Travelling Indonesia – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan Jakarta dan Bandung memiliki jangkauan penumpang yang cukup besar. Bahkan potensinya diklaim masih besar meski pemindahan ibu kota ke Kalimantan sudah direalisasikan.
Presiden Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, hasil riset Polar UI pada 2021 mengenai potensi penumpang dari Kereta Cepat Jakarta Bandung yang diperkirakan bisa mengangkut 30.000 penumpang harian.
Namun, perkiraan jumlah penumpang ini lebih rendah dari riset LAPI ITB yang sempat merilis angka pengguna 61.000 penumpang per hari. Rencananya, pada akhir Desember 2022 bakal dilakukan uji coba.
Tarif yang harus dibayar masyarakat untuk bisa menikmati layanan kereta cepat juga sudah mulai dipatok. Sementara perkiraan harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung ini berkisar Rp150.000-Rp350.000 per orang.
Dengan besaran tarif tersebut diperkirakan KCIC dapat mencapai break even point (BEP) atau balik modal setelah 40 tahun. Meski demikian, perusahaan saat ini masih terus berupaya untuk mencari potensi pendapatan lainnya sehingga bisa menekan potensi BEP di bawah 40 tahun.
Alternatif turun di Padalarang
Meskipun menawarkan kecepatan, kelemahan Kereta Cepat Jakarta Bandung dibandingkan kereta reguler, salah satunya adalah stasiun pemberhentiannya yang berada di daerah pinggiran.
Letak stasiun yang berada jauh di pinggiran kota ini mirip dengan lokasi bandara pada umumnya. Padahal, di banyak negara, kereta cepat yang merupakan pesaing pesawat udara yang menawarkan keunggulan lokasi stasiun di tengah kota.
Untuk bisa menuju Kota Bandung, penumpang bisa turun di dua stasiun terdekat, yakni Stasiun Padalarang yang berada di Kabupaten Bandung Barat atau Stasiun Tegalluar yang masuk wilayah Kabupaten Bandung.
Kereta Cepat Jakarta Bandung memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer. Terbentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar di Bandung bagian timur.
KCJB bakal dilengkapi dengan empat stasiun pendukung dan 1 depo. Mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, serta Stasiun Tegallluar yang sekaligus menjadi depo.
Stasiun ini akan melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar. Waktu tempuh dan kecepatan Sementara dikutip dari laman resmi KCIC, Kereta Cepat Jakarta Bandung menggunakan kereta cepat generasi terbaru, yakni CR400AF.
Adapun CR400AF merupakan hasil pengembangan tipe CRH380A oleh CRRC Qingdao Sifang. CR400AF memiliki lebar 3,36 meter, tinggi 4,05 meter, dengan panjang kepala kereta 27,2 meter dan intermediate kereta 25 meter.
Selain mampu beroperasi di iklim tropis dan cuaca ekstrim, CR400AF juga dipastikan mampu menghadapi kondisi geografis lintasan Jakarta-Bandung yang cenderung menanjak. Dengan besar daya setiap rangkaian mencapai 9750 kW, CR400AF mampu memberikan akselerasi yang lebih baik saat melewati trase pada elevasi 30 per mil. Dalam kondisi darurat, CR400AF dapat digunakan sebagai penarik kereta lainnya meskipun dalam kondisi gradien atau elevasi 12 per mil.
Satu rangkaian CR400AF terdiri dari 8 kereta (cars), dengan komposisi empat kereta bermotor dan empat kereta tanpa motor. Dengan komposisi ini memungkinkan kereta CR400AF memiliki kecepatan desain hingga 420 kilometer per jam dan kecepatan operasional 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan tinggi tersebut, CR400AF akan menempuh jarak 142,3 kilometer Jakarta-Bandung dalam waktu 36 menit untuk perjalanan langsung, hingga 46 menit dengan kondisi perjalanan berhenti di setiap stasiun.