• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan di Kepulauan Talaud

Austin Devon by Austin Devon
July 30, 2022
in Art & Culture
Ilustrasi Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan - Dok. Pexels

Ilustrasi Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan - Dok. Pexels

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Mane’e adalah tradisi leluhur yang masih dilestarikan hingga kini oleh masyarakat Kakorotan-Intata di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Kepulauan Talaud sejatinya terletak di bagian utara Pulau Sulawesi. Wilayah ini adalah kawasan paling utara di Indonesia Timur, berbatasan langsung dengan daerah Davao del Sur, Pulau Mindanao, Filipina.

Festival menangkap ikan menggunakan janur yang disebut mane’e ini tak sekedar ritual adat yang masih terjaga, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara.

Tradisi mane’e dilakukan saat air laut mengalami pasang tertinggi dan surut terendah mencapai puncaknya, sebagai pertanda diakhirinya masa Eha.

Masa Eha merupakan periode pelarangan mengambil hasil laut dan daratan di Intata yang berlangsung antara 3 hingga 6 bulan. Bagi warga yang melanggar akan diberi sanksi adat. Pelaku akan dipermalukan dengan cara berkeliling kampung dengan ikan-ikan digantung di badannya.

Ritual Selepas Bencana

Festival Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan Menggunakan Janur
Festival Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan Menggunakan Janur

Tradisi mane’e diwariskan secara turun-temurun dan tetap terjaga hingga kini. Awalnya tradisi ini merupakan sebuah ritual yang dilakukan setelah terjadinya gempa bumi yang menyebabkan tsunami pada 1628 yang menerjang Pulau Kakorotan Induk.

Begitu dahsyatnya bencana alam itu hingga Pulau Kakorotan Induk terbelah menjadi tiga bagian yaitu Pulau Kakorotan, Pulau Intata, dan Pulau Malo.

Konon, hanya 8 warga yang selamat dari bencana tersebut. Mereka kemudian menjadi cikal bakal empat suku yang mendiami Kepulauan Kakorotan-Intata yakni Waleuala, Pondo, Melonca dan Parapa.

Bencana alam tersebut juga menimbulkan dampak psikologis. Penduduk menjadi trauma untuk berlayar ke tengah lautan untuk menangkap ikan. Akibatnya, penduduk pun kekurangan pangan karena memang nelayan merupakan satu-satunya profesi mereka pada saat itu.

Ilustrasi Festival Mane'e di di Kabupaten Kepulauan Talaud
Festival Mane’e di Kepulauan Talaud

Di masa susah itu, datanglah dua orang asing yang mengentak-entakkan dedaunan ke air. Tiba-tiba muncullah ikan. Penduduk yang tersisa memohon agar mereka diajari cara menangkap ikan itu. Kedua orang asing itu kemudian menyerahkan alat itu lalu pergi berlayar kembali.

Sejak saat itulah diyakini tradisi mane’e dimulai. Kini upacara tersebut diselenggarakan secara rutin setiap tahun antara Mei atau Juni saat air laut mengalami pasang tertinggi dan surut terendah mencapai puncaknya.

Waktu pelaksanaannya diputuskan sesuai dengan kesepakatan tua-tua adat kampung dengan menyesuaikan waktu bulan purnama kedua.

Pelaksanaan Mane’e

Festival Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan Menggunakan Janur
Ribuan Warga Berebut Menangkap Ikan di Festival Mane’e

Prosesi Mane’e mengikuti arahan dari petuah adat setempat sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah ditentukan hingga waktu penangkapan ikan. Pelaksanaannya terdiri atas 9 tahap.

Tahap pertama Mane’e disebut dengan Maraca Pundangi atau memotong dan mengambil tali hutan, termasuk mengumpulkan janur. Prosesi ini dilakukan 3-4 hari sebelum acara utama dilaksanakan.

Sementara yang tahapan kedua adalah upacara permohonan kepada Tuhan yang disebut Mangolompara. Kegiatan dilaksanakan pada subuh sebelum alat penangkapan ikan disebar ke laut.

Ilustrasi Festival Mane'e di di Kabupaten Kepulauan Talaud
Menangkap Ikan Dalam Festival Mane’e di Kepulauan Talaud

Kemudian dilanjutkan dengan Matuda Tampa Panee atau acara menuju lokasi upacara Mane’e. Di sana mereka akan membuat perangkap ikan menggunakan janur. Prosesi ini dinamakan Mamabi U Sammi.

Setelah semua peralatan siap, mereka lalu menebar sammi atau perangkap ikan dari janur yang telah dibuat ke tengah laut. Tahap ini dinamakan Mamoto U Sammi. Selanjutnya warga akan menarik sammi ke darat yang disebut Mamole U Sammi.

Setelah ikan mendarat mereka mengambil hasil tangkapan ( Manganu Ina) dan membaginya (Matahia Ina). Prosesi acara diakhiri dengan kegiatan syukuran (Manarima alami).

Menjaga Hubungan Baik dengan Alam

Festival Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan Menggunakan Janur
Festival Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan Menggunakan Janur

Tujuan Tradisi Mane’e mengajarkan manusia untuk menjaga hubungan yang baik dengan alam. Dengan menjaga hubungan yang harmonis dengan alam, para nelayan akan diberikan kelancaran dan keselamatan saat melaut.

Selain itu, apabila manusia mau menjaga kelestarian alam, maka alam pun akan bermurah hati kepada mereka.

Pada masa Eha saat larangan mengambil hasil bumi dan laut diberlakukan, alam terbebas dari gangguan manusia. Saat itulah beragam biota laut dapat berkembang biak dengan baik. Dan hasilnya pun dapat dinikmati untuk kesejahteraan warga.

Ilustrasi Festival Mane'e di di Kabupaten Kepulauan Talaud
Warga Berebut Ikan Dalam Festival Mane’e di Kepulauan Talaud

Hal ini terbukti dengan melimpahnya ikan hasil tangkapan warga Kokorotan-Intata saat acara Mane’e berlangsung dan hari-hari setelahnya ketika mereka melaut.

Tradisi ini memang terbukti ampuh menjaga kelestarian alam di perairan Intata. Di sekeliling pulau ini terdapat rataan terumbu karang yang cukup lebar dengan kemiringan yang landai, terutama di bagian barat, dengan tutupan karang hidup lebih dari 30 persen. Kondisi itu memungkinkan populasi ikan-ikan karang relatif banyak.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook dan Twitter.

Tags: Mane’ePeta Wisata IndonesiaSeni & BudayaSulawesi UtaraTradisiTravelling Indonesia
Previous Post

Restoran Sepiring Padang, Jaring Pasar Milenial

Next Post

Ashley Hotel Jakarta, Tawarkan Staycation Berkelas

Related Posts

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar
Art & Culture

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

November 27, 2023
Ekspresi Masa Muda Jadi Tajuk di Konser Seni dan Budaya Girl Talk 2023
Art & Culture

Ekspresi Masa Muda Jadi Tajuk di Konser Seni dan Budaya Girl Talk 2023

November 20, 2023
Tari Lumense, Warisan Kesultanan Buton di Sulawesi Tenggara
Art & Culture

Tari Lumense, Warisan Kesultanan Buton di Sulawesi Tenggara

November 6, 2023
Tari Cendrawasih, Perpaduan Kasih di Taman Surgawi
Art & Culture

Tari Cendrawasih, Perpaduan Kasih di Taman Surgawi

October 11, 2023
Pelaku Parekraf Meriahkan KTT ke-43 ASEAN Melalui CElebrASEAN Expo 2023
Art & Culture

Pelaku Parekraf Meriahkan KTT ke-43 ASEAN Melalui CElebrASEAN Expo 2023

September 7, 2023
Tampilan Karya Seni Media Berbasis Teknologi di Taman Budaya Mataram
Art & Culture

Tampilan Karya Seni Media Berbasis Teknologi di Taman Budaya Mataram

September 4, 2023
Next Post
Ashley Tanah Abang

Ashley Hotel Jakarta, Tawarkan Staycation Berkelas

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Omah Jati Anyer

Omah Jati, Resor Privat Anyar di Pantai Anyer

June 30, 2022
Mengenal Kupat Tahu, Kuliner Tradisional Indonesia dan Sejarahnya

Mengenal Kupat Tahu, Kuliner Tradisional Indonesia dan Sejarahnya

July 18, 2023
Kipas Kayu Cendana

Kreasi Unik Kipas khas Bali dari Kayu Cendana dan Keistimewaannya!

May 31, 2022
Sajian Barbuka Puasa khas Mediterania di Hotel Episode Gading Serpong

Sajian Barbuka Puasa khas Mediterania di Hotel Episode Gading Serpong

March 24, 2023
Sajian Kuliner Sate Susu Khas Ramadan Pulau Dewata

Sajian Kuliner Sate Susu Khas Ramadan Pulau Dewata

0
Pantai Tersembunyi di Ujung Barat Pangandaran

Pantai Tersembunyi di Ujung Barat Pangandaran

0
Mandalika Jadi Seri World Superbike 2022

Mandalika Jadi Seri World Superbike 2022

0
Tahun Ini Gelaran Oceanman Kembali Berlangsung di Bali

Tahun Ini Gelaran Oceanman Kembali Berlangsung di Bali

0
Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

November 28, 2023
Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

November 27, 2023
Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

November 26, 2023
 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

November 24, 2023

Recent News

Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

Pantai Prawean Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Jepara

November 28, 2023
Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

Sejarah dan Makna Gerakan Tari Pakarena asal Makassar

November 27, 2023
Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

Semakin Seru! Persaingan di Kejurnas IMI Madiun #2 Adventure Off-Road 2023

November 26, 2023
 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

 Trans Studio Bali Tawarkan Standar Keselamatan Kelas Dunia

November 24, 2023
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022