Travelling Indonesia – Pada awal abad ke-20, seni berperan vital dalam meroketkan pamor Bali. Karya-karya para seniman generasi tersebut, contohnya Nyoman Lempad dan Walter Spies, ibarat “iklan pariwisata” pertama dari pulau ini untuk khalayak dunia.
Kini, pamor seni memang sudah surut sebagai magnet utama. Sulit mencari maestro asing yang mondok di Bali, sementara banyak perupa lokal justru bersinar di daerah lain, terutama Yogyakarta. Kendati begitu, Bali masih memiliki tempat-tempat yang menyuguhkan kreativitas seni, seperti lokasi berikut ini:
1. Museum Rudana, Ubud
Dalam hal variasi koleksi, museum ini sulit disaingi. Selain karya artis lokal seperti Lempad dan Nyoman Gunarsa, Museum Rudana menghidangkan kreasi maestro nasional sekaliber Affandi, Basuki Abdullah, serta Srihadi Soedarsono. Banyak tamu agung, termasuk kepala negara asing, singgah di sini. Museum Rudana, yang dimiliki oleh kolektor Nyoman Rudana, beroperasi sejak 1995 dan menampung lebih dari 400 lukisan dan patung. Jl. Peliatan, Ubud; museumrudana.org
2. Blanco Museum, Ubud
Eksentrik sekaligus magnetik, Antonio Blanco kerap dijuluki “Dali versi Bali.” Museum miliknya di Ubud memancarkan pesona serupa: kombinasi arsitektur Bali dan modern, dinding dan mebel berwarna semarak, serta permainan kriya dan ornamen abstrak. Di dekat area parkirnya, ada restoran eksperimental Blanco par Mandif yang menyuguhkan menu Indonesia dalam presentasi treatrikal. Jl. Raya Tjampuhan, Ubud; blancomuseum.com
3. Museum Neka, Ubud
Di antara koleksinya yang memukau, contohnya lukisan tua dari Ubud hingga wayang abad ke-17, kanvas-kanvas “ceria” buatan Arie Smit adalah magnet utama Museum Neka. Smit, perintis aliran Young Artists, memang bersahabat dengan sang pemilik museum, Suteja Neka, bahkan menghabiskan hari-hari terakhirnya di vila milik Neka. Dibuka pada 1982, Museum Neka juga merupakan salah satu museum seni tertua di Bali. Jl. Raya Tjampuhan, Ubud; museumneka.com
4. ABBC Building, Nusa Dua
Kehadirannya pada 2018 memberi suntikan segar bagi dunia seni kontemporer Bali. Dilengkapi fitur modern, gedung ini memberi keleluasaan dalam presentasi karya, termasuk untuk pemasangan instalasi berukuran besar dan pameran multimedia. Di luar hajatan utama Art Bali, ABBC Building rutin menghadirkan ajang temporer, contohnya pameran bertajuk Balinese Masters pada 2019. Jl. Kawasan Nusa Dua Resort; abbcbuilding.com
5. Santrian Art Gallery, Sanur
Sesuai namanya, galeri partikelir ini bersemayam di kompleks Griya Santrian, hotel yang dikelola oleh salah satu keluarga paling berpengaruh di Sanur. Pamerannya cukup beragam, mulai dari lukisan, sketsa, hingga foto. Tahun lalu misalnya, ada pameran 31 foto bertema bambu hasil jepretan 31 fotografer. Jl. Danau Tamblingan 47, Sanur; santrian.com
6. Museum Pasifika, Nusa Dua
Dalam bangunan rancangan Popo Danes, Museum Pasifika menampung sekitar 600 karya yang disebar dalam 11 ruangan. Selain lukisan dari para maestro seperti Raden Saleh dan Lempad, museum ini memiliki zona khusus artis Eropa yang pernah mampir di Indonesia, termasuk Miguel Covarrubias dan Theo Meier. Daya tarik lainnya yang cukup langka ialah aneka patung dan pahatan dari negara-negara kepulauan di Pasifik. Kompleks BTDC Nusa Dua; museum-pasifika.com
7. Sudakara ArtSpace, Sanur
Galeri ini berada di kompleks Sudamala Sanur, resor yang didirikan oleh seorang kolektor seni. Acaranya cukup variatif. Pada 2013 misalnya, ruangan seluas 250 meter persegi ini memajang karya-karya Kemal Ezedine, Bambang Juliarta, serta Putu Edy Asmara Putra. Tahun lalu, ada pameran Patience is Earth yang mengeksplorasi rice paper. Jl. Sudamala 20, Sanur; sudamalaresorts.com