• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Kain Besurek Bengkulu, Keindahan Batik Bermotif Kaligrafi

Austin Devon by Austin Devon
July 31, 2022
in Art & Culture, Merchandise
Ilustrasi Kain Besurek Bengkulu

Ilustrasi Kain Besurek Bengkulu - Dok. Kibrispdr

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Kain basurek atau kain batik besurek merupakan kain bercorak kaligrafi yang menjadi penanda akulturasi antara budaya Nusantara dan Arab di daerah Bengkulu.

Hingga kini, kain besurek berkembang pesat hingga mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah Bengkulu dan masyarakat.

Perkembangan kain besurek diperkirakan bermula saat Sentot Ali Basya atau Sentot Prawirodirdjo beserta keluarga dan pengikutnya diasingkan ke daerah Bengkulu. Sebab, awalnya perajin dan pemakai kain ini sebagian besar berasal dari keturunannya.

Namun, ada pendapat lain yang mengungkapkan kain ini sudah ada sejak abad ke-16, bersamaan dengan masuknya Islam ke wilayah Bengkulu. Konon, Batik Besurek diperkenalkan para pedagang Arab dan pekerja asal India.

Secara etimologis nama Besurek berasal dari kata dasar surek yang berarti surat atau tulisan. Memang yang menjadi ciri khas kain besurek adalah motifnya yang berupa kaligrafi Arab.

Kain Besurek Bengkulu

Motif kaligrafi tersebut dibuat dengan cara membatik. Ada tujuh jenis motif dasar yaitu:

  • Motif kaligrafi Arab, dipakai oleh pembantu raja penghulu dan pengapit pengantin dalam ritual adat pernikahan sebagai destar atau penutup kepala. Umumnya motif jenis ini berwarna biru.
  • Motif rembulan dan kaligrafi Arab, dikenakan oleh calon pengantin perempuan dalam salah satu rangkaian ritus adat pernikahan, yaitu acara siraman. Motif ini identik dengan warna merah.
  • Motif kaligrafi Arab kembang melati, digunakan untuk ritual adat cukur bayi dengan warna dominan merah manggis.
  • Motif kaligrafi Arab burung kuau, dipakai oleh calon pengantin putri saat ziarah kubur pada rangkaian upacara perkawinan. Motif ini didominasi oleh warna merah.
  • Motif pohon hayat burung kuau kaligrafi Arab, digunakan pada hiasan yang disampirkan dalam bilik pengantin. Motif ini didominasi oleh warna biru.
  • Motif kaligrafi Arab kembang cengkih kembang cempaka, dipakai dalam rangkaian ritual adat bedabung, yaitu upacara mengikir gigi. Motif ini didominasi oleh warna merah kecokelat-cokelatan.
  • Motif kaligrafi Arab relung paku burung punai, didominasi warna merah. Motif ini dipakai sebagai hiasan pembalut ayunan cukur bayi.

Kain bermotif kaligrafi ini awalnya hanya digunakan terbatas untuk upacara-upacara adat, seperti pada upacara pernikahan adat Bengkulu.

Kain Besurek Bengkulu

Seiring waktu, motif dan penggunaannya berkembang. Saat ini, batik besurek juga digunakan untuk berbagai keperluan lain, seperti untuk acara resmi kedinasan, busana muslim, dan pakaian harian.

Dahulu kala di beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain ini bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, untuk sekarang ini sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab.

Selain itu, kain ini juga tak lagi hanya digunakan sebagai bahan pakaian, tetapi juga untuk dompet, dasi, tas, kopiah, aksesoris tempat perhiasan, tempat tisu, dan cendera mata. Desain motifnya telah dipadukan dengan motif flora, fauna, ornamen ukiran rumah tradisional, huruf kaganga, dan lain sebagainya.

Kain Besurek Bengkulu

Menurut penelitian Selfa Nur Insani dalam tulisan berjudul Pesona Kain Batik Besurek Di Bengkulu (2018), kerajinan Kain Besurek Bengkulu sempat mengalami masa kevakuman selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

Sampai akhirnya sekitar 1980-an, Gubernur Bengkulu, Suprapto, menggalakkan kembali seni kerajinan Kain Besurek dengan membangkitkan kembali motif-motif lama.

Salah satu langkah yang ditempuh Gubernur Suprapto dalam menggalakkan seni kerajinan Kain Besurek di Bengkulu adalah dengan mewajibkan para pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengenakan pakaian dari kain besurek pada hari-hari kerja tertentu.

Langkah yang ditempuh Gubernur Suprapto itu ternyata mampu mendorong bangkitnya kembali industri kerajinan kain besurek di Bengkulu. Bahkan, kalangan pelaku industri kerajinan kain besurek pun mulai terangsang kembali untuk mengembangkan motif-motif baru.

Kain Besurek Bengkulu

Saat ini, kain besurek hasil dari mesin printing dengan aneka bahan dan motif serta harga yang lebih murah membanjiri pasaran.

Harga kain besurek yang ditulis langsung dengan tangan tentunya dijual lebih mahal, dibandingkan tekstil cetak bermotif kaligrafi ini. Satu lembar kain batik tulis bahan katun biasa dijual Rp750.000 – Rp1.000.000, sedangkan bahan sutra dijual Rp2.500.000.

Meski demikian, masih ada perajin yang mempertahankan tradisi, membuat kain besurek dengan metode batik tulis menggunakan peralatan sederhana. Kain ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dari Provinsi Bengkulu pada 2015.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook dan Twitter.

Tags: BengkuluKain BesurekPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

Kampoeng Seafood, Pencinta Kuliner Bahari Wajib Coba!

Next Post

Api Lenyapkan 40 Kamar Oceano Resort Jambuluwuk

Next Post
Api Lenyapkan 40 Kamar Oceano Resort Jambuluwuk

Api Lenyapkan 40 Kamar Oceano Resort Jambuluwuk

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Raja Ampat

Raja Ampat, Pulau Surga di Ujung Papua

February 4, 2023
Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

December 29, 2022
Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

January 22, 2023
Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

January 11, 2023
Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

3
Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

2
Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

1
Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

1
Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

February 5, 2023
Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

February 4, 2023

Recent News

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

February 5, 2023
Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

February 4, 2023
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • About Us
  • Contact Us
  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Indonesian Tourism Information
  • Indonesian Tourism Website
  • Management
  • Travelling Indonesia

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022