• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Bedug, Alat Komunikasi Bernuansa Islami

Beno Alfredo by Beno Alfredo
July 11, 2022
in Art & Culture
Ilustrasi Bedug

Ilustrasi Bedug - Dok. Majelis Ulama Indonesia

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Bedug adalah alat komunikasi Islami yang merupakan warisan Tiongkok.

Membahas bedug, sebelum adanya alat komunikasi modern berupa radio, televisi, telepon genggam, dan lain sebagainya, manusia zaman dulu berkomunikasi jarak jauh menggunakan alat yang begitu sederhana.

Alat tersebut tentunya tidak spesifik berbicara seperti melalui telepon, tetapi lebih kepada isyarat umum yang disepakati oleh manusia yang hidup di zaman dahulu. Salah satu alat yang dari awal berfungsi sebagai alat komunikasi sebelum zaman modern yaitu Bedug.

Bedug sudah tidak asing lagi terdengar di masyarakat Indonesia. Namun, tak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana sejarah bedug dan fungsinya di kehidupan sehari-hari.

Sejarah Bedug

Ilustrasi Bedug

Bedug bukan merupakan alat tabuh yang asli berasal dari Indonesia. Banyak sumber sejarah menuturkan bahwasanya alat yang dimainkan dengan cara dipukul ini berasal dari Cina. Hal tersebut dimulai dari dahulu kala dimana seorang pria Muslim-Cina bernama Cheng-Ho beserta pasukannya datang ke Jawa tepatnya di Semarang sebagai utusan dari maharaja Ming.

Pengenalan dilakukan oleh Laksamana Cheng-Ho awalnya secara tidak sengaja di mana ia mengatur pasukannya untuk berbaris menggunakan bunyi bedug sebagai pemberi tanda kepada pasukannya.

Ilustrasi Bedug

Setelah urusannya di Indonesia selesai, sebelum meninggalkan Indonesia pria asal Cina itu berinisiatif untuk memberikan hadiah sebagai bentuk terima kasihnya kepada raja Semarang saat itu.

Namun, raja Semarang menolak untuk diberikan hadiah dan lebih memilih untuk mengajukan satu permintaan mudah kepada Laksamana Cheng-Ho.

Permintaan tersebut berupa keinginannya untuk mendengarkan suara bedug yang dimainkan dari masjid dan dengan senang hati utusan dari Cina itu pun mengabulkannya. Maka dari itu, sampai sekarang pun bedug seakan menjadi bagian dari ritual keagamaan Islam.

Fungsi Bedug

Ilustrasi Bedug

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwasanya alat tabuh ini berfungsi sebagai alat komunikasi jarak jauh pada zaman dahulu. Komunikasi tersebut dapat berupa sebuah peringatan, penanda, atau bahkan penunjuk waktu. Biasanya pada zaman dulu bedug ditabuh untuk memberi informasi mengenai jam, hari-hari besar, ataupun memberi tahu akan adanya bahaya.

Fungsi lainnya adalah sebagai pengobar semangat ketika dalam peperangan. Suaranya yang rendah namun menggelegar ini cocok untuk dijadikan sebagai pemompa semangat prajurit dalam peperangan.

Ketika dalam peperangan biasanya juga dipadukan dengan suara teriakan semangat para prajurit yang menggelegar sehingga makin membaralah hasrat mereka untuk meraih kemenangan.

Selain itu, bedug tidak hanya berfungsi sebagai hal-hal duniawi seperti sebelumnya. Alat perkusi ini juga digunakan sebagai alat komunikasi untuk menjalankan ritual keagamaan.

Ilustrasi Bedug

Maka dari itu, tak jarang kuil-kuil serta masjid-masjid memiliki bedug sebagai alat komunikasi yang memberitahukan masuknya waktu beribadah.

Namun, karena pada awalnya bedug ini digunakan di kuil-kuil oleh Umat Hindu, terjadilah perselisihan mengenai penggunaannya di masjid yang mana merupakan tempat beribadah Umat Islam. Ada yang menolak penggunaannya karena beralasan bahwa bedug tersebut bukan berasal dari anjuran agama Islam.

Ada juga yang tetap mempertahankan hal tersebut dikarenakan fungsinya yang tidak menyalahi aturan syariat Islam.

Bahan Membuat Bedug

Ilustrasi Bedug

Untuk membuat alat komunikasi yang tergolong tua ini dibutuhkan beberapa bahan. Bahan-bahan tersebut di antaranya adalah batang pohon dan kulit hewan. Batang pohon tersebut haruslah berukuran besar dan biasanya menggunakan pohon enau dengan panjang sekitar satu meter atau lebih.

Sedangkan untuk kulit hewan yang digunakan juga bermacam-macam tergantung kebutuhan. Hewan yang diambil kulitnya untuk membuat bedug yang dulunya adalah alat komunikasi tradisional ini di antaranya kulit kambing, sapi, kerbau, banteng, dan lain sebagainya. Kulit tersebut sebelumnya sudah dikeringkan agar nantinya menghasilkan suara yang bagus dan nyaring.

Ilustrasi Bedug

Batang besar yang tadinya telah dipilih sebagai bahannya, kemudian dilubangi tengahnya hingga membentuk model tabung. Lalu, pada ujung di kedua sisinya yang berlubang ditutup dengan kulit binatang yang tadinya sudah dikeringkan.

Kulit tersebutlah yang nantinya berfungsi sebagai membran dan titik yang dipukul sehingga menghasilkan bunyi dengan suara berat bernada khas dan rendah namun dapat menjangkau berbagai lokasi dengan jarak yang cukup jauh.

Rampak Bedug

Rampak Bedug

Perkembangan fungsi bedug di zaman modern seperti sekarang ini telah maju pesat. Perkembangan tersebut di antaranya adalah alat komunikasi tradisional ini juga digunakan untuk melakukan pertunjukan kesenian bernama Rampak Bedug.

Kesenian jenis ini berasal dari daerah Banten. Sesuai dengan namanya yaitu “Rampak” yang memiliki arti “serempak” di mana pertunjukan ini terdiri dari beberapa orang yang memainkan bedug secara bersamaan. Masing-masing orang yang menabuh secara bersamaan menghasilkan irama yang harmonis dan enak untuk didengar.

Rampak bedug

Kesenian ini awalnya dimainkan untuk menyambut bulan suci Ramadan beserta Hari Raya Idulfitri. Pertunjukan kesenian yang mengandung motivasi religi ini banyak mengundang minat masyarakat untuk menyaksikannya.

Nilai yang berusaha ditawarkan dari kesenian ini adalah nilai religi, nilai rekreasi atau hiburan, juga nilai ekonomis di mana masyarakat mulai mengundang para seniman rampak bedug ini untuk memeriahkan acara-acara mereka.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.

Tags: BedugPeta Wisata IndonesiaRampak BedugSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

2 Musisi Dunia Hadir di Jakarta

Next Post

Bukit Sulap, Daya Tarik Utama Lubuklinggau

Related Posts

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

August 11, 2025
Makna Sakral Tradisi Sayyang Pattuduq di Tanah Mandar
Art & Culture

Makna Sakral Tradisi Sayyang Pattuduq di Tanah Mandar

August 2, 2025
Tari Reogke, Wujud Kritik Bujanganong Terhadap Kekuasaan Raja
Art & Culture

Tari Reogke, Wujud Kritik Bujanganong Terhadap Kekuasaan Raja

June 12, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

May 27, 2025
Belajar Kearifan Lokal Polewali Mandar Melalui Kacaping
Art & Culture

Belajar Kearifan Lokal Polewali Mandar Melalui Kacaping

May 23, 2025
Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Next Post
Bukit Sulap, Lubuklinggau

Bukit Sulap, Daya Tarik Utama Lubuklinggau

Popular

  • Arsitektur Atraktif Garrya Bianti Yogyakarta

    Arsitektur Atraktif Garrya Bianti Yogyakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Permainan Egrang Bambu, Dolanan Tradisional Anak Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreasi Unik Kipas khas Bali dari Kayu Cendana dan Keistimewaannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengungkap Keunikan Senjata Tradisional Asal Manado dan Filosofinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Estetis Ukiran Gebyok, Sejarah Lahirnya Kreativitas Budaya Jawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Pantai Nirwana, Serpihan Surga di Tanah Buton

Pantai Nirwana, Serpihan Surga di Tanah Buton

August 19, 2025
Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

August 19, 2025
BSD Secret Zoo, Edukasi Satwa Terbaru Karya Sinar Mas Land

BSD Secret Zoo, Edukasi Satwa Terbaru Karya Sinar Mas Land

August 15, 2025
Menelusuri Alam Hijau Megamendung di Kencana Valley

Menelusuri Alam Hijau Megamendung di Kencana Valley

August 12, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022