• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Travelling Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS
No Result
View All Result
Travelling Indonesia
No Result
View All Result
Home Art & Culture

Tradisi Tupping, Simbol Perlawanan Masyarkat Lampung Selatan

Austin Devon by Austin Devon
February 1, 2023
in Art & Culture
Tradisi Tupping, Simbol Perlawanan Masyarkat Lampung Selatan

Tupping. (Istimewa)

Share on FacebookShare on Twitter

Travelling Indonesia – Masyarakat Lampung memiliki kesenian topeng tradisional. Tupping namanya. Seni topeng ini ditampilkan dalam bentuk pertunjukan drama tari kepahlawanan.

Tupping merupakan topeng kayu yang berjumlah 12, masing-masing topeng memiliki ekspresi wajah dan karakter tokoh yang berbeda-beda. Karakter yang ditampilkan tupping antara lain kesatria yang sakti, tetua yang bijaksana, kesatria berwatak kasar, kesatria berwibawa, putri yang lemah gemulai, anak-anak yang sedang bersedih, dan tokoh jenaka.

Karakter topeng yang ditampilkan disesuaikan dengan kisah yang ditampilkan dalam pertunjukan.

Baca:

  • Taman Nasional Taka Bonerate, Terbesar Ketiga di Dunia
  • Soto Padang, Kehangatan Dalam Semangkuk Kuliner Berkuah
  • Tari Ratoh Jaroe, Gerakkan Hati Saling Tebar Kebaikan

Dulu, tupping dianggap memiliki nilai sakral yang tinggi. Sebab itu, jumlahnya tidak dapat ditambah ataupun dikurangi, tidak bisa ditiru ataupun diubah bentuk karakternya. Karena sifatnya yang sakral, tidak sembarang orang dapat mengenakannya.

Jumlah tupping ada 12, dengan julukan, tugas, dan karakteristik yang berbeda-beda. Kedua belas tupping adalah pasukan khusus yang bertugas memantau pergerakan penjajah di sekitar Kalianda dan Gunung Rajabasa.

Di daerah Kuripan, tupping hanya dapat digunakan oleh orang dari garis keturunan tertentu. Sementara, di daerah Canti, topeng kayu ini hanya boleh digunakan oleh pemuda berusia 20 tahun.

Daerah Canti dan Kuripan merupakan dua daerah yang identik dengan tradisi tupping. Di dua daerah itu, tupping dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Pada saat ini, masyarakat Lampung menampilkan tupping sebagai drama tari kepahlawanan. Drama ini biasa ditampilkan dalam prosesi pernikahan adat Lampung.

Kesenian Topeng dari Lampung Selatan e1675240927785
Jenis karakter tupping.

Cerita yang diangkat biasanya mengisahkan kegigihan pasukan Radin Inten I (1751-1828), Radin Imba II (1828-1834), dan Radin Inten II (1834-1856) dalam melawan kolonial Belanda. Para tokoh ini dikenal sebagai pahlawan kebanggaan masyarakat Lampung yang gigih mengobarkan semangat perlawanan terhadap panjajahan Belanda.

Sebagian tupping tua masih disimpan oleh keluarga pemiliknya di Lampung Selatan. Selain itu, patung tupping juga tersebar di beberapa titik di Lampung Selatan sebagai penanda kota, seperti di daerah dermaga Bom Baru dan di gerbang masuk kota Kalianda yang berada di jalan lintas Sumatera.

Saat ini, tupping telah direaktualisasi atau dikembangkan dalam bentuk pentas seni dan festival budaya. Tupping Seribu Wajah pernah menjadi bagian dari Festival Krakatau yang diadakan setiap tahun oleh Pemprov Lampung. Pada 2016, Kemdikbud menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia asal Provinsi Lampung.

Tags: LampungPeta Wisata IndonesiaSeni dan BudayaTravelling IndonesiaTupping
Previous Post

Grup Accor Luncurkan Handwritten Collection

Next Post

Angeun Lada, Kuliner Berkuah Ala Banten

Related Posts

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung
Art & Culture

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

May 21, 2025
Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan
Art & Culture

Jangkrik Genggong, Gaungkan Wisata Budaya Asal Pacitan

May 15, 2025
Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman
Art & Culture

Festival Tabuik, Upacara Adat Minangkabau di Pantai Pariaman

April 18, 2025
Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah
Art & Culture

Alat Musik Rebab, Kesenian Betawi Warisan Budaya Timur Tengah

April 16, 2025
Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh
Art & Culture

Tari Busak Baku, Simbol Keindahan dan Harmoni Dayak Lundayeh

April 8, 2025
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok
Art & Culture

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Lombok

April 7, 2025
Next Post
Angeun Lada, Kuliner Berkuah Ala Banten

Angeun Lada, Kuliner Berkuah Ala Banten

Popular

  • Sayur Besan Khas Betawi, Sajian Spesial Acara Pernikahan

    Sayur Besan Khas Betawi, Sajian Spesial Acara Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Artotel Gelora Senayan Usung Hotel Berkonsep Sport, Seni dan Gaya Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nite & Day Hotel Hadirkan Promo Jelang HUT Kota Semarang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar Harga Tiket Timnas Indonesia Vs China, Termurah Rp300 Ribu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Total 6 Ribu Peserta Ramaikan Milo Activ Indonesia Race 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent News

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

Babat Gongso, Jejak Tersisa Cheng Ho Dalam Kuliner Semarang

May 21, 2025
Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

Tari Melinting, Warisan Budaya Kerajaan Lampung

May 21, 2025
Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025

Mandalika Tawarkan Ajang Bertajuk Pocari Sweat Run Lombok 2025

May 20, 2025
Rujak Aceh, Kuliner Kaya Rasa di Setiap Suapan

Rujak Aceh, Kuliner Kaya Rasa di Setiap Suapan

May 20, 2025
Travelling Indonesia

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • DESTINATION
  • SPORT TOURISM
  • FOOD
  • ART & CULTURE
  • HOTEL
  • TRAVEL
  • EVENT
  • MERCHANDISE
  • HITS

All Rights Reserved by travellingindonesia.com © 2022