• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Fenomena Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Beno Alfredo by Beno Alfredo
July 25, 2022
in Art & Culture
Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng - Dok. Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Ada suatu keunikan yang dialami masyarakat Dieng yaitu tumbuhnya rambut gimbal pada sebagian anak-anak di sana. Keberadaan anak-anak berambut gimbal tidak sulit untuk ditemui di Dataran Tinggi Dieng.

Dikatakan aneh karena tidak ada garis keturunan khusus dari anak yang berambut gimbal. Siapa pun, asal memiliki garis keturunan Dieng, memiliki kemungkinan menjadi anak berambut gimbal.

Uniknya, anak-anak keturunan warga Dieng masih bisa berambut gimbal meski anak tersebut sudah pindah ke kota lain.

Masyarakat Dieng menyebut anak-anak berambut gimbal dengan sebutan anak gembel. Ini karena rambut gimbal sering dikaitkan dengan orang yang jarang mandi dan berkeramas atau malas mengurus tubuh mereka.

Meski demikian, sebenarnya anak-anak berambut gimbal di Dieng merupakan anak-anak yang terawat bahkan sangat disayang oleh keluarganya.

Sejarah

Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Sebab, menurut kisah yang dipercaya turun-temurun oleh masyarakat setempat, anak-anak berambut gimbal merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete, salah seorang punggawa pada masa Mataram Islam (sekitar abad 14).

Bersama dengan Kyai Walid dan Kyai Karim, Kyai Kolo Dete ditugaskan oleh Kerajaan Mataram untuk mempersiapkan pemerintahan di daerah Wonosobo dan sekitarnya. Kyai Walid dan Kyai Karim bertugas di daerah Wonosobo, sementara Kyai Kolo Dete bertugas di Dataran Tinggi Dieng.

Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Tiba di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Kolo Dete dan istrinya (Nini Roro Rence) mendapat wahyu dari Ratu Pantai Selatan. Pasangan ini ditugaskan membawa masyarakat Dieng menuju kesejahteraan.

Ukuran sejahteranya masyarakat Dieng akan ditandai dengan keberadaan anak-anak berambut gimbal. Sejak itulah, muncul anak-anak berambut gimbal di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Sampai saat ini, masyarakat Dieng masih memercayai, jumlah anak berambut gimbal berkorelasi dengan kesejahteraan warga. Semakin banyak jumlah anak berambut gimbal, masyarakat Dieng yakin bahwa mereka semakin sejahtera. Begitu pula sebaliknya.

Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Munculnya rambut gimbal pada seorang anak akan ditandai dengan panas tubuh yang tinggi selama beberapa hari. Suhu tubuh anak tersebut akan normal dengan sendirinya pada pagi hari, bersamaan dengan munculnya rambut gimbal di kepala sang anak.

Biasanya, rambut gimbal akan tumbuh ketika usia seorang anak belum mencapai 3 tahun. Rambut gimbal ini akan tumbuh dan semakin lebat seiring waktu.

Ruwatan Khusus

Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Rambut gimbal yang dimiliki anak-anak di Dataran Tinggi Dieng bisa dihilangkan melalui ruwatan khusus. Upacara potong rambut ini hanya bisa dilakukan atas permintaan si anak. Usai diruwat, rambut gimbal yang dipotong disimpan dalam tempat tembikar lalu dilarung di Telaga Balekambang.

Rambut anak yang telah diruwat akan tumbuh normal. Nyaris tak pernah ada cerita anak gembel rambutnya kembali tumbuh gimbal usai menjalani upacara potong rambut.

Biasanya, sebelum dilakukan ritual pemotongan, si anak akan mengajukan permintaan. Permintaan ini harus dituruti oleh orangtuanya.

Masyarakat setempat meyakini, jika pemotongan dilakukan tanpa melalui upacara, atau bukan atas kemauan si anak, atau permintaannya tidak dikabulkan, rambut gimbal yang sudah dipotong akan tumbuh kembali.

Prosesi ruwatan dimulai dari rumah tetua adat setempat. Anak-anak berambut gimbal yang hendak diruwat dikumpulkan. Di tempat itu juga telah disiapkan segala sesuatu yang diminta oleh anak-anak tersebut.

Rambut Gimbal di Daratan Tinggi Dieng

Dari rumah tetua adat, mereka mengikuti arak-arakan keliling kampung. Anak-anak yang akan diruwat kemudian mengikuti jamasan rambut di Plataran Dharmasala. Air jamasan diambil dari dua mata air sakral, yaitu Sendang Sedayu dan Sendang Maerokoco.

Anak-anak lalu dibawa ke Kompleks Candi Arjuna, Dieng, untuk dipotong rambutnya. Yang memotong rambut adalah para sesepuh dan pejabat sekitar. Para sesepuh masyarakat Dieng tersebut juga memimpin prosesi ruwatan pemotongan rambut gimbal.

Saat ini, ruwatan pemotongan rambut gimbal telah menjadi agenda wisata kultural Dieng. Prosesi ini masuk dalam agenda Dieng Culture Festival yang digelar setiap tahun.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.

Tags: Art and CultureDiengPeta Wisata IndonesiaRambut GimbalSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

Pocari Sweat Run Indonesia 2022, Tingkatkan Potensi Wisata Jawa Barat

Next Post

Amaroossa Bandung, Bertemakan Cinta dan Kasih Sayang

Related Posts

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

August 11, 2025
Makna Sakral Tradisi Sayyang Pattuduq di Tanah Mandar
Art & Culture

Makna Sakral Tradisi Sayyang Pattuduq di Tanah Mandar

August 2, 2025
Tari Reogke, Wujud Kritik Bujanganong Terhadap Kekuasaan Raja
Art & Culture

Tari Reogke, Wujud Kritik Bujanganong Terhadap Kekuasaan Raja

June 12, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

May 27, 2025
Belajar Kearifan Lokal Polewali Mandar Melalui Kacaping
Art & Culture

Belajar Kearifan Lokal Polewali Mandar Melalui Kacaping

May 23, 2025
Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Next Post
The Amaroossa Hotel Bandung

Amaroossa Bandung, Bertemakan Cinta dan Kasih Sayang

Popular

  • Arsitektur Atraktif Garrya Bianti Yogyakarta

    Arsitektur Atraktif Garrya Bianti Yogyakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Permainan Egrang Bambu, Dolanan Tradisional Anak Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengungkap Keunikan Senjata Tradisional Asal Manado dan Filosofinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreasi Unik Kipas khas Bali dari Kayu Cendana dan Keistimewaannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Estetis Ukiran Gebyok, Sejarah Lahirnya Kreativitas Budaya Jawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Pantai Nirwana, Serpihan Surga di Tanah Buton

Pantai Nirwana, Serpihan Surga di Tanah Buton

August 19, 2025
Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

August 19, 2025
BSD Secret Zoo, Edukasi Satwa Terbaru Karya Sinar Mas Land

BSD Secret Zoo, Edukasi Satwa Terbaru Karya Sinar Mas Land

August 15, 2025
Menelusuri Alam Hijau Megamendung di Kencana Valley

Menelusuri Alam Hijau Megamendung di Kencana Valley

August 12, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022