• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Kesenian Debus Lestari Hingga Kini

Beno Alfredo by Beno Alfredo
July 11, 2022
in Art & Culture
Kesenian Debus Lestari Hingga Kini

Kesenian Tradisional Debus Asal Banten - Dok. Dispar Provinsi Banten

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam, kemudian berkembang digunakan sebagai media untuk memompa semangat rakyat Banten dalam menghadapi penjajahan Belanda pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.

Fase berikutnya, debus sempat menghilang seiring dengan melemahnya Kasultanan Banten di bawah kekuasaan Sultan Rafiudin. Kesenian debus muncul lagi pada 1960-an, dan sampai sekarang berfungsi sebagai sarana hiburan. Saat ini, debus memang menunjuk pada satu kesenian yang memanifestasikan kekuatan tubuh terhadap sentuhan senjata atau benda tajam dan pukulan benda keras di Banten.

Selain debus, masih ada nama lainnya untuk menyebut kesenian yang sama, yakni Al Madad, yang dipandang sebagian orang sebagai cikal bakal debus. Jumlah kelompok kesenian Al Madad yang tersisa saat ini memang kalah banyak oleh kelompok kesenian debus.

Kesenian debus dihidupkan dan dikembangkan di paguron/padepokan/sanggar silat. Akan tetapi, tidak setiap paguron/padepokan/sanggar menggarap kesenian debus. Antara debus dan silat memang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Silat merupakan cikal bakal debus merupakan salah satu tahapan tertentu dalam aktivitas bersilat. Setiap pemain debus sudah pasti pesilat, namun tidak setiap pesilat adalah pemain debus.

Setiap paguron biasanya menginduk pada satu aliran silat tertentu. Setidaknya ada 3 (tiga) aliran silat yang cukup besar di wilayah Banten, yakni aliran silat cimande, bandrong, dan terumbu. Aliran silat tersebut mewarnai karakteristik kesenian debus yang dimiliki oleh padepokan debus.

Komunitas pemain debus biasanya dapat mengenali karakteristik debus cimande, debus bandrong, atau debus terumbu. Setiap sanggar debus dipimpin oleh seorang guru besar atau syeh. Dia membawahi sekitar 20 pemain debus, termasuk pemain atraksi dan penabuh nayaga. Untuk menampilkan kesenian debus diperlukan perlengkapan yang meliputi busana pemain, peralatan kesenian, dan peralatan atraksi debus.

Busana pemain debus terdiri atas lomar ‘ikat kepala’, baju kampret, dan celana pangsi. Peralatan kesenian yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan debus ada tiga jenis. Pertama, peralatan kesenian kendang penca untuk mengiringi debus cimande, yang terdiri atas tarompet, kanco ‘gong’, kendang kemprang, kendang gedur, dan kulanter; Kedua, peralatan kesenian patingtung untuk mengiringi debus terumbu dan debus bandrong, yang terdiri atas 1 (satu) kendang besar, 2 (dua) kendang kecil, gong kecil, gong panggang (dibuat dari drum berisi air dan di bagian atasnya diletakkan besi panjang yang ada cembungnya), kenuk, angkeb, kecrek, dan tarompet; ada juga yang merupakan gabungan kendang penca dan rebana.

Adapun peralatann atraksi debus yang akan digunakan tentu saja disesuaikan dengan jenis atraksi debus yang akan ditampilkan. Tak kurang dari 40 jenis atraksi debus yang ada di Banten, di antaranya berjalan di atas bara api yang menyala; memukul bata di kepala dengan kayu; menjilat pisau yang dibakar; menorehkan pecahan botol ke badan, menusuk pipi dengan jarum; menginjak pecahan kaca; menyiram badan dengan air keras; menusuk perut dengan paku banten atau almadad; mengupas kulit kelapa dengan gigi; menyayat badan dengan golok yang tajam; dan menusuk lidah dengan kawat (sujen, jara).

Pertunjukan kesenian debus idealnya dilaksanakan di lapangan terbuka agar pemain leluasa dalam melakukan atraksinya. Sebelum melakukan pertunjukan, guru besar atau syeh melakukan ritual khusus, yang intinya memohon kepada Tuhan agar dilancarkan dalam melaksanakan pertunjukan debus. Pada hari pelaksanaan pentas kesenian debus, jalannya pertunjukan dibagi menjadi beberapa tahapan.

Berikut tahapan tersebut secara berurutan:

1) menyiapkan peralatan dan mengecek arena pertunjukan;

2) guru besar memanjatkan doa untuk kelancaran pertunjukan tersebut;

3) memainkan tetabuhan pengiring untuk mengundang penonton agar mendekati arena pertunjukan;

4) menampilkan atraksi silat untuk mulai menghangatkan suasana, dari sekadar ibing biasa hingga pandungdung; dan

5) menampilkan atraksi debus, dari yang paling ringan hingga puncaknya yang paling berbahaya.

Tags: ArtBantenBela DiriBudayaCultureDebusKesenian TradisionalSundaTravelling Indonesia
Previous Post

Selebritis Indonesia Jadi Ikon Sport Tourism

Next Post

Dari Jakarta ke Bandung Hanya 36 Menit?

Related Posts

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman
Art & Culture

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman

April 18, 2025
Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah
Art & Culture

Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah

April 16, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

April 15, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

April 8, 2025
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok
Art & Culture

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok

April 7, 2025
Next Post
Dari Jakarta ke Bandung Hanya 36 Menit?

Dari Jakarta ke Bandung Hanya 36 Menit?

Popular

  • Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sayur Besan Khas Betawi, Sajian Spesial Acara Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rainbow Rafting, Wisata Khusus Pencinta Tantangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan di Kepulauan Talaud

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025

Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025

May 20, 2025
Rujak Aceh, Kuliner Kaya Rasa di Setiap Suapan

Rujak Aceh, Kuliner Kaya Rasa di Setiap Suapan

May 20, 2025
Menikmati Sensasi Ketenangan Sejenak di Pulau Hoga Wakatobi

Menikmati Sensasi Ketenangan Sejenak di Pulau Hoga Wakatobi

May 19, 2025
Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

May 16, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022