Travelling Indonesia – Tari Lumense merupakan tari tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Secara etimologi, nama Lumense berasal dari kata lumme dan ense, lumme biasa diartikan sebagai kegiatan membuang atau membersihkan genangan air, sedangkan ense bermakna menari.
Jadi secara harfiah, Lumense mempunyai arti sebagai tarian yang dipentaskan dalam rangka membersihkan noda, dosa, dan penyakit yang ada di dalam diri.
Sebelum kedatangan Islam ke Sulawesi Tenggara, Lumense dilakukan sebagai ritual oleh masyarakat tradisional Kabaena untuk memanggil arwah leluhur. Pemanggilan roh leluhur itu dilakukan dalam upacara tradisional Meoli, yang bertujuan untuk menghormati roh leluhur sebagai penguasa, juga sebagai jalan untuk membersihkan hati yang kotor.
Baca:
- Siput Masak Gulai, Sensasi Kelezatan Kuliner Tradisional Riau
- Panorama Alam Memesona Desa Paropo di Pedalaman Dairi
- Berburu Promo di BCA Tiket.com Travel Fair 2023
Dahulu, untuk mementaskan tari Lumense membutuhkan banyak sesajian. Sesajian tersebut diperuntukkan bagi leluhur agar bersedia hadir.
Konon penari Lumense tidak diciptakan, melainkan ditarikan begitu saja oleh orang-orang yang kerasukan arwah leluhur dalam upacara tradisional Meoli. Dipentaskannya tari Lumense dalam Meoli kemudian menandakan bahwa arwah leluhur telah berada di tengah-tengah mereka.
Seiring berjalannya waktu, kesultanan Buton menjadikan tari Lumense sebagai tarian yang dipentaskan untuk mengiringi masyarakat dalam membuka lahan garapan.
Secara umum tari Lumense ditarikan oleh 12 orang, yaitu 6 laki-laki dan 6 perempuan dengan mengenakan pakaian tradisional. Gerakan awal yang dipertontonkan adalah maju-mundur dan saling bertukar posisi untuk kemudian membuat formasi.
Di bagian tengah pementasan, salah seorang penari akan menebas batang pohon, gerakan tersebut merupakan gerakan klimaks dalam pementasan tari Lumense.
Pemotongan batang pisang tersebut menggambarkan proses membuka lahan bagi masyarakat adat Sulawesi Tenggara. Kemudian di bagian penutup tarian, para penari melakukan gerakan membentuk formasi sambil membuat gerakan maju-mundur dan membuat konfigurasi lingkaran.
Tari Lumense biasa diiringi oleh alat musik tradisional berupa gong besar yang dikenal dengan nama tawa-tawa, dan gong kecil yang disebut dengan ndegu-ndegu. Di tengah-tengah musik yang bermain terkadang diselipkan nyanyian berupa mantra-mantra.
Kini tari Lumense tidak hanya dipentaskan dalam kegiatan membuka lahan saja, melainkan juga dalam berbagai kegiatan budaya dan penyambutan tamu agung.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.