• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Sapundu, Seni Ukir Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah

Austin Devon by Austin Devon
March 5, 2023
in Art & Culture
Sapundu, Seni Ukir Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah

Karya seni Sapundu. (Pemprov Kalimantan Timur)

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Sapundu adalah karya seni ukir tradisional khas suku Dayak di Kalimantan Tengah. Masyarakat Dayak Ngaju membuatnya sebagai alat kelengkapan upacara Tiwah.

Bentuk Sapundu beragam. Biasanya berupa patung bermotifkan ukiran dan ornamen khas Dayak. Sapundu atau tiang pengorbanan, menjadi salah satu kewajiban yang harus disiapkan serta menjadi simbol sakralnya upacara kematian Tiwah.

Ritual Tiwah merupakan upacara adat kematian yang dilaksanakan masyarakat Dayak Ngaju penganut Kaharingan. Ritual ini bertujuan untuk mengantar arwah menuju tempat asal (lewu tatau) bersama Ranying (dewa tertinggi dalam kepercayaan Kaharingan).

Baca:

  • Kemolekan Kampung Adat Prailiu di Sumba Timur
  • Sup Parende Khas Buton, Lezat dan Bergizi
  • Staycation dan Hidden Gems, Jadi Tren Travelling 2023

Bagi pemeluk Kaharingan, Sapundu merupakan penghormatan terhadap roh dari orang yang telah meninggal. Tanpa Sapundu, berarti tak ada yang menjadi pengawal roh menuju lewu tatau. Bagi masyarakat Dayak, Sapundu merupakan benda yang sakral yang dikeramatkan.

Sapundu hanya akan dibuat ketika pihak keluarga melaksanakan ritual Tiwah, yaitu upacara ritual Kaharingan untuk mengantarkan roh orang yang telah meninggal menuju kehidupan abadi.

Secara fisik, Sapundu berbentuk sebuah tiang yang biasanya terbuat dari kayu besi atau lebih dikenal sebagai kayu ulin. Kayu diukir sedemikian rupa sehingga mampu menggambarkan sosok atau kebiasaan almarhum yang akan di Tiwah-kan tersebut. Sapundu biasanya berbentuk patung laki-laki ataupun perempuan.

Sapundu. min min scaled
Karya seni Sapundu.

Dilansir dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia, tidak ada aturan adat yang secara ketat mengatur motif ukiran pada Sapundu. Namun, pada kenyataannya motif ukiran Sapundu hampir seluruhnya menggambarkan tentang manusia.

Pada upacara Tiwah, tiang berukir tersebut digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang akan dikurbankan. Sebagai pengikat hewan kurban, Sapundu biasanya ditempatkan di lokasi pelaksanaan tiwah. Setelah upacara selesai, Sapundu kemudian dicabut lalu didirikan kembali di depan sandung keluarga yang ditiwahkan.

Sapundu harus di tempatkan berdampingan dengan Sandung atau replika rumah panggung yang menjadi tempat tulang belulang orang yang talah jalani ritual Tiwah. Ini sebagai bentuk pengawalan Sapundu terhadap roh menuju alam surga.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Travelling Indonesia, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok.

Tags: Dayak NgajuKalimantan TengahPeta Wisata IndonesiaSapunduTravelling Indonesia
Previous Post

Sederet Ajang Sport Tourism Kelas Dunia di Indonesia

Next Post

Tape Singkong, Kuliner Tradisional Hasil Fermentasi

Related Posts

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman
Art & Culture

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman

April 18, 2025
Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah
Art & Culture

Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah

April 16, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

April 15, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

April 8, 2025
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok
Art & Culture

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok

April 7, 2025
Next Post
Tape Singkong, Kuliner Tradisional Hasil Fermentasi

Tape Singkong, Kuliner Tradisional Hasil Fermentasi

Popular

  • Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tape Singkong, Kuliner Tradisional Hasil Fermentasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Kemenpar Berikan Himbauan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wings Air Buka Rute Penerbangan Baru di Sumbagsel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Objek Wisata Pantai Pangandaran Jadi Primadona Sepanjang Libur Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

May 16, 2025
Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

May 15, 2025
Sate Bulayak, Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

Sate Bulayak, Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

May 14, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022