• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Dongkrek, Ritual Tolak Pagebluk khas Madiun

Austin Devon by Austin Devon
September 12, 2022
in Art & Culture
Kesenian Dongkrek asal Madiun

Kesenian Dongkrek asal Madiun - Dok. Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Alkisah wabah penyakit menyerang Mejayan di Kawedanan Caruban, Kabupaten Madiun. Banyak penduduk yang terkena. Begitu parahnya wabah tersebut hingga ada ungkapan, “Pagi sakit, sore harinya meninggal.” Cerita itu terekam dalam kesenian tradisional khas Madiun bernama Dongkrek.

Kesenian Dongkrek lahir sekitar 1867 di Onderdistrik (Kecamatan) Mejayan, Kawedanan Caruban, Kabupaten Madiun. Kala itu Raden Ngabehi Lo Prawiradipura menjadi Palang atau Demang (jabatan setingkat kepala desa) yang membawahi lima desa.

Menurut cerita turun-menurun, kala wabah penyakit melanda Mejayan, Raden Ngabehi Lo Prawiradipura sangat prihatin dengan keadaan yang melanda warganya.

Sebagai pemimpin, keadaan warga di wilayahnya tentu menjadi tanggung jawabnya. Sebab itu, ia mencari cara untuk mengatasi wabah penyakit yang menyerang warganya. Hingga akhirnya ia meminta bantuan pada Yang Maha Kuasa dengan bertapa di wilayah gunung kidul Caruban.

Akhirnya, ia mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian sebagai tolak bala. Kesenian tari itu ternyata ampuh mengusir wabah penyakit dari Mejayan.

Nama “Dongkrek” Berasal dari Suara Musik

Kesenian Dongkrek asal Madiun
Kesenian Dongkrek asal Madiun

Nama Dongkrek berasal dari suara alat musik pengiring yang digunakan, yaitu dung dan krek.

Bunyian dung berasal dari beduk atau kendang. Sedangkan bunyi krek berasal dari alat musik kayu berbentuk persegi. Pada salah satu sisi alat musik itu terdapat tangkai kayu yang bergerigi sehingga saat digesek akan berbunyi krek.

Dalam perkembangannya, digunakan pula alat musik lainnya berupa gong, kenong, kentongan, kendang, dan gong berry.

Mengisahkan Pertarungan Sengit

Ilustrasi Pertarungan Dongkrek asal Madiun
Ilustrasi Pertarungan dalam Kesenian Dongkrek asal Madiun

Kesenian ini berupa tari fragmen satu babak yang mengisahkan pengusiran roh halus. Lakonnya terdiri asas sekelompok buto kala, orang tua sakti, dan dua perempuan paruh baya.

Dua perempuan yang melambangkan warga desa itu dikepung oleh para pasukan buto kala. Lalu muncul sesosok lelaki tua dengan tongkatnya berupaya untuk menyelamatkan kedua perempuan dari gangguan roh halus. Terjadilah pertarungan sengit yang dimenangkan oleh orang tua sakti, dan dimenangkan oleh orang tua tersebut.

Setelah dikalahkan, para buto kala takluk dan mengikuti kehendak orang tua sakti tersebut. Orang tua sakti didampingi dua perempuan yang telah diselamatkannya menggiring pasukan buto kolo keluar dari Desa Mejayan. Dengan demikian, sirnalah pagebluk yang menyerang rakyat Desa Mejayan.

Sempat Dilarang Pentas

Aksi Para Seniman di Pementasan Dongkrek
Aksi Para Seniman di Pementasan Dongkrek asal Madiun

Setelah mengalami masa kejayaan dari periode 1867-1902, pemerintah kolonial Belanda sempat melarang kesenian ini untuk pentas di panggung terbuka.

Demikian pula saat Jepang berkuasa, semua tradisi budaya lokal dihentikan. Kesenian Dongkrek juga termasuk di dalamnya.

Dibangkitkan Kembali

Aksi Para Seniman di Pementasan Dongkrek
Aksi Para Seniman di Pementasan Dongkrek asal Madiun

Kesenian Dongkrek dibangkitkan kembali oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun dan Propinsi Jawa Timur pada 1973. Saat itu, Pemerintah setempat berusaha merekonstruksi sejarah dan pakem kesenian Dongkrek melalui penelusuran dan studi dokumentasi.

Selain sebagai ritual tolak bala di Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Dongkrek telah berkembang sebagai seni pertunjukan. Kesenian ini dikembangkan sebagai hiburan rakyat dengan penambahan alat musik dan penari latar agar lebih menarik.

Pada 2009, kesenian Dongkrek ditetapkan sebagai kesenian khas serta aset kekayaan budaya milik Kabupaten Madiun. Seni pertunjukan tradisional ini dipentaskan pada berbagai pagelaran budaya sebagai kekayaan warisan leluhur yang dimiliki Kabupaten Madiun.

Di antaranya pada 2005, ketika Kelompok Seni Dongkrek Condro Budoyo, mendapat kesempatan untuk turut mengisi acara Gita Nantya Nusantara atau Pawai Budaya Nusantara di Istana Negara.

Pada 2014, Dongkrek ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dari Provinsi Jawa Timur.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.

Tags: DongkrekMadiunPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTravelling Indonesia
Previous Post

Gulai Taboh, Kelezatan Kuliner khas Lampung

Next Post

Promo Tiket Kereta Api di KAI Expo 2022

Next Post
Banjir Promo di KAI Expo 2022

Promo Tiket Kereta Api di KAI Expo 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Raja Ampat

Raja Ampat, Pulau Surga di Ujung Papua

February 4, 2023
Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

Bali Pencak Silat Festival 2022, IPSI Bali Reborn

December 29, 2022
Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

Vihara Hok Tek Tjeng Sin Buka 24 Jam Selama Imlek

January 22, 2023
Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

Sulaman Naras Pariaman Menembus Pasar Internasional

January 11, 2023
Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia

3
Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

Tak Perlu Pergi Jauh, Bogor Punya Wisata Bertema Eropa

2
Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

Mengulik Tradisi Begawi Adat Lampung

1
Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

Pali-pali, Menu Sakral Kesultanan Ternate

1
Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

February 5, 2023
Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

February 4, 2023

Recent News

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

Kayu Batik, Mengabadikan Goresan Mosaik Alam

February 5, 2023
Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

February 5, 2023
Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

Pameran Makanan Pernikahan Berlangsung di Sasana Kriya TMII

February 5, 2023
Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

Tarian Hudoq, Permohonan Kepada Sang Leluhur

February 4, 2023
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • About Us
  • Contact Us
  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Indonesian Tourism Information
  • Indonesian Tourism Website
  • Management
  • Travelling Indonesia

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022