Travelling Indonesia – Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan Nusa Penida menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dibandingkan keindahan alamnya.
Sebelum era kerajaan, Nusa Penida diselimuti legenda dan mitos yang erat kaitannya dengan Bali. Konon, pulau ini merupakan tempat pembuangan para pangeran dan bangsawan yang dianggap bermasalah. Salah satunya berkaitan dengan ilmu hitam.
Diperkirakan Nusa Penida muncul sekitar abad ke-10, tepatnya dengan penemuan tulisan awal pada sebuah Pilar Belanjong (prasasti) pada 914 Masehi. Prasasti tersebut menyebutkan ekspedisi militer Raja Bali pertama, bernama Sri Kesari Warmadewa yang menaklukan Nusa Penida.
Baca:
- Sejarah Wisata Dusun Semilir di Kabupaten Semarang
- Sky Lancing Lombok Bakal Jadi Magnet Paralayang Dunia
- Sajian Tengkleng Sumsum Kambing, Hidangan Kaum Priyayi di Solo
Bisa dikatakan bahwa selama masa kerajaan Nusa Penida, Kerajaan Gelgel yang memiliki pengaruh paling besar. Hal ini pada abad ke-14, Nusa Penida menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Gelgel, kerajaan terbesar Bali saat itu (bahkan sempat menguasai kota Lombok). Raja Dalem Waturenggong menjadikan pulau ini sebagai tempat pengasingan para penjahat dan tahanan politik. Pada masa pemerintahannya, juga berhasil kuasai wilayah Dalem Nusa atau Dalem Bungkut.
Ada peran tokoh lainnya, I Gusti Ngurah Jelantik, mengarahkan pasukan Kerajaan Gelgel untuk taklukan penguasa Nusa Penida yang saat itu sedang berontak. Karena itulah, keadaan kembali tentram. Makanya, Dalem Di Made memberikan penghargaan kepada Jelantik. Ini terjadi menjelang akhir masa Kerajaan Gelgel.
Mendapatkan Julukan Pulau Bandit
Belanda membuat peta pada tahun 1900 menyebutkan bahwa merupakan Pulau Bandit. Alasannya karena pada masa Kerajaan Klungkung pernah terjadinya deportasi bagi ahli ilmu hitam, penjahat serta lawan politik.
Bentuk deportasinya, berupa pembuangan ke penjara, tempat kerja paksa dan tempat pembuangan untuk beberapa tahanan dari beberapa kerajaan di Bali yakni Klungkung, Gianyar dan Bangli. Ada 4 jenis kelompok yang akan mendapatkan hukum pembuangan, yaitu:
- Kelompok 1: penjahat politik, seperti pemberontak, pengkhianat dan kegiatan mata-mata.
- Kelompok 2: masalah hutang, piutang, denda dan pembayaran lainnya
- Kelompok 3: kepercayaan pada ilmu hitam
- Kelompok 4: melanggar peraturan adat
Kini, Nusa Penida telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Bali. Keindahan alamnya yang mempesona dan sejarahnya yang kaya menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan, kerap masuk alternatif jika bosan mengunjungi tempat wisata yang umum (sejuta umat).

Nusa Penida juga memiliki sejarah panjang dengan agama Hindu (Kerajaan Majapahit). Peninggalan pura-pura kuno, seperti Pura Goa Tembeling dan Pura Dalem Ped, menjadi bukti kuat pengaruh agama-agama tersebut di pulau ini. Relief-relief dan arca-arca yang ditemukan di pura-pura tersebut memberikan informasi tentang kepercayaan dan tradisi masyarakat Nusa Penida di masa lampau.
Menurut legenda, raja terakhir Bali, Dalem Bungkut, adanya sosok pemimpin yang cukup ditakuti bernama, Ratu Gede Mas Mecaling, Dewa Agung bertaring emas. Mecaling tinggal di Bali, di desa kecil Batuan, sebelum diasingkan ke Nusa Penida karena ilmu hitamnya. Bahkan, sebagian orang Bali tidak berani menyebut namanya dengan keras.
Mecaling adalah seorang penyihir yang kuat. Dia kerap mengirimkan penyakit dan wabah ke orang Bali sebagai balas dendam. Suatu hari ketika orang Bali sedang merayakan Nyepi dengan penuh kegembiraan dan tawa. Mecaling memutuskan untuk menjalankan aksinya dengan menipu masyarakat.
Dia pergi ke Bali dengan berpenampilan sebagai Barong, pemimpin pasukan yang baik. Dan pasukan iblisnya menghancurkan semuanya di Bali. Sejak itu, perayan Tahun Baru Bali (Nyepi) menjadi hari hening. Tidak ada yang bersuara atau bersenang-senang. Bahkan kalau sekarang semua jaringan komunikasi diputus sementara untuk menghormati tradisi ini. Inilah juga alasan mengapa penduduk Bali, terutama Nusa Penida mengikuti tradisi Nyepi dengan ketat.
Begitulah, sejarah Nusa Penida, jadi, bukan hanya sekadar tentang keindahan alam yang memukau, tetapi juga tentang sejarah dan budaya yang kaya. Kalau penasaran mengenai penjelasan sejarahnya Nusa Penida lebih lanjut kamu bisa kunjunginya secara langsung melalui beberapa tempat bersejarah.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.