Travelling Indonesia – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih terus berlangsung dengan lontaran baju pijar mencapai empat kilometer. Keselamatan pelintas Jalan Trans Flores yang melawati kaki gunung tersebut terancam.
Hingga Sabtu (26/4/2025) dini hari, erupsi masih terus berlangsung. Sepekan terakhir, Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki terus melaporkan kejadian erupsi mengalami peningkatan signifikan.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya mengatakan, terhitung mulai 18 hingga 25 April, telah terjadi 111 kali erupsi. Intensitas erupsi naik singnifikan dibandingkan pekan sebelumnya, yakni 20 kali.
Baca:
- Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
- Sejarah Panjang Dibalik Keindahan Alam Nusa Penida
- Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025
Pada Jumat kemarin, misalnya, sempat terjadi erupsi eksplosif disertai ledakan kuat pada jam 02.09 dan 02.28 Wita. Tinggi kolom erupsi 2.500 sampai 3.500 meter.
Ketika erupsi berlangsung, terjadi lontaran batu pijar yang mencapai empat kilometer (km) dari kawah. Sebelumnya, radius lontaran paling jauh dua kilometer. Status keaktifan gunung saat ini pada Level III atau Siaga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur Fredy Moat Aeng yang dihubungi secara terpisah mengatakan, semua desa yang berada dalam radius tersebut sudah dikosongkan. Kendati demikian, masih berlangsung aktivitas di sana.
Aktivitas dimaksud seperti warga yang pergi ke kebun atau memberi makan ternak peliharaan.
“Pemerintah berulang kali mengimbau bahwa daerah itu masuk salam zona merah. Secara berkala ada petugas yang melakukan patroli,” katanya.
Selain itu, para pengguna transportasi di Jalan Trans Flores yang berada di kaki gunung juga terancam keselamatan mereka. Setiap hari, ribuan kendaraan melintasi Jalan Trans Flores. Jaraknya dengan puncak gunung tidak lebih dari lima kilometer. Artinya, jalur itu dalam zona merah.
Jalan Trans Flores membentang dari ujung timur Pulau Flores, dari Larantuka di Kabupaten Flores Timur sampai Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat. Jalan itu menghubungkan delapan kabupaten.
Ruas jalan Trans Flores yang masuk zona merah diperkirakan sekitar 7 kilometer dengan kondisi jalan berkelok.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pertama kali tercatat dalam sejarah manusia terjadi pada tahun 1861. Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki kembaran bernama Gunung Lewotobi Perempuan yang memiliki ketinggian 1.708 meter di atas permukaan laut.
Puncak kedua gunung itu terpisah jarak lebih kurang 2 kilometer. Pelana yang memisahkan kedua puncak itu berketinggian 1.232 meter di atas permukaan laut. Adapun erupsi Gunung Lewotobi Perempuan pertama kali tercatat adalah pada 1921. Gunung Lewotobi Laki-laki lebih banyak erupsi dibandingkan Gunung Lewotobi Perempuan.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.