Travelling Indonesia – Sebagai kota budaya, Solo tentu memiliki bermacam-macam kegiatan dan peninggalan benda seni yang hingga kini terus dilestarikan. Mulai yang bersifat benda, tradisi, karya panggung, kuliner, dan masih banyak yang lainnya.
Beberapa peninggalan kebudayaan yang masih ada di Kota Solo, antara lain Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Loji Gandrung, Gedung BI Solo, dan lain-lainnya. Sedangkan peninggalan lain yang berupa karya dan masih terjaga hingga kini adalah kesenian tari.
Pada Era modern ini, untuk melanggengkan sebuah karya yang berbentuk karya pementasan, tentunya tidak mudah dilakukan. Selain makin minim penikmat karya panggung, anak-anak sekarang tidak melihat seni tari sebagai sebuah hal yang menarik.
Baca:
- Kawah Kamojang, Destinasi Wisata Alam Memikat di Garut
- Sate Klathak Pak Pong, Sate Legendaris di Yogyakarta
- Tari Tabot, Ilustrasi Perlawanan Masyarakat Bengkulu
Tetapi di Solo, seni tari mampu dipertahankan oleh komunitas pecinta budaya agar tari tradisional tetap eksis. Aktivitas seni tari tergabung dalam suatu sanggar tari. Menurut data yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Kota Solo memiliki sanggar tari yang jumlahnya kurang lebih 172 sanggar.
Namun tidak semua potensi ratusan sanggar seni tersebut dapat mengambil peran. Belum lagi di Solo juga terdapat sekolah formal serta perguruan tinggi dengan jurusan tari, yakni SMKN 8 (dulu SMKI) dan ISI Solo. Hal ini setidaknya membuktikan bahwa masyarakat Solo sadar pentingnya memelihara kesenian sebagai upaya memegang erat “kekayaan” non bendawi yang dimiliki.
Sudah banyak event bertajuk budaya diselenggarakan, seperti event Solo Menari. Acara tersebut, terakhir terselenggara pada tahun 2021, dengan menampilkan Tari Kidang yang dilaksanakan serentak oleh 54 Kelurahan di Kota Surakarta, terdapat masing-masing 7 Penari dari setiap Kelurahan. Pementasan Solo Menari, dipusatkan di Rumah Kabudayan Ndalem Djojokoesoeman dan disaksikan secara langsung.
Salah satu sanggar tari yakni Semarak Chandra Kirana Art Center, mendukung serta mengajak agar semua sanggar di Kota Solo untuk membentuk jaringan yang solid. Dengan berjejaring akan memberikan dampak atau pengaruh pada aktivitas sanggar. Salah satunya yakni menjadi kesatuan yang mandiri kedepannya, serta lebih mudah untuk memajukan budaya Kota Solo.
Selain itu, juga mampu menarik pihak swasta dan sponsor untuk mempromosikan aktivitas mereka. Sanggar tari yang cukup melegenda adalah Sanggar Tari Kemasan yang terletak di Jalan Kemasan I, No. 7, Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres. Sanggar Tari kemasan sudah ada sejak 1976 lalu meskipun sempat vakum selama 13 tahun namun hingga kini masih eksis.
Para seniman tari di Solo, sering mendapatkan kesempatan memamerkan kreasi mereka baik di aktivitas kegiatan masyarakat umum maupun event khusus. Kadang di acara hajatan, kegiatan kampung, malam tirakatan dan berbagai perayaan menjadi ajang panggung pelaku seni tari.
Sementara ajang khusus misalnya tampil rutin di acara Ketoprak Sriwedari, Ketoprak Balekambang, acara keraton atau ajang khusus lainnya. Sementara, untuk perform di panggung yang kelasnya lebih internasional, mereka dapat terlibat dalam Mangkunegaran Performing Arts, Solo Menari 24 jam, Semarak Budaya Indonesia, Solo International Performing Arts, dan berbagai acara internasional lain.
Bukan hanya ajang internasional saja yang dimiliki Solo, namun penari-penari kelas dunia juga banyak dari Solo, sebut saja Suprapto Suryo Sudarmo, Sardono W Kusumo, Retno Maruti, Eko Supriyanto alias Eko Pece, dan nama lainnya. Bahkan nama terakhir merupakan salah satu koreografer penyanyi internasional asal Amerika Serikat, Madonna.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.