• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Destination

Landmark Budaya Floratama di Parapuar, Destinasi Wisata Baru di NTT

Austin Devon by Austin Devon
November 4, 2023
in Destination
Landmark Budaya Floratama di Parapuar, Destinasi Wisata Baru di NTT

Landmark budaya Floratama di Parapuar. (Kemenparekraf)

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo.

Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (bahasa Manggarai), yakni Para yang berarti Pintu atau Gerbang dan Puar yang berarti hutan.

Pemilihan nama tersebut didasari oleh prinsip bahwa kawasan yang akan dibangun tersebut akan mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan akan tetap mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, Hutan Nggorang Bowosie.

Baca:

  • Kelezatan Lalampa, Kuliner khas Sulawesi Selatan
  • Blackstone Paradise, Pilihan Hotel Terbaik di Lombok Tengah
  • Minimania Lembang, Destinasi Lokal Bernuansa Mancanegara

Kawasan ini diapit oleh 2 desa (Desa Golo Bilas dan Desa Gorontalo) dan satu kelurahan yaitu Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Ada empat zona yang akan dibangun di atas lahan 400ha kawasan Parapuar tersebut. Salah satunya adalah Zona Budaya (Cultural District) yang rencananya akan dibangun di area seluas 21, 69 Ha dari total kawasan seluas 114, 73 Ha.

Pengembangan zona ini terdiri dari Pusat Budaya (Cultural Center) seperti Hikayat Komodo, Cultural Perfomance Park, Museum, Agriculture Tourism, Culture Gallery, Ring of Fire Flores View, dan Pray Hill serta atraksi penunjang lainnya yang ikut mendukung pariwisata dan menonjolkan budaya NTT.

images 3 e1698991054203
Landmark budaya Floratama di Parapuar.

Pembangunan zona ini bertujuan untuk menjadi showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata.

Pengunjung dapat mempelajari dan menikmati kebudayaan dan kehidupan alam Flores selain menikmati ketenangan dan keindahan alam Labuan Bajo yang berkontur hutan dan perbukitan.

Pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo yang diharapkan dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo.

Labuan Bajo sendiri sejak lama telah dikenal dengan keberadaan Taman Nasional Komodo di mana hidup satwa endemik Komodo (Varanus Komodoensis) yang menjadi daya tarik utamanya.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menambah destinasi dan atraksi wisata yang ada di Labuan Bajo selain di Taman Nasional Komodo, dengan harapan agar wisatawan tidak hanya berkunjung ke laut dan pulau, tetapi juga menghabiskan waktu di dalam kota Labuan Bajo dan berbelanja oleh-oleh khas lokal.

Salah satu hal yang akan akan menjadi unggulan Zona Budaya ini adalah, pengembangan kawasan ini akan menjadi miniatur budaya Floratama dan dilengkapi dengan berbagai narasi budaya terkait sejarah Manggarai, Flores, Alor, Lembata, dan Bima, sejarah Komodo yang berkembang menjadi cerita rakyat.

Selain itu, pengembangan kawasan yang diarahkan menjadi showcase budaya Floratama ini akan banyak menyajikan pertunjukan budaya baik dari segi tari-tarian, musik, nyanyian, struktur bangunan, kuliner, hingga permainan tradisional.

Dengan semua fasilitas dan daya tarik tersebut, Zona Budaya Parapuar akan ditawarkan dalam berbagai paket wisata sehingga para pengunjung bisa mendapatkan pengalaman jelajah budaya Floratama.

Sebagai langkah aktivasi, BPOLBF dalam waktu dekat ini mulai memperkenalkan kawasan Parapuar kepada masyarakat dengan melaksanakan soft launching berupa mini event Picnic Over The Hill (POTH) di Zona 1 Parapuar.

Mini event ini akan diselenggaralan selama 2 hari, 11 -12 November dengan memanfaatkan area yang telah dibangun dan layak pakai di zona yang juga menjadi titik 0 view point Parapuar tersebut.

Melalui mini event ini POTH yang ditargetkan mendatangkan 1.000 pengunjung ini menawarkan kenikmatan pemandangan Kota Labuan Bajo dari sore (sunset) hingga malam (stargazing).

Saat ini, pengembangan kawasan telah dilakukan dengan membangun infrastruktur dasar yaitu jalan aspal sepanjang 1,5 km. Pembangunan kawasan pada setiap zona direncanakan akan dimulai pada 2024 mendatang dimulai dari pembangunan infrastruktur dasar seperti air, listrik, dan jaringan komunikasi.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter.

Tags: DestinasiLabuan BajoNTTPeta Wisata IndonesiaTravelling Indonesia
Previous Post

Panorama Alam Memesona Milik Blackstone Paradise di Lombok Tengah

Next Post

Sate Rembiga, Olahan Sate Sapi Legendaris di Pulau Lombok 

Related Posts

Menikmati Sensasi Ketenangan Sejenak di Pulau Hoga Wakatobi
Destination

Menikmati Sensasi Ketenangan Sejenak di Pulau Hoga Wakatobi

May 19, 2025
Objek Wisata Pantai Pangandaran Jadi Primadona Sepanjang Libur Waisak
Destination

Objek Wisata Pantai Pangandaran Jadi Primadona Sepanjang Libur Waisak

May 14, 2025
Blok M Jadi Wisata Terlengkap, Cocok Bagi Semua Kalangan
Destination

Blok M Jadi Wisata Terlengkap, Cocok Bagi Semua Kalangan

May 9, 2025
Taman Nasional Komodo Jadi Destinasi Wisata Terindah di Asia
Destination

Taman Nasional Komodo Jadi Destinasi Wisata Terindah di Asia

April 25, 2025
Pesona Pulau Pasir Timbul di Perairan Maluku
Destination

Pesona Pulau Pasir Timbul di Perairan Maluku

April 24, 2025
Sejarah Panjang Dibalik Keindahan Alam Nusa Penida
Destination

Sejarah Panjang Dibalik Keindahan Alam Nusa Penida

April 16, 2025
Next Post
Sate Rembiga, Olahan Sate Sapi Legendaris di Pulau Lombok 

Sate Rembiga, Olahan Sate Sapi Legendaris di Pulau Lombok 

Popular

  • Sayur Besan Khas Betawi, Sajian Spesial Acara Pernikahan

    Sayur Besan Khas Betawi, Sajian Spesial Acara Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Total 6 Ribu Peserta Ramaikan Milo Activ Indonesia Race 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

May 21, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

May 21, 2025
Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025

Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025

May 20, 2025
Rujak Aceh, Kuliner Kaya Rasa di Setiap Suapan

Rujak Aceh, Kuliner Kaya Rasa di Setiap Suapan

May 20, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022