• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

Yuzi Randi by Yuzi Randi
July 4, 2022
in Art & Culture
Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

Tradisi Begawi Adat Lampung - Dok. Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Indonesia adalah negara yang memiliki segudang budaya adat. Budaya adat tiap daerah memiliki perbedaan sebagai ciri khasnya. Contoh keberagaman budaya terlihat dari budaya adat pernikahan.

Setiap suku bahkan tiap daerah memiliki nama dan tata cara adat untuk melangsungkan pernikahan. Kita sudah familier dengan upacara adat pernikahan jawa. Namun, apakah Anda sudah pernah melihat prosesi pernikahan dengan adat Lampung? upacaranya sakral dan unik yaitu Begawi adat Lampung. Ingin tahu apa saja keunikannya, simak beberapa perjelasan di bawah ini.

Di Lampung terdapat salah satu tradisi adat bagi pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahan adat. Adatnya dikenal dengan Begawi adat lampung atau Begawi Cangget Pepadun. Di dalam tradisi tersebut dikenal sebagai tingginya angka mahar pihak perempuan.

Begawi atau yang kerap disebut lengkap dengan istilah Begawi Cangget Pepadun merupakan upacara adat masyarakat lampung untuk memberikan gelar adat kepada seseorang. Masyarakat etnis atau suku lampung yang melaksanakan begawi adalah yang berasal dari kelompok lampung pepadun. Istilah pepadun sendiri berasal dari nama salah satu perangkat yang digunakan dalam begawi yaitu bangku atau singgasana dari kayu yang menyimbolkan suatu status sosial dalam masyarakat.

Di singgasana inilah gelar adat diberikan setelah orang yang ingin mendapatkan kenaikan status dari gelar tersebut. Gelar tidak semudah itu didapatkan orang yang ingin mendapatkan gelar, sosok tersebut diwajibkan menyembelih kerbau dalam jumlah tertentu dan memberikan mahar tergantung permintaan. Jika status adat yang diinginkan semakin tinggi maka uang dan kerbau yang harus diserahkan jumlahnya semakin banyak.

Prosesi upacara begawi tersebut bisa dilangsungkan di tempat mempelai pria maupun mempelai wanita. Dalam persiapan upacara begawi, para penyimbang kedua belah pihak di tempat masing-masing mengadakan pertemuan atau bermusyawarah guna mengatur persiapan-persiapan yang akan dilangsungkan.

Persiapan yang harus dilakukan oleh pihak keluarga yakni menyiapkan semua alat-alat perlengkapan untuk ngakuk manjau dan begawi turun mandei atau cakak pepadun. Acara akad pernikahan dilakukan di tempat mempelai pria, adakalanya atas permintaan pihak gadis para penyimbang mempersiapkan untuk menerima mempelai pria dan rombongan serta melepas anak gadis yang akan diambil pihak bujang dengan mempersiapkan barang-barang bawaan/serahan.

Dalam acara begawi cangget ada beberapa tarian yaitu salah satunya:

  • Tarian penganggik yaitu tarian yang ditarikan oleh seorang pemuda yang berasal dari tuan rumah atau yang mengadakan acara begawi yang di mana tarian berubah status dari anak-anak menjadi seorang yang telah dewasa.
  • Tarian pelangkeu yaitu tari yang ditarikan oleh panitia pemuda yang terlibat di acara cangget, masih ada juga tarian mekhanai aris yang ditarikan oleh pemuda dari masyarakat kampung atau desa yang mengadakan begawi cangget pepadun. Biasanya tarian ini ditarikan serentak atau bisa berlawanan dengan mekhanai aris.
  • Tarian mekhanai temui yaitu tarian yang ditarikan oleh pemuda dari berbagai daerah yang akan mewakili desanya yang akan di tarikan berlawanan dengan pemuda dari berbagai desa.
  • Tarian muli aris yaitu tarian yang ditarikan seorang wanita yang mewakili keluarga mereka yang ada di kampung tersebut.

Upacara begawi cangget pepadun atau cakak pepadun sekaligus sebagai penanda perbedaan kebudayaan antara masyarakat lampung pepadun dengan masyarakat lampung pesisir.

Makna yang Terkandung

Dalam begawi, terkandung nilai keterbukaan karena setiap orang yang menyelenggarakan bisa mendapatkan gelar adat berdasarkan dari garis keturunan. Selain itu, dalam masyarakat lampung saibatin yang berhak mendapatkan atau menerima gelar adat hanya laki-laki yang sudah menikah.

Sedangkan masyarakat lampung pepadun di mana perempuan dan orang yang belum menikah bisa mendapatkan gelar adat. Adat lampung mengenal sifat keterbukaan ini dengan prinsip nengah nyappur, yaitu keterbukaan diri agar memiliki pengetahuan yang luas, lalu nemui nyimah artinya bersikap murah hati dan ramah kepada seseorang.

Menarik bukan? Jika kita perhatikan upacara tersebut mirip dengan upacara pemakaman budaya toraja dengan kerbau sebagai bahan sembelihan, namun bedanya ini dilakukan untuk upacara pernikahan. Betapa kaya budaya dalam suku adat yag ada di negeri tercinta ini, untuk itu mari cintai dan lestarikan budaya Indonesia.

Citizen Journalism: Nabila Farah Icha Putri (Politeknik Negeri Lampung)

Tags: Adat IstiadatBegawiBegawi adat LampungBudaya TradisionalLampungPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

Sentra Industri Kulit Kampung Sukaregang Garut

Next Post

Manado Berbenah Sambut World Beach Games 2023

Next Post
Manado Berbenah Sambut World Beach Games 2023

Manado Berbenah Sambut World Beach Games 2023

Comments 1

  1. Manusia says:
    9 months ago

    Bagus juga nichhh

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Raja Ampat

Raja Ampat, Pulau Surga di Ujung Papua

February 4, 2023
Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

December 29, 2022
Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

January 22, 2023
Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

January 11, 2023
Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

3
Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

2
Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

1
Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

1
Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

February 5, 2023
Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

February 4, 2023

Recent News

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

February 5, 2023
Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

February 4, 2023
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • About Us
  • Contact Us
  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Indonesian Tourism Information
  • Indonesian Tourism Website
  • Management
  • Travelling Indonesia

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022