motif ini menyimbolkan cinta dan kasih sayang yang selalu bersemi di antara pasangan.
Motif Batik Sidoasih
Selain truntum, batik motif sidoasih juga merupakan jenis batik yang sering dikenakan dalam acara-acara pernikahan adat Jawa di Yogyakarta. Batik yang bermuatan gambar tumbuhan atau gunung ini berasal dari dua kata bahasa Jawa, yaitu “sido” yang berarti jadi, terus menerus, atau berkelanjutan dan “asih” yang berarti kasih sayang.
Sehingga, sidoasih dapat diartikan sebagai perlambang kehidupan manusia yang penuh kasih sayang. Motif batik yang satu ini banyak dipakai pada upacara pernikahan, dengan harapan pengantin akan membangun kehidupan rumah tangganya yang penuh cinta kasih.
Motif Batik Asem Semarangan
Corak motif flora dan fauna memang erat kaitannya dengan wilayah pesisir. Di Semarang sendiri, salah satu ciri khas batiknya yakni batik dengan motif pohon asem, maupun asem di dalamnya. Terkadang, terdapat pula motif burung blekok yang menghiasi sekitaran motif asem yang ada.
Motif Batik Cuwiri
Motif ini memiliki makna yang mendalam bagi sang bayi. Di mana orang tuanya berharap, si bayi sejak kecil telah memiliki nilai-nilai kebaikan, sehingga dihormati oleh masyarakat.
Motif Batik Tambal
Batik motif tambal ini memang terlihat sedikit berbeda dengan motif batik lainnya. Namun, seperti motif batik lainnya asal Yogyakarta, batik ini memiliki filosofi yang cukup mendalam. Tambal, dalam bahasa Jawa memiliki arti menambal, maksudnya, dalam hidupnya manusia arus selalu berbenah dan memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik secara lahir maupun batin.
Pada zaman dulu, batik tambal ini juga sebagai doa agar orang yang sakit segera mendapat kesembuhan. Caranya yakni dengan menyelimuti orang sakit dengan batik motif tambal.
Motif Batik Grompol
Motif yang satu ini sangat terkenal di Yogyakarta. Dilihat dari motifnya, sudah bisa mencerminkan adanya kesatuan berupa rantai-rantai yang tergabung menjadi satu dengan pola bunga di tengahnya. Dari segi makna, grompol memiliki arti bersatu.
Masyarakat percaya bahwa motif batik ini merupakan simbol dari bersatunya hal-hal yang bersifat kebaikan. Hal tersebut membuat batik ini sering dikenakan pada saat upacara perkawinan. Grompol merupakan pengharapan berkumpulnya rejeki, kebahagiaan, keturunan, hidup rukun, dan sebagainya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram https://instagram.com/travellingindonesiacom?igshid=YmMyMTA2M2Y, Facebook https://www.facebook.com/groups/392631742735837/?ref=share, dan Twitter https://twitter.com/travell_in?t=lhFS4MS7pr5q0UBGCiZSdA&s=09.