• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Tari Ratoh Jaroe, Gerakkan Hati Saling Tebar Kebaikan

Austin Devon by Austin Devon
January 9, 2023
in Art & Culture
Tari Saman, Harmonisasi Gerak Penuh Makna

Tari ratoh jaroe khas Aceh - Dok. Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Publik memang belum banyak mengenal tari Ratoh Jaroe asal Aceh. Padahal sebenarnya melalui tari Ratoh Jaroe yang kini semakin banyak digemari generasi muda.

Tari ini yang tak  bisa lepas dari syair yang dilantunkan dan rapa’i yang ditabuh untuk mengiingi tarian mengandung keindagan.

Apalagi bila memahami syair yang dilantunkan, tari ini tak hanya menikmati keindahan gerak tarian semata.

Jika kita melihat acara pembukaan Asian Games 2018 silam, ada banyak kesenian yang dipertunjukkan dalam event tersebut. Salah satu kesenian yang mengundang decak kagum adalah tari ratoh jaroe, yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Seni tari ini, telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya internasional pada 2011.

Apa sebenarnya tari ratoh jaroe, dan seperti apa asal muasal munculnya kesenian asal Aceh ini? Simak ulasan singkat berikut ini.

Sejarah Tari Ratoh Jaroe

Kemunculan kesenian tari ratoh jaroe dimulai dari sosok seniman Aceh bernama Yusri Saleh, atau lebih dikenal sebagai Dek Gam. Dek Gam merantau ke Jakarta pada medio 2000-an.

Pada awalnya, kesenian ini disebut sebagai jenis tarian kreasi sebab gerakannya menggabungkan dari tarian lain Aceh seperti Likok Pulo dan sebagainya.

Dek Gam memakai alat musik rapai yang sekarang ini dijadikan sebagai pengiring tarian ratoh jaroe. ia yakin bahwa alat musik ini dapat membantunya dalam memperbaiki masa depan perekonomian saat berada di perantauan. Dengan bakat seni yang Dek Gam miliki, dia percaya untuk menjadi pelatih tari di anjungan Pemerintah Aceh.

Baru kemudian sekitar pertengahan dekade 2000-an, Dek Gam dipercaya untuk menjadi seorang koreografer dalam parade di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ketika acara tari tingkat nasional.

Adanya acara tersebut membuatnya berhasil mendapatkan gelar sebagai koreografer terbaik. Berawal dari kisah tersebut, Dek Gam mulai mengembangkan kesenian tari bernama ratoh jaroe dan ia menjadi pengajar tari di Jakarta.

Tari ratoh jaroe bertujuan untuk menunjukan karakteristik wanita Aceh, yang dikenal kompak satu sama lain, pemberani dan memiliki semangat pantang menyerah. Seiring dengan perkembangannya, tari ratoh jaroe juga digunakan untuk membangkitkan semangat masyarakat tanah Aceh.

Serba-serbi Tari Ratoh Jaroe

Gerakan-gerakan yang dipertunjukkan dalam kesenian tari ratoh jaroe mempunyai makna sebagai bentuk ekspresi perempuan bertekad kuat.

Gerakan yang diiringi irama musik serta adanya teriakan yang meledak-meledak, menggambarkan semangat para perempuan. Tidak hanya itu, kesenian tari ratoh jaroe juga menggambarkan rasa syukur kepada yang maha kuasa.

Pertunjukan kesenian tari ratoh jaroe menggunakan suara rapai sebagai alat musik sebagai pengiringnya. Alat musik rapai, merupakan salah satu jenis perkusi yang dimaikan dengan cara dipukul, mirip dengan rebana.

Pertunjukan tari ratoh jaroe juga dilengkapi alunan syair dari vokalis, yang biasanya berada di sisi kanan dan kiri para penari. Syair yang digunakan sebagai pengiring tari ratoh jaroe adalah syair-yair bernuansa Islam.

Tak hanya itu, syair-syair yang dilantunkan dalam kesenian tari ratoh jaroe juga mengandung nasihat-nasihat, yang biasanya diucapkan dalam bahasa daerah Aceh.

“Jika disimak syair-syair yang acapkali dilantunkan dalam mengiringi Tari Ratoh Jaroe ada beberapa hal yang sebenarnya hendak disampaikan. Yakni ajakan saling memberi salam saat bertemu, mengingatkan agar tidak lalai dengan kewajiban, terutama kewajiban manusia kepada Allah SWT dan mendoakan kebaikan bagi sesama serta masyarakat dan daerah tercinta,” kata Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki.

Perbedaan Tari Ratoh Jaroe dan Tari Saman

Sekilas, kesenian tari ratoh jaroe mirip dengan tari saman. Namun, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan. Perbedaan utama antara dua kesenian ini, adalah dalam cara pembawaannya.

Kesenian tari ratoh jaroe dibawakan secara berkelompok oleh penari perempuan dan berjumlah genap. Sementara, tari saman dibawakan oleh gabungan penari laki-laki dan wanita.

Selain itu, tari ratoh jaroe banyak menggunakan gerakan yang tegas dan cepat. Kemudian, secara umum gerakan kesenian tari ratoh jaroe dibagi menjadi beberapa bagian, yakni bumpempeng, ja ku timang, dan lilahoyan.

Tari ratoh jaroe menggunakan pola lantai garis lurus secara horizontal. Pola lurus ini, menunjukan hubungan antar manusia yang sejaja dan sama. Semua penari ketika dalam posisi duduk, sesekali akan berdiri menggunakan lutut mereka, serta akan membungkukan badan.

Pola tangan yang dilakukan oleh para penari kesenian tari ratoh jaroe tidak jauh berbeda dengan tari saman. Gerakan tangannya berupa menepuk-nepukan tangan ke bagian dada sembari menjentikkan jari dan menggelengkan kepala. Pola dari gerakan tangan ini akan mengikuti lantunan irama tabuhan musik pengiring.

Biasanya, para penari akan melantunkan syair dan membalas syair yang dilantunkan oleh syahi (penabuh alat musik). Namun di dalam beberapa adegan, para penonton akan dikejutkan dengan teriakan melengking dari penari sebagai salah satu ciri khas daro tarian ratoh jaroe dari Aceh ini.

Dalam segi kostum yang digunakan para penari, biasanya pemain atau penari kesenian tari ratoh jaroe menggunakan pakaian polos berwarna merah, hijau, kuning dan masih banyak lagi.

Kostum ini akan dikombinasikan dengan songket Aceh. Para penari menggunakan kerudung lengkap dengan ikat kepala berwarna. Para penari tidak akan menggunakan properti layaknya tari tradisional lainnya, hanya saja mereka menggunakan ikat kepala.

Sedangkan dalam segi tata riasan untuk tarian ini menggunakan konsep rias cantik, namun tidak terlalu mencolok. Sebab riasan disini untuk menyesuaikan dengan kostum yang berwarna polos.

Kesenian tari ratoh jaroe sudah dikenal oleh masyarakat luas. Perkembangan seni tari ini, mencapai puncaknya saat pembukaan Asian Games pada 2018 lalu.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.

Tags: AcehPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTari Ratoh JaroeTari SamanTravelling Indonesia
Previous Post

5 Rekomendasi Pusat Oleh-oleh di Madiun

Next Post

Kuliner Langka, Rendang Kerang Kaya Protein

Related Posts

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman
Art & Culture

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman

April 18, 2025
Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah
Art & Culture

Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah

April 16, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

April 15, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

April 8, 2025
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok
Art & Culture

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok

April 7, 2025
Next Post
Kuliner Langka, Rendang Kerang Kaya Protein

Kuliner Langka, Rendang Kerang Kaya Protein

Popular

  • Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tape Singkong, Kuliner Tradisional Hasil Fermentasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Kemenpar Berikan Himbauan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wings Air Buka Rute Penerbangan Baru di Sumbagsel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Objek Wisata Pantai Pangandaran Jadi Primadona Sepanjang Libur Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

May 16, 2025
Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

May 15, 2025
Sate Bulayak, Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

Sate Bulayak, Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

May 14, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022