• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Kuda Lumping, Tari Spiritual khas Ponorogo

Beno Alfredo by Beno Alfredo
June 21, 2022
in Art & Culture
Kuda Lumping Ponorogo

Kuda Lumping Ponorogo - Dok. Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Indonesia adalah negara yang kaya dengan warisan budaya serta tradisi. Berbagai daerah memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain, karenanya banyaknya ragam suku, ras, dan tradisi yang ada di Indonesia. Warisan budaya tersebut dapat meliputi upacara, pakaian adat, dan tarian tradisional.

Pada kesempatan kali ini, Travelling Indonesia akan membahas tentang salah satu tarian yang bernama tari Kuda Lumping. Jika kalian ingin tahu lebih dalam tentang tarian tradisional, simak sejarah Kuda Lumping serta elemen pelengkapnya.

Kuda Lumping berasal dari daerah Jawa Timur, lebih tepatnya dari Ponorogo. Tarian tradisional ini juga dikenal dengan nama yang berbeda-beda pada setiap daerahnya, seperti contoh Jathilan di Yogyakarta atau Jaran Kepang di Surabaya.

Ciri khas dari tarian ini adalah sekelompok penari yang menggunakan properti kuda lumping yang sudah dirancang  secara khusus. Ciri khas dari tarian ini adalah sekelompok penari yang menggunakan properti kuda lumping yang sudah dirancang khusus.

Asal mula tari ini memiliki banyak versi, baik sesuai sejarah atau mitos yang ada dalam masyarakat. Dari cerita cerita yang tersebar dalam masyarakat, belum ada versi yang dianggap paling benar.

Beragam Versi Sejarah Tari Kuda Lumping

post thumbVersi pertama mengatakan bahwa tarian ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, dan memiliki fungsi untuk dipakai dalam ritual atau upacara yang bersifat magis. Properti yang dipakai juga masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Versi kedua mengatakan bahwa tarian ini bertujuan untuk memberi dukungan pada masyarakat yang kurang mampu. Cerita ini bermula dari rasa terima kasih pada Pangeran Diponegoro yang sudah berjuang melawan penjajahan di Indonesia kala itu.

Versi ketiga mengatakan bahwa tarian ini berasal dari perjuangan Raden Patah. Diceritakan bahwa tarian ini adalah penggambaran dari Raden Patah serta Sunan Kalijaga dalam melawan penjajahan di Indonesia.

Versi keempat sendiri menceritakan bahwa asal mula tari ini berasal dari latihan perang Kerajaan Mataram. Pada saat itu, latihan perang dilaksanakan untuk melawan penjajahan Belanda. Sedangkan versi kelima tari ini berasal dari cerita raja yang sangat sakti di Pulau Jawa.

Fungsi & Makna Tari Kuda Lumping

post thumb

Tari ini memiliki fungsi yang serupa dengan tari tari tradisional lainnya. Kesenian Kuda Lumping memiliki fungsi yang dapat dimasukkan ke dalam berbagai segi kehidupan sehari-hari.

Dalam bidang pendidikan, kesenian ini dapat menunjukkan penggambaran sifat manusia yang baik dan buruk. Berbagai norma dan nilai terkandung dalam cerita dan gerakan yang dibawakan oleh penari Tari Kuda Lumping. Penonton diajak untuk mengamalkan perbuatan baik selagi masih ada waktu.

Untuk segi sosial, tarian ini melibatkan banyak orang, mulai dari penari, pawang, dan pengiring musik. Tarian ini tidak dapat dilakukan satu orang saja, perlu kerja sama untuk menciptakan sebuah tarian yang maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa setiap dari kita memiliki peran dalam masyarakat, dan peran itu penting. Tanpa peran itu, keadaan tidak akan berjalan maksimal.

Selain itu tari ini juga memberikan pengingat bahwa ada kuasa yang berada di luar kemampuan manusia atau dalam tarian ini, kekuatan gaib. Unsur inilah yang membuat Tari Kuda Lumping berbeda dengan tari tradisional lainnya.

Sebagai kesenian, tentu tarian ini memiliki fungsi sebagai hiburan. Banyak orang masih antusias untuk menonton penampilan tarian ini. Jika kalian mau, kalian masih dapat melihatnya untuk saat ini.

Banyak gerakan yang dipertunjukkan mengandung hal hal ekstrem dan di luar nalar, dapat dilihat saat penari mulai kerasukan dan melakukan atraksi seperti memakan kaca, melahap api, bahkan berjalan di atas bara api.

Terlepas dari keekstremannya, tarian tradisional ini sarat makna. Seperti kita ketahui, Kuda Lumping adalah tarian yang penuh dengan nuansa alam gaib. Tarian ini mengatakan bahwa alam gaib itu ada, dan kita hidup berdampingan dengan alam tersebut. Oleh karena kita hidup berdampingan, kita harus menghormati dan sadar tentang keberadaan alam di luar alam kita sendiri. Selain itu, tarian ini juga menggambarkan bahwa ada manusia yang baik dan jahat.

Properti Tari Kuda Lumping

  • Sesumping adalah properti yang dipakai pada telinga penari. Properti ini dapat memantulkan cahaya, dan kerap dipakai juga dalam wayang manusia.
  • Bambu yang digunakan disini bukan bentuk mentah dari pohon bambu, tapi hasil anyaman bambu. Anyaman Bambu tersebut kemudian dibentuk kuda yang menjadi properti utama dalam tarian ini.
  • Cambuk atau juga disebut Cemeti dipakai sebagai properti dalam tari ini. Salah satu cambuk akan memiliki panjang sekitar 2 meter, dan jika dibunyikan mengeluarkan bunyi yang keras dan nyaring.
  • Apok adalah properti yang berada di lapisan paling luar, setelah rompi dan baju. Apok berfungsi untuk menunjukkan kegagahan dari sang penari.
  • Rompi adalah lapisan busana yang berada di antara apok dan baju. Rompi hanya dipakai oleh penari wanita saja. Motif dari rompi ini berbeda beda untuk setiap daerah.
  • Selendang di sini berfungsi sebagai pengikat sekaligus hiasan pinggang.
  • Ikat kepala untuk tarian ini hanyalah properti tambahan saja. Penari tidak wajib untuk memakai ikat kepala. Warna ikat kepala menyesuaikan busana yang dipakai penari.
  • Parang menjadi properti di sini bukan parang asli, tapi hanya parang imitasi. Parang ini terbuat dari kayu dengan sentuhan warna yang membuatnya terlihat nyata. Parang ini menunjukkan simbol perlawanan terhadap penjajahan.
  • Seperti sabuk pada umumnya, properti sabuk berguna untuk mengikat kostum yang dipakai oleh penari.
  • Penggunaan kacamata hitam bukan hanya untuk sebagai gaya, tapi supaya penonton tidak dapat melihat mata penari. Hal ini dikarenakan ketika para penari dibacakan mantra, mata mereka akan bergerak tidak beraturan. Oleh karena itu, kacamata  ini dipakai oleh penari.

Tahapan Tari Kuda Lumping

Dalam pertunjukkannya, ada berbagai tahapan dalam tari kuda lumping. Berikut 3 tahap tari kida lumping:

1. Babak Buto Lawas

Pada babak pertama ini hanya dibawakan penari laki laki yang berjumlah sekitar 4 sampai 6 orang. Para penari ini akan menunggangi Kuda Lumping dan mengikuti alunan musik. Babak ini para penari mengalami kesurupan atau kerasukan.

2. Babak Senterewe

Babak kedua adalah para penari laki laki dan perempuan bergabung untuk menarikan tarian Senterewe bersama-sama.

3. Babak Begon Putri

Babak ketiga adalah babak yang berfungsi sebagai penutup tarian. Babak Begon Putri dilakukan oleh penari perempuan dengan irama gerak yang lebih lembut dan halus.

Pola Lantai Tari Kuda Lumping

Pola lantai Tari Kuda Lumping memiliki beberapa pola seperti melingkar, membentuk garis horizontal, dan lurus ke depan. Pola ini adalah gabungan dari pola lantai lurus dan pola lengkung sederhana.

Iringan Musik Tari Kuda Lumping

post thumbTarian tradisional tentu tidak terpisah dari iringan musik. Penampilan Tari Kuda Lumping biasanya diiringi oleh gamelan yang terdiri dari Saron, Bonang, Kendang, serta Gong.

Saron adalah instrumen yang wajib ada dalam pertunjukkan Kuda Lumping. Saron biasanya terbuat dari kuningan, perak atau perunggu. Saron berbentuk pipih dan disusun secara horizontal. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Suara yang dihasilkan mirip dengan lonceng tapi lebih mendengung.

Bonang memiliki bentuk yang serupa dengan gong tapi disusun secara horizontal. Bonang biasanya terbuat dari besi atau perunggu, dan pemukulnya terbuat dari kayu.

Kendang adalah instrumen yang sangat penting dalam pertunjukkan Kuda Lumping. Biasanya kendang yang dipakai dalam pertunjukkan ini adalah Kendang Gedug dan Kendang Sabet. Kendang yang dipakai terkadang berbeda untuk setiap daerah.

Gong memiliki bentuk melingkar dan terbuat dari besi atau perunggu. Pada bagian depan gong terdapat tonjolan yang menjadi bagian dipukul ketika membunyikan alat musik ini. Gong menghasilkan bunyi mendengung yang khas, dan menjadi ciri khas tarian ini.

Meskipun memiliki asal usul yang berbeda beda dan unsur gaib yang kental, Tari Kuda Lumping adalah salah satu warisan unik serta berharga yang dimilki Indonesia.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram https://instagram.com/travellingindonesiacom?igshid=YmMyMTA2M2Y, Facebook https://www.facebook.com/groups/392631742735837/?ref=share, dan Twitter https://twitter.com/travell_in?t=lhFS4MS7pr5q0UBGCiZSdA&s=09.

Tags: Art and CultureJawa TimurKuda LumpingPeta Wisata IndonesiaPonorogoSeni dan BudayaTari Kuda LumpingTravelling Indonesia
Previous Post

Cafe Tahu Caravan Bali, Semua Serba Tahu?

Next Post

Jakarta Berbenah, 23 Tokoh Betawi Jadi Nama Jalan di Ibu Kota

Related Posts

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar
Art & Culture

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

November 27, 2023
Ekspresi Masa Muda Jadi Tajuk di Konser Seni dan Budaya Girl Talk 2023
Art & Culture

Ekspresi Masa Muda Jadi Tajuk di Konser Seni dan Budaya Girl Talk 2023

November 20, 2023
Tari Lumense, Warisan Kesultanan Buton di Sulawesi Tenggara
Art & Culture

Tari Lumense, Warisan Kesultanan Buton di Sulawesi Tenggara

November 6, 2023
Tari Cendrawasih, Perpaduan Kasih di Taman Surgawi
Art & Culture

Tari Cendrawasih, Perpaduan Kasih di Taman Surgawi

October 11, 2023
Pelaku Parekraf Meriahkan KTT ke-43 ASEAN Melalui CElebrASEAN Expo 2023
Art & Culture

Pelaku Parekraf Meriahkan KTT ke-43 ASEAN Melalui CElebrASEAN Expo 2023

September 7, 2023
Tampilan Karya Seni Media Berbasis Teknologi di Taman Budaya Mataram
Art & Culture

Tampilan Karya Seni Media Berbasis Teknologi di Taman Budaya Mataram

September 4, 2023
Next Post
Jakarta Berbenah, 23 Tokoh Betawi Jadi Nama Jalan di Ibu Kota

Jakarta Berbenah, 23 Tokoh Betawi Jadi Nama Jalan di Ibu Kota

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Omah Jati Anyer

Omah Jati, Resor Privat Anyar di Pantai Anyer

June 30, 2022
Mengenal Kupat Tahu, Kuliner Tradisional Indonesia dan Sejarahnya

Mengenal Kupat Tahu, Kuliner Tradisional Indonesia dan Sejarahnya

July 18, 2023
Kipas Kayu Cendana

Kreasi Unik Kipas khas Bali dari Kayu Cendana dan Keistimewaannya!

May 31, 2022
Sajian Barbuka Puasa khas Mediterania di Hotel Episode Gading Serpong

Sajian Barbuka Puasa khas Mediterania di Hotel Episode Gading Serpong

March 24, 2023
Sajian Kuliner Sate Susu Khas Ramadan Pulau Dewata

Sajian Kuliner Sate Susu Khas Ramadan Pulau Dewata

0
Pantai Tersembunyi di Ujung Barat Pangandaran

Pantai Tersembunyi di Ujung Barat Pangandaran

0
Mandalika Jadi Seri World Superbike 2022

Mandalika Jadi Seri World Superbike 2022

0
Tahun Ini Gelaran Oceanman Kembali Berlangsung di Bali

Tahun Ini Gelaran Oceanman Kembali Berlangsung di Bali

0
Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

November 28, 2023
Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

November 27, 2023
Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

November 26, 2023
 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

November 24, 2023

Recent News

Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

November 28, 2023
Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

November 27, 2023
Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

November 26, 2023
 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

November 24, 2023
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022