• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Mengenal Tari Tanggai, Asal Usul, Properti, Gerakan dan Busana

Austin Devon by Austin Devon
November 27, 2024
in Art & Culture
Mengenal Tari Tanggai, Asal Usul, Properti, Gerakan dan Busana

Tari Tanggai asal Sumatra Selatan. (Istimewa)

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Jika mendengar nama kota Palembang, apa yang ada di benak kalian? Pasti hanya makanan khasnya saja, yaitu pempek. Padahal, Palembang juga punya hal keren lainnya, salah satunya adalah Tari Tanggai.

Pada kesempatan kali ini, Travelling Indonesia akan membahas tentang: asal usul, properti Tari Tanggai, busana Tari Tanggai, dan gerakan seni tari yang berasal dari Palembang. Mari kita gali jauh lebih dalam tentang tarian tradisional ini.

Tari Tanggai berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Seperti kita ketahui, Palembang adalah pusat kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh Wangsa Syailendra. Tari Tanggai sendiri adalah ritual persembahan dari masyarakat Budha di daerah Sumatra Selatan, dengan membawa sejumlah persembahan yang berisi buah serta berbagai jenis bunga pada zaman dahulu.

Baca:

  • Sejarah Wayang Purwa dan Perkembangan dari Masa ke Masa
  • Kelezatan Nasi Bebek Bumbu Hitam, Kuliner Populer Khas Madura
  • Berikut Tarif Baru Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Tarian ini adalah salah satu bentuk akulturasi antara budaya masyarakat asli dan para pembawa agama Buddha dari Cina. Oleh karena itu, banyak memiliki persamaan dengan tarian yang terdapat di Cina.

Tari Tanggai adalah salah satu tarian yang tergolong tua. Tarian ini dianggap sakral dan suci karena bertujuan mengantarkan persembahan kepada dewa-dewi para penganut agama Buddha. Oleh karena bentuk tarian ini berupa tari persembahan, maka tidak boleh sembarangan untuk ditarikan, dan hanya dapat dilaksanakan secara turun-temurun.

Kesenian ini juga sempat dilarang pada masa penjajahan pemerintah Belanda. Lambat laun setelah masa penjajahan, Tarian Tanggai mulai dilirik kembali. Sampai pada akhirnya, Tarian khas Palembang diangkat sebagai salah satu tarian penyambutan oleh kerja sama antara Elly Rudi dan Anna Kumari, para penggiat seni dari Sumatera Selatan.

Dalam Tari Tanggai Sumatera Selatan, ada berbagai makna yang terkandung seperti ungkapan selamat datang dari orang yang mempunyai hajat kepada para tamu dan disimbolkan dari setiap gerakan tarian ini. Tamu diibaratkan sebagai raja, atau berarti, seorang tamu harus diperlakukan sebaik mungkin.

Keramahan dan juga rasa hormat tergambarkan melalui pemberian sekapur sirih kepada salah satu atau beberapa tamu kehormatan yang dilakukan oleh salah satu penari. Pemberian sekapur sirih ini menyimbolkan bahwa tamu tersebut diterima baik oleh masyarakat Palembang.

Fungsi Tari Tanggai 

Pada dasarnya, pementasan Tari Tanggai Sumatra Selatan berfungsi untuk menyambut tamu yang sedang berkunjung ke Palembang, atau dipertontonkan dalam upacara pernikahan adat Palembang.

Seiring dengan perkembangan zaman, Tarian ini dapat dipentaskan dalam berbagai acara, seperti acara kedinasan pejabat negara, pagelaran festival budaya, acara organisasi, atau pagelaran seni di sekolah.

Tarian Tanggai menyimbolkan bahwa masyarakat Palembang adalah masyarakat yang terbuka. Masyarakat  Palembang sangat menghormati keberadaan tamu yang singgah ke kediaman mereka.

Gerakan Tari Tanggai 

Jika kita berbicara tentang seni tari, tentu tidak jauh dari gerakan gemulai para penarinya. Keindahan Tari Tanggai Sumatra Selatan dapat dilihat dari gerakan Tari Tanggai gemulai yang dibalut busana daerah yang khas.

Rangkaian gerakan Tari Tanggai Sumatera Selatan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gerakan awal, gerakan inti dan gerakan akhir. Gerakan diawali masuk dengan posisi sembah, gerakan borobudur hormat, gerakan sembah berdiri, jalan keset, kecubung berdiri bawah kanan kiri, kecubung berdiri atas kanan kiri, dan ukur benang.

Setelah itu memasuki gerak tarian bagian inti, gerakan biasanya terdiri dari tutur sabda, sembah duduk, tutur bunga duduk kanan dan kiri, stupa kanan dan kiri, tutur sabda, borobudur, dan ukur benang.

Untuk gerakan terakhir terdiri dari tolak bala kanan kiri, nyumping kanan kiri, mendengar berdiri kanan kiri, tumpang tali, ulur benang berdiri kanan kiri, sembah berdiri, borobudur berdiri, dan borobudur hormat.

Untuk pola lantai sendiri, Tarian Tanggai ini menerapkan pola lantai huruf V, horizontal dan juga melingkar. Pola lantai huruf V di tarian ini membentuk posisi melengkung, atau lebih tepatnya meruncing karena merujuk pada huruf V yang terbentuk oleh 5 orang penari.

Busana Tari Tanggai

Tari Tanggai e1732631341930
Busana Tari Tanggai.

Tarian Tanggai berasal dari Palembang. Jika membicarakan tentang tarian tradisional ini, tentu tidak jauh dengan baju/busana adat Palembang. Berikut adalah 4 macam tata busana atau kostum yang dikenakan dalam pertunjukan tarian ini.

Baju tari tanggai yang pertama adalah Aesan Gede. Aesan Gede terdiri atas Cempako, Kalung Kebo Mungga, Kasuhun, Kecak bahu, Kembang rai, Kembang Songket, Galang Gepeng, Gelang kano, Gelang malang, Gelang sempuru, Pending, Selempang, Sewet songket, Sumoing, Suri/sisi, dan Teratai.

Baju Tari Tanggai yang kedua adalah Aesan Dodot, yang terdiri atas Bunga urai, Cempako, Gelang Gepeng, Gelang Kano, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kemben Songket, Pending, Selempang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, dan Teratai.

Baju Tari Tanggai selanjutnya adalah Aesan Pak Sangkong. Tata busana ini terdiri atas Baju Kirung Beludru, Bunga Urai, Cempako, Gelang, Gelang Gepeng, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kelapo Setandan, Pak Sangkong, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, Suri/ sisir, dan Teratai.

Baju Tari Tanggai keempat adalah Selendang Mantri yang terdiri atas Gelang Kano, Gelang Malang, Gepeng Sempuru, Kalung Kebo Munggah, Kembang Sempur, Kembang Songket, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Suri/sisir, dan Teratai.

Untuk catatan, baju Tari Tanggai harus memperhatikan pementasan apa yang dilakukan. Sebagai contohnya, ketika pementasan yang berlangsung dalam acara pernikahan, penari tidak diperbolehkan mengenakan Aesan Gede.

Hal ini dikarenakan pengantin sudah memakai Aesan Gede. Penari dapat menggunakan baju Tari Tanggai yang lain, seperti Aesan Dodot, Aesan Pak Sangkong, dan Selendang Mantri.

Properti Tari Tanggai

Setelah kita berbicara tentang baju Tari Tanggai, kita akan membahas properti Tari Tanggai. Baju yang dikenakan oleh para penari tentu akan dilengkapi dengan properti khas daerah Palembang, seperti contohnya Pending, dadat, kalung, kembang urat (ranai), sanggul malang, kembang goyang, tajuk cempako dan, tentu saja, Tanggai (kuku panjang palsu yang terpasang di kedelapan jemari tangan penari).

Kembang Goyang adalah salah satu properti Tari Tanggai yang digunakan dalam bentuk sanggul. Biasanya, bahan yang digunakan adalah kuningan, tembaga, perak, atau emas, bahkan kadang juga memiliki tambahan berupa permata, dengan tujuan supaya terlihat lebih mewah.

Seperti namanya, Kembang Goyang ini dapat ikut bergerak gerak atau goyang pada saat menari, hal ini dikarenakan adanya pegas di dalam properti tersebut. Selain itu, Kembang Goyang ini juga dikenakan dalam pakaian adat Jawa, Bali, dan Sunda.

Properti Tari Tanggai selanjutnya adalah Kain Songket. Kain Songket adalah kain tenun tradisional yang termasuk dalam jenis kain brokat dari masyarakat melayu, seperti Brunei, Malaysia,dan Indonesia. Kain Songket sendiri dibuat dengan cara ditenun secara manual dan terbuat dari benak perak dan emas.

Tujuan pemilihan benang yang berwarna metalik ini bertujuan untuk memberikan kesan cemerlang dan mewah karena benang dengan warna metalik dapat memantulkan cahaya serta memberi efek kilauan. Di luar dari properti Tari Tanggai, Kain Songket juga dipakai oleh masyarakat dalam rumpun melayu ketika menghadiri berbagai acara formal.

eiring perkembangan zaman, bahan pembuatan kalung menjadi semakin variatif dan menyesuaikan keadaan., contoh bahan yang digunakan seperti tembaga, keramik, besi ringan, perunggu, kerang, rotan, maupun plastik. Kalung properti Tari Tanggai ini biasanya berbentuk rantai dengan tambahan liontin atau bandul sebagai pelengkap.

Properti Tari Tanggai satu ini berbentuk kotak persegi panjang yang biasanya diisi daun sirih, tembakau, gambir, pinang, dan kapur. Berbagai jamuan tersebut bertujuan untuk menjadi suguhan bagi para tamu yang datang karena pada zaman dahulu kebiasaan masyarakat masih suka mengunyah sirih atau lebih dikenal dengan nyirih.

Properti Tari Tanggai yang satu ini biasanya terbuat dari platina, perak atau bahkan emas. Tetapi ada juga yang terbuat dari beberapa bahan mewah lainya seperti intan, permata atau rangkaian mutiara.

Seiring perkembangan zaman, jamuan yang diberikan juga berubah. Sekarang, isi dari Tepak tersebut dapat berupa coklat, permen, atau camilan kecil lainnya. Tepak adalah properti yang wajib dibawa oleh penari dalam tarian ini.

Berbicara tentang tarian tradisional Sumatera Selatan ini  tapi tidak membicarakan tentang Tanggai itu sendiri. Tanggai adalah properti Tari Tanggai yang berupa hiasan kuku palsu yang berbentuk panjang dan runcing. Tanggai dipasang di ujung jari tangan.

Biasanya terbuat dari bahan seperti perak, kuningan, atau tembaga. Tujuan dari adanya Tanggai adalah untuk memberi kesan lentik pada jari sang penari, sehingga terlihat jauh lebih indah saat menari. Dapat dikatakan, Tanggai adalah elemen utama dari tarian ini sendiri. Jika tidak ada Tanggai, tentu sudah berbeda lagi kesannya.

Iringan Musik Tari Tanggai 

Tarian khas Palembang ini juga memiliki iringan musik tersendiri. Musik yang mengiringi tarian ini terdiri dari dua elemen musik yang berbeda. Iringan musik yang pertama umumnya dimainkan seperti orkestra, yang terdiri dari gong, biola, gendang, akordion, dan sebagainya.

Alunan musik ini berguna sebagai pengatur ritme sekaligus memberikan identitas kebudayaan Melayu. Alunan musik yang kedua adalah syair. Syair ini akan dibawakan oleh seorang penyanyi mengikuti ritme instrumen, dan syair yang dipakai dalam tarian ini adalah syair yang berjudul “Enam Bersaudara”.

Pemilihan dari syair ini berasal dari larangan dari lagu dan Tari Gending Sriwijaya karena alasan politis pada tahun 1965, oleh karena itu Tarian Tanggai versi Elly Rudi diciptakan dengan diiringi syair “Enam Saudara”.

Demikian penjelasan tentang asal usul, properti,gerakan dan busana Tari Tanggai yang berasal Sumatra Selatan. Tarian Tanggai yang berasal dari Sumatera Selatan ini adalah salah satu warisan dari tanah Palembang yang berharga.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.

Tags: PalembangPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

Kuliner UMKM Binaan PLN Laris di Electricity Connect 2024

Next Post

Musik Tanjidor, Gemuruh Kesenian Irama Asal Betawi

Related Posts

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman
Art & Culture

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman

April 18, 2025
Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah
Art & Culture

Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah

April 16, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

April 15, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

April 8, 2025
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok
Art & Culture

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok

April 7, 2025
Next Post
Musik Tanjidor, Gemuruh Kesenian Irama Asal Betawi

Musik Tanjidor, Gemuruh Kesenian Irama Asal Betawi

Popular

  • Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tape Singkong, Kuliner Tradisional Hasil Fermentasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Kemenpar Berikan Himbauan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wings Air Buka Rute Penerbangan Baru di Sumbagsel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Objek Wisata Pantai Pangandaran Jadi Primadona Sepanjang Libur Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

May 16, 2025
Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

May 15, 2025
Sate Bulayak, Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

Sate Bulayak, Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

May 14, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022