Travelling Indonesia – Rendang, makanan tradisional asal Tanah Minang, Sumatra Barat sudah go internasional. Bahkan rendang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia dalam World’s 50 Most Delicious Foods versi CNN International. Maka tak heran jika kuliner khas Indonesia ini sangat digemari banyak kalangan.
Rendang salah satu makanan paling populer dan tersedia di hampir semua rumah makan atau restoran khas Padang, bukan hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri. Olahan daging dengan bumbu rempah-rempah bisa menggoyangkan lidah siapa saja yang mencicipinya.
4 Unsur Utama Rendang
Rendang memiliki 4 unsur yang sangat penting berdasarkan bahan utamanya. Pertama adalah daging, yang menjadi simbol ninik mamak atau orang yang dituakan dalam adat masyarakat Minang.
Kedua, adalah santan yang hadir mewakili para cendekiawan atau pemikir. Unsur ketiga adalah lada atau cabai yang merepresentasikan kalangan ulama. Mereka dipandang tegas mengajarkan syariat Islam di bumi Sumatra Barat.
Terakhir, adalah bumbu yang mewakili masyarakat. Pada era modern ini, rendang semakin terkenal dan masuk dalam jajaran makanan terlezat di dunia.
Melansir jurnal “Relevansi Makanan Rendang dengan Filosofi Merantau Orang Minangkabau”, rendang telah disinggung dalam sebuah karya sastra Melayu klasik. Tepatnya, dalam hikayat Amir Hamzah.
Ia menyebut bahwa rendang adalah makanan yang sudah familiar sejak tahun 1550-an. Hikayat tersebut juga menunjukkan bahwa pedagang Minang saat itu telah menjadikan rendang sebagai komoditas utama perdagangan. Namun, kala itu rendang bukan berasal dari daging sapi, melainkan daging kambing.
Karena rendang sangat terkenal dan digemari, maka masakan tersebut dibawa para pedagang saat melakukan ekspansi dagang ke Malaka. Perjalanan ke Malaka ketika itu terbilang sangat panjang, membutuhkan waktu lama.
Rendang dijadikan kudapan pedagang karena tahan lama. Apalagi, rendang yang dibawa adalah rendang kering yang memang tergolong awet.
Dengan menyebarnya orang Minangkabau ke luar pulau Sumatra dan Nusantara, maka popularitas rendang juga turut berkembang. Dalam jurnal tersebut juga dikatakan, populernya rendang ditunjang pula oleh surat kabar asal Sumatra Barat bernama Soenting Melajoe.
Salah satu topik yang dimuat dalam surat kabar tersebut adalah tentang menu resepsi dan resep masakan. Umumnya, tulisan yang dimuat adalah tentang resep masakan yang tidak terdapat di dalam buku-buku masakan Jawa.
Bahkan, melalui tulisan itu banyak pembaca yang rela mengirimkan uang tunai untuk meminta kiriman rendang ala Minangkabau. Sementara itu, bagi orang-orang Eropa, mereka mempercayai bahwa rendang dapat mengeraskan pembuluh darah.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami Instagram, Facebook dan Twitter.